BAGIAN 8

92 11 0
                                    

Selamat baca semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat baca semuanya.

Jangan lupa pencet bintangnya.

HOW ARE YOU?


"Apa yang pengen lo ngomongin Lin?" tanya Maartje seraya menaikkan tas ransel ke punggungnya. 

Pembelajaran telah selesai beberapa menit yang lalu. Namun Alin sengaja untuk menyuruh teman-temannya agar tidak meninggalkan kelas. 

"Soal kematian Gerry." Alin membuka suara tentunya mereka bertanya-tanya apa yang ingin gadis itu sampaikan. 

"Jangan bahas kematian dong merinding tau," celetuk Savva. 

"Cuma mau bahas itu?" Lim memutar bola matanya malas. Ia melanjutkan aktivitasnya bermain rubik dengan mengubah posisi yang tadinya duduk di kursi sekarang duduk di atas meja. 

"Gue kirain ada hal penting," tukas Farlan membuat Alin melototkan mata ke arahnya. 

"Lo kira ini gak penting? Kalian harus dengerin penjelasan gue dulu. Kematian Gerry..." Alin menggantungkan ucapannya. 

"Kenapa kematian Gerry?" tanya Maartje. 

"Kalian ngerasa aneh gak sih tentang kematian Gerry. Gue ngerasa kalau sekolah sengaja nutupin berita ini," jelas Alin. 

Di sisi lain, Demian menahan Aya saat ingin membuka suara. Aya yang juga merasa sepemikiran dengan Alin. 

Demian berbisik di telinga Aya. "Gak usah, ya!"

Aya menatap Demian dengan tatapan bertanya-tanya. Bukankah lebih baik jika mereka bekerja sama dengan Alin. Berdua saja rasanya kurang bagi Aya. Yang gadis itu inginkan mereka bersama-sama untuk mengungkapkan kasus ini. Namun disini, Aya tetap menghargai keputusan Demian. 

Demian menggelengkan kepala."Bukan saatnya! Nanti aja," ucap Demian dengan pelan hanya didengar oleh keduanya. 

Suasana kelas mendadak hening. Kali ini semuanya terdiam. Tidak ada yang menggubris perkataan Alin. Apa karena mereka tidak mengerti yang di ucapkan Alin atau mereka benar-benar tidak perduli tentang masalah ini. 

"Sorry semua, gue sama Aya ada urusan," ucap Demian kemudian ia dan Aya meninggalkan kelas. 

"Kalian tau  muak gak? Iya gue muak dari tadi pembahasannya ini mulu. Bosen gue Anjir, gak ada pembahasan lain apa," ketus Farlan. 

"Sama gue juga muak." Katy juga ikut berbicara. "Sav pulang yuk, capek pengen istirahat gue," sambungnya. 

"Orang tua Gerry juga udah gak mau ngelanjutin penyelidikan kematian Gerry, lo sadar gak Gerry gak bakal tenang kalo lo gini terus. Ikhlasin dia, gue tau lo deket sama Gerry. Tapi kita juga capek kalo ngebahas Gerry mulu," sarkas Jack. 

"Kalian apa-apaan sih nggak ada solidaritas banget," geram Mattheo melihat respon dari teman-temannya. 

"Terserah," cetus Lim saat melewati Mattheo dan Alin. 

How Are You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang