《 Diamnya Dia 》

316 34 0
                                    

Di kantin sekolah Gemintang, sangat berisik membuat seorang pemuda menatap sekitarnya malas.

Alaska entah kenapa tidak berselera makan saat melihat keadaan kantin, namun saat mengingat Kakaknya yang mungkin kelaparan, membuatnya mau tak mau harus memasuki kantin dan memesan makanan.

Melihat sekitar yang dipenuhi lautan manusia, Alaska tersenyum tipis saat mendapatkan tempat duduk dipojok kiri kantin.

Berjalan kearah stand makanan mie ayam, memesan dua porsi dan segera pergi ke meja yang sudah ditandai olehnya.

Tepat saat dirinya duduk, meja yang dirinya tempati di pukul kuat. Saat menengadah keatas Alaska melihat wajah River seperti menahan marah dengan wajah merah.

Alaska yang tidak bisa menahan penasarannya bertanya, "Kenapa?" Everest hanya meliriknya singkat, lalu memakan mie ayam yang sudah disiapkan oleh Alaska.

Alaska yang melihatnya hanya membiarkan. Mungkin tentang keluarganya, begitulah batin Alaska yang tidak ingin memasuki urusan privasi seseorang.

"Ka, menurut lo ini beneran dunia novel?" tanya Everest tiba-tiba, Alaska yang sedang mengunyah berusaha menelan dan segera menjawab, "Mungkin, kalau dunia kita juga gak ada yang berubah menurut gue. Kenapa?" Alaska sadar kalau tidak ada yang beres saat Everest pergi ke kamar mandi.

"Gapapa."

Dan mereka melanjutkan makan dengan diam. Meja mereka hening, hanya ada suara kegaduhan disekitar mereka.

Saat lagi diam-diaman memikirkan urusan masing-masing, tiba-tiba ada sekelompok gadis mendatangi mereka. Salah satunya Everest kenal.

"Permisi, Kak. Boleh kami gabung disini? Soalnya meja yang lain sudah penuh." Pinta salah satu dari sekelompok gadis itu yang berambut panjang bergelombang berwarna coklat terang.

Everest mengangguk, mengizinkan mereka untuk bergabung. Alaska diam tidak merespon, entah kenapa diamnya Everest berdampak juga bagi Alaska yang ikutan badmood.

Segerombolan gadis yang berjumlah empat orang segera duduk di bangku kosong. Everest dihimpit oleh gadis berambut panjang yang disanggul asal dan gadis berambut sebahu berwarna hitam, sedangkan Alaska dihimpit oleh gadis berponi berlesung pipi dan gadis dengan rambut panjang bergelombang berwarna coklat.

Everest dan Alaska melanjutkan makannya dengan diam, sedangkan para gadis asyik mengobrol pelan.

Tak terasa makanan telah habis, namun mereka belum beranjak dari tempat duduknya. Para gadis yang merasa canggung mencoba untuk mencairkan suasana, "Boleh kenalan? Aku Lluvia Azalea." Gadis yang berada di sisi kanan Alaska memperkenalkan diri dengan ramah. Berambut sedada dengan poni layer yang cocok dimuka bulatnya dan berlesung pipit saat tersenyum, menambah kesan manis diwajahnya.

Gadis itu yang bernama lengkap Lluvia Azalea memperkenalkan diri dengan senyum khasnya, disusul oleh gadis yang duduk disebelah kiri Everest, berambut sebahu dengan ekspresi judes, "Gue Juniper Phlox." Everest mengangguk, Alaska masih terdiam diri.

"Aku Varsha Diantha!" Lanjut gadis disamping kiri Everest dengan semangat.

"Aku Viola Lxora Marguerite, salam kenal, Kak Aska." Everest menatapnya sinis sedangkan gadis itu tidak menghiraukan tatapan dari River.

'Maksud dari panggilan "Kak Aska" apa ya deck?!'

Alaska yang peka dengan tatapan Everest pun mengerutkan kening, terdiam sebentar setelahnya tersadar sesuatu.

Everest berdiri, mengundang tatapan bertanya dari pada gadis dan Alaska, "Kemana?" tanya Alaska.

"Kelas." Setelahnya pergi meninggalkan Alaska yang merasa tidak beres, kepergian Everest dibarengi bel masuk.

RivEstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang