MPH-16

71 9 3
                                    


Kini semuanya hanyalah tentang frasa rindu
-lee jieun


"Selamat datang Min Yoongi"

"Min Jieun?!!"

------------------------------------------------------------------

   Sosok Jieun berhenti tegap di sebelah Yoongi. Pria itu masih sangat terkejut, seolah menepis bahwa ini semua adalah mimpi. Diam dan tertunduk, hanya itu yang dapat Jieun lakukan, jujur saja ia senang melihat Yoongi yang ia rindukan. Tapi, ada sesuatu di dalam dirinya yang seakan akan menolak untuk berjumpa dengan sang suami, sesuatu itu adalah rasa takut. Rasa takut dan trauma yg telah di torehkan Yoongi masih membekas jelas di pikirannya.

"J-jieun? Benarkah? Kau tidak sedang berbohong kan?" Yoongi meraba seluruh permukaan wajah Jieun dan berakhir menangkup pipi sang istri.

Tidak, ini bukan lah mimpi. Bahkan jika ini adalah mimpi, maka mimpi ini akan menjadi mimpi yang terindah bagi Yoongi.

"Benar, dia adalah Jieun istrimu" ucap Jaesung sembari mendekati sepasang kekasih itu.

Greb.

Tanpa basa basi Yoongi memeluk tubuh gadis yang ia rindu. Air mata tak luput menghiasi wajah pria pucat itu, air mata kebahagiaan. Ia tak bisa membendung rasa bahagianya sehingga ia tumpahkan melewati air mata.

"Mianhae..mianhae.. jangan hukum aku dengan kerinduan ini, Jieun.."ucap Yoongi

Jieun mematung, apa yang telah ia perbuat pada prianya? Mengapa Yoongi terlihat sangat hancur sekarang? Sebegitu rindu kah Yoongi terhadapnya? Di balik itu semua Jieun yang masih dalam penyembuhan psikologis masih di hantui dengan pikiran buruknya tentang Yoongi. Tapi ia tidak menepis, bahwa ia juga merindukan sang suami. Gadis itu merengkuh balik tubuh Yoongi yang masih bergetar akibat menangis. Mengusap punggung suaminya dengan harapan ia lebih tenang meski dirinya juga berada dalam kecemasan.

"Bogoshipo..."ucap yoongi lirih. Terselip nada lelah di tekanan katanya.

"Sshtt...a-aku sudah ada disini".

⬛      ⬛       ⬛

Yoongi kini sudah lebih tenang, dan mereka sudah saling duduk berhadapan dengan Jaesuk di sofa sebrang. Sekarang adalah waktu Jaesuk menceritakan semua kronologi kejadian yang sebenarnya. Tentang mengapa Jieun bisa kabur dari hari mengenaskan baginya.

"Seperti yang kau tahu, aku adalah dokter spesialis organ dalam. Belakangan ini aku memiliki seorang pasien muda dengan penyakit kanker otak. Dia sudah menjadi pasien ku sejak tiga tahun lalu. Dia selalu menjalani pengobatan dengan baik. Bahkan dia juga menjadi tempat ku bercerita saat lelah.

Tapi takdir tuhan berkata lain, tumor yang bersarang di otaknya tak mau pergi. Hingga akhirnya dia menyerah. Beberapa kali ia tak mendatangi ku untuk terapi. Hingga keadaannya memburuk dan terpaksa harus dirawat intensif di rumah sakit.

Aku selalu menjaganya dengan baik, mencoba membuatnya percaya bahwa dia akan kembali sehat seperti semula. Tapi dia menolak, dia sadar umurnya tidak akan bertahan lama dengan kanker otak stadium akhirnya. Lambat laun penyakit itu semakin menghabiskan tubuhnya. Ia mulai menjadi orang yang pelupa dan semakin kurus"

Jaesuk mengusap linangan air mata yang membasahi pipinya. Ia tak bisa membendung rasa bersalahnya pada gadis itu.

"Di hari pengadilan Jieun, dia juga ikut mendengar kabar. Dia adalah salah satu pengagum mu Yoongi, dia tau segalanya tentang mu. Begitu juga Jieun yang menjadi istri mu, dia tau tentang itu. Saat itu ia memohon padaku, dia ingin mengganti kan Jieun. Ia ingin dia yang di penggal, ia mau mati dengan keadaan terpenggal dari pada mati dengan penyakitnya. Akhirnya aku mengabulkan permintaan terakhirnya, aku menculik Jieun tepat di hari penghukuman dan menjadikan gadis itu sebagai ganti Jieun"

My Psycopath Husband-On Going✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang