MPH-12

125 13 1
                                    


Terlambat, semua itu karena kebodohan ku
-Min Yoongi

Kedua pasangan itu kembali di posisi semula, duduk saling berhadapan di ruang besuk tahanan. Tak ada pembicaraan antara keduanya, mereka sibuk pikiran mereka masing masing. Entah apa yang mereka pikirkan.

"Maafkan ak---"
"Cukup Yoongi, aku sudah memaafkan mu bahkan sebelum kau meminta maaf" potong Jieun. Jujur, ia tak tega melihat sisi lemah Yoongi yang selama ini tak pernah ia keluarkan.

Yoongi menunduk lunglai, ia masih mencoba berpikir bagaimana cara membebaskan Jieun dari tempat ini. Ini semua adalah kesalahan nya, tapi kenapa harus gadisnya yang ada disini.

"Pergilah Yoon, jam besuk akan segera habis" Jieun benar, Yoongi harus segera pergi.

Yoongi bangkit setelah mengucap salam, dalam hati ia berjanji akan membebaskan Jieun. Ia akan membawa pengacara terbaiknya untuk melepaskan Jieun di hari sidang nanti.

Di sisi lain Jieun menatap kepergian Yoongi, ia berharap apa yang telah ia lakukan adalah hal benar. Setidaknya dengan melakukan ini ia bisa menyelamatkan Yoongi dan lagi ia mengetahui fakta baru bahwa Yoongi juga mencintainya. Bahagia? Tentu saja.

"Aku tak tau harus bersikap seperti apa setelah aku tau kau mencintaiku juga Yoongi. Semuanya sudah telat, aku akan berakhir disini.." Jieun tersenyum pilu, mengingat nasibnyaa yang sangat menyedihkan. Harus terjebak cinta seorang psycopath gila.

◼️ ◼️ ◼️

Hari hari berlalu, hingga tibalah dimana hari pengadilan tiba. Sesuai dengan niatnya, Yoongi datang dengan membawa seorang pengacara yang ia sewa. Ia harap ia bisa melepaskan Jieun dari penjara.

"Sidang penetapan tersangka pembunuhan mentri Keuangan negara, Park Jimin resmi dimulai"

Tok tok tok

Jieun digiring keluar oleh 2 sipir penjara, baju garis hitam putih khas tahanan pun terlihat melekat di badannya. Pandangan Yoongi tak lepas dari gadisnya, seakan takut kehilangan gadis itu jika ia melepas pandangannya. Tepat saat Jieun duduk di kursi keadilan, ia menyadari kehadiran Yoongi disana.

'apa yang akan dia lakukan? Apa dia membawa pengacara untuk ku?' Batin Jieun.

Sidang dimulai dengan tuduhan dari pendakwa. Beberapa bukti juga di lontarkan dari pendakwa untuk menyudutkan Jieun sebagai tersangka.

"Seperti yang telah diketahui, tersangka Jieun pada saat waktu penyelidikan berada di TKP yang diduga akan membuang barang barang bukti yang ada, ditambah lagi sempat ditemukannya tas wanita yang juga diduga milik nona Jieun, jadi laporan tersebut mendapat kesimpulan bahwa nona Jieun lah yang bersalah"

Hakim mengangguk dan memerintahkan kepada tangan kanannya untuk mencatat semua laporan yang perlu di pertimbangkan. "Baik terimakasih untuk pendakwa, sekarang kami beri waktu bagi terdakwa untuk memberikan pembelaan"

"Terimakasih yang mulia, saya selaku pengacara dari terdakwa tidak setuju dengan pernyataan dari pendakwa. Mengenai nona Jieun yang ada di TKP dan ditemukannya tas wanita di TKP tidak bisa dijadikan tolak ukur, hal tersebut sangat tidak kuat untuk dijadikan sebagai bukti. Kita tidak bisa dengan mudah menyimpulkan adanya nona Jieun di tempat kejadian adalah untuk menghilangkan bukti bukti yang ada. Selanjutnya tas wanita, seperti yang telah diketahui, tas wanita tersebut tidak terdapat sidik jari milik nona Jieun, jadi yang mulia tolong catat penyataan saya terimakasih"

My Psycopath Husband-On Going✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang