MPH-15

100 11 3
                                    

Hanya sebuah luka, yang masih belum bisa ku temukan obatnya
-MinYoongi

    Matahari perlahan menelisik jendela kamar seorang pria manis yang masih bergelung dengan selimutnya. Tidak, matanya sudah tak lagi terpejam, hanya saja ia masih malas beranjak dari tempatnya. Hawa dingin Kanada membuatnya semakin kerasan di bawah selimut.

     Pikiran Taemin memencar, masih tentang hal semalam. Sesekali ia menatapi tangan nya yang luka dan sudah di tutup kasa. Ia masih tidak menyangka, bahwa seorang Min Yoongi yang Taemin kira adalah boss terbaik yang pernah ia temui adalah sosok monster yang mengerikan.

Kling..kling

      Taemin tersadar dari lamunannya, segera ia meraih ponsel yang berada tak jauh dari nya. "Yoongi sajangnim...huft ini sedikit menakutkan" monolog Taemin.

Tut..

"Nee sajangnim? Ada yang bisa saya bantu"
"Bersiaplah segera, kau taukan hari ini hari terakhir ku disini. Sebelum itu aku harus mengurusi cabang perusahaan disini"
"A-ah, siap tuan. Aku akan segera bersiap"

Tut..

   Sambungan terputus, Taemin pun menghela napas. Ternyata menjadi seorang sekretaris tidak lah mudah. Untung saja seorang Min Yoongi masih memakluminya, jika tidak mungkin dia akan dia akan di pecat. Pria bermata hazel itu tidak ingin membuang waktu lagi, ia harus bergegas sebelum Yoongi memperingatinya lagi.


⬛  ⬛  ⬛

  "Tuan Yoongi, senang bekerja sama dengan anda"
Carlos, pria asal Mexico itu menyodorkan tangan nya pada Yoongi. Tentu dengan senang hati Yoongi menyambutnya, terpatri senyum kecil di bibirnya.

"Senang bekerja sama dengan mu juga"

    Setelah melakukan rapat perusahaan yang memakan waktu lumayan lama, Yoongi bangkit dan keluar dari ruangan rapat diikuti Taemin di belakangnya. Seperti biasa, Yoongi hanya menunjukkan wajah datarnya, seakan tak minat pada sekitarnya. Padahal di sekitarnya berjejer para pegawai Carlos yang menyapanya dan memberi salam hormat.

"Tuan Yoongi, kita tidak memiliki waktu banyak, pemberangkatan 30 menit lagi" ucap Taemin yang masih berusaha mengejar langkah besar Yoongi.

     Tak ada sahutan dari Yoongi, hingga sampai di lobby dan masuk ke dalam mobilnya. "Lakukan perjalanan dari sini menuju bandara 15 menit" perintah Yoongi tiba-tiba pada supir. Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju bandara.

     Tak ada percakapan berarti di mobil, Taemin yang duduk di depan sesekali berbincang pada si supir. Mungkin saja dia bisa mengambil pelajaran dari jalan hidup bapak berumur hampir setengah abad itu. Hingga sampailah mereka di bandara sesuai dengan patokan waktu yang diberi Yoongi. Taemin akui hebat sekali bapak itu.

Next>>


  Lagi dan lagi, Yoongi dengan bunga lili nya kembali mendatangi makam Jieun. Satu hari sudah kedatangannya dari Kanada, dan saat ia kembali menginjak tanah Korea, ia kembali merasakan rindu mendiang sang istri.

"Hai sayang, aku datang lagi. Ku harap kau tidak bosan dengan kedatangan ku"

    Pria pucat itu meletakkan buket bunga lili itu di pusara sang istri. Mulailah Yoongi berkeluh-kesah tentang hari hari nya yang berat. Meskipun tidak ada sahutan, tapi ia yakin Jika Jieun akan mendengarnya meskipun ia tak akan pernah mendengar jawaban nya.

My Psycopath Husband-On Going✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang