Keesokan paginya, Riku bangun lebih pagi daripada biasanya dan dirinya memutuskan untuk meregangkan sedikit tubuhnya dengan berolahraga.
Mulai dari jogging, segala bentuk workout ringan, melatih skill bela dirinya, melatih skill pedang, dan masih banyak lagi aktivitas fisik yang dia lakukan hingga tidak sadar jika sang istri memperhatikan dari perbatasan ruang tengah dengan halaman belakang.
"1999..., 2000!" Riku akhirnya menyelesaikan latihannya dan dia berbaring sejenak di atas rerumputan sembari memandang langit.
"Bagaimana aku bisa menghentikan Bencana, sedangkan data yang ada sangatlah sedikit dan kekuatan yang kami miliki masih belum cukup?" bisik Riku pada dirinya sendiri dan tiba-tiba Yuuki menampakkan diri di hadapan Riku dengan senyum manisnya.
"Ohayou, Ri-kun. Kau bersemangat sekali latihan paginya, sampai istrimu sendiri tidak kau sadari." kata Yuuki dengan nada riang.
"Ohayou, Yuu-chan. Maaf mengabaikanmu, bagaimana kalau kita masuk dan sarapan?" Yuuki membantu Riku berdiri dan keduanya masuk kembali ke dalam rumah untuk melakukan rutinitas mereka setiap pagi.
Setelah melakukan rutinitas yang tidak lain adalah sarapan dan membersihkan diri, mereka duduk di halaman belakang dengan ditemani oleh teh hangat dan beberapa camilan ringan.
"Yuu-chan, kira-kira video apa yang cocok untuk memulai karirku? Aku tahu jika sekarang aku sudah terkenal, tapi aku ingin seperti mengejutkan dunia hiburan begitu." kata Riku menatap langit pagi yang cerah.
"Bagaimana kalau video lagu baru, tapi setelah itu Ri-kun akan menunjukkan wajahmu. Begini saja sudah tampan, tidak perlu memakai wig atau lensa kontak. Lagipun sudah 5 tahun jadi fans yang mengenalimu pasti akan paham kenapa penampilanmu berubah." jelas Yuuki mengelus rambut halus Riku yang mulai memanjang.
"Sasuga Yuu-chan, kau memang istri yang hebat. Baiklah, nanti bantu aku membuat video, ya? Aku ingin sekali membawakan lagu lamaku, Septet For.... Bagaimana?" Yuuki mengangguk pelan dan mereka berdiam diri di halaman belakang cukup lama, sebelum Ryo memanggil mereka karena memiliki tamu.
"Tamu? Aku tidak tahu kau hari ini punya tamu." heran Yuuki.
"Aku sendiri juga tidak tahu, Yuu-chan. Aku juga ingat kalau hari ini aku tidak punya janji temu, adanya minggu depan." Yuuki dan Riku beranjak dari halaman belakang menuju ke ruang tamu.
"Yo Riku, Yuuki-san." sapa Gaku yang menunggu bersama Yamato, Yuki, dan Touma.
"Kalian, kenapa kalian ke sini?" tanya Riku keheranan.
"Kau ada kegiatan tidak hari ini?" tanya Yamato dan Riku menggeleng pelan.
"Mau ikut kami? Kami mau ke taman hiburan." Riku menatap Yuuki dan ia langsung tahu jawaban dari ajakan Yamato.
"Boleh, kalian tidak masalah bukan menunggu kami bersiap dulu?" jawab Riku.
"Iiyo, kami akan menunggu di depan rumahmu tidak apa, kan?" Riku mengangguk dan singkat cerita, mereka akhirnya tiba di taman hiburan tujuan mereka.
"Tiket VIP untuk 16 orang." kata Riku ketika sedang di loket pemesanan tiket bersama dengan Yuuki karena yang lainnya masih mencari tempat parkir.
"Baik, mau dibayar dengan debit atau tunai?" tanya resepsionis yang menjaga loket tiket.
"Debit saja." Riku mengeluarkan black card miliknya dan ia menerima 16 tiket. Pembayaran selesai dan dia menemui teman-temannya yang menunggu di pintu masuk bersama dengan Yuuki.
"Aku dapat tiketnya." kata Riku memperlihatkan tiket yang ada di tangannya.
"Tiket VIP, arigatou Ri-kun!" Yuuki mengambil salah satu tiket dan memakainya, diikuti oleh yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Nanase | I7
FanficSequel of "I Can Do It" Status : on-going Setelah apa yang terjadi sebelumnya, ternyata ada lagi masalah yang harus melibatkan dua dunia tersebut. Riku dan semua orang yang terlibat tidak menyangka jika masalah tersebut ternyata masih belum selesai...