Epilog ( Psycho yang sebenarnya)

572 87 3
                                    

Melihat tubuh adiknya sudah tidak bernyawa, Veronica berdecih Lirih.

Ada rasa sakit yang menghantam jantungnya saat melihat adiknya mati, namun karna dendam yang tertanam di dalam otaknya membuat veronica gelap mata.

Ia berjalan mendekat pada lalisa dan...

Plak

" sekarang adikku sudah mati maka kau harus bertanggung jawab dengan nyawamu jalang!" Dengusnya menatap lalisa tajam.

Sayang sekali lalisa tidak bisa mengatakan apa apa, ia hanya bisa menatap veronica dengan tatapan sayu.

" lakukan pekerjaan kalian! Saya ingin melihat bagaimana reaksi ketiga kakaknya saat melihat adik kesayangan mereka telah tiada hahaha" dia pun tertawa jahat.

" baik Boss"

Dokter bedah pun mulai menjalan kan pekerjaannya, tanpa menggunakan anestesi dokter berjenis kelamin pria itu mencoba membela perut lalisa menggunakan pisau bedah.

Tetapi saat pisau itu akan mencapai kulit lalisa tiba² lampu di dalam ruangan itu mati.

Tung'

" arrggkkkhhh sialan! Kenapa bisa lampunya  mati!!" Veronica berteriak marah." Dinda!!" Veronica memanggil tangan kanannya, dan tak lama terdengar suara sepatu yang mendekat.

Ruangan gelap tanpa pencahayaan membuat penglihatan veronica tidak jelas dan dia berpikir yang datang itu adalah anak buahnya.

" dinda hidupkan lampunya sekarang juga! Saya mau semua rencana yang saya buat berjalan dengan lancar hari ini!!" Perintahnya dengan emosi menggebu gebu.

Plung!

Sesuai perintahnya lampu di hidupkan, tetapi mata veronica terbelalak kala yang hadir di sana bukan anak buahnya melainkan rose dan jennie alias ruby.

" sialan! Jadi kalian yang mematikan lampunya hah!!" Dia berkata penuh amarah, rose maupun Ruby hanya tersenyum miring.

Keduanya berjalan mendekat secara perlahan² kearah veronica sambil menyeringai kejam bak iblis tak berhati.

Veronica memundurkan tubuhnya dengan perasaan was was, sayangnya kakinya tidak sengaja menyenggol sesuatu dan dia pun menoleh.

Aaarrrgggkkkhhh

Dia berteriak ketika anak buahnya yang menjadi dokter bedah sudah tewas dengan kepala yang terpisah dari tubuh mereka.

Matanya semakin melotot kala melihat jisoo yang sedang memangku lalisa di sebuah kursi di ruangan sebelahnya yang hanya di batasi dengan kaca anti peluru.

Jisoo mengeringai kecil lalu gadis itu sepertinya menyuruh veronica menoleh kesebelah kiri dan.....

Boom

Tubuhnya menegang kaku,  di sana irene dengan pakaian berbalut darah serta di tangan gadis itu ada kepala dinda tangan kanannya dengan mata melotot serta lidah yang menjulur keluar.

Sial dia terjebak di antara ketiga psychopath gila ini.

" hai sepupu ahhh tidak hai sepupu angkat! Gimana rasanya ketika dirimu di kempung di dalam kandangmu sendiri hm?? Suka??? Oh tentu...iya kan hihihi"

Ruby cekikikan bak kuntilanak yang sedang bertengger di atas pohon di malam hari.

" Jangan mendekat sialan!!" Kaki veronica gemetar saat melihat rose mengeluarkan pisau tumpul dari sakunya. Walau dia sering melakukan hal keji tersebut tetapi dia juga ketakutan apa bila itu terjadi padanya seperti saat ini.

Brengsek ia ketakutan sekarang arrgggkkkhhh

" bagaimana kalau kau menyusul Mommymu, vero?? Sepertinya aunty Krystal merindukanmu di neraka deh, jadi gimana kalau kami mengirimmu kesanan juga hm??"

Rose berjalan mendekat dan mencekram dagu veronica dengan kencang."kau pikir dengan mengubah identitasmu saya tidak akan mengenalimu huh?? Rupanya kau terlalu naif mirip dengan ibumu, wanita serakah yang tak tau diri sudah di beri kemewahan oleh keluargaku. Kau seharusnya tau ibumu dan dirimu serta keluargamu bersyukur karna keluarga kim lah hidup kalian terjamin dari kemiskinan, tapi mau gimana lagi_ manusia serakah seperti ibumu itu memang sudah tidak tertolong!"

" dan parahnya kau juga mengikuti jejaknya huh! Veronica bagaimana bisa kau mengelabui ku yang pernah bangkit dari kematian? Kau harusnya tau jika aku bisa bangkit dari kematian berarti kematian bukanlah trauma bagiku tapi kekuatanku. Namun, sayang sekali gadis naif dan bodoh seperti mu mana tau rasanya kematian yang menyakitkan, maka dari itu disinilah kami_ kami akan membantumu menikmati rasa sakit sebelum kematianmu "

Rose membanting tubuh besar veronica keatas bangsal tempat dimana lalisa hampir di bedah oleh anak buah veronica.

Brugg

Dug

" bajingan lepaskan saya!!!" Veronica memberontak namun tidak bisa, rose segera menyuruh irene dan ruby mengikat kedua kaki dan tangan veronica agar tidak memberontak saat di bedah. Sekarang semuanya berbalik veronica yang kini berbaring tidak berdaya di atas bangsal persis seperti lalisa beberapa menit yang lalu.

" saatnya pesta mengobok obok organ dalamnya di mulai!" Seru rose tersenyum miring......

Di extra part nanti  baru di jelaskan kesadisan rose dan yang lain saat membedah veronica, di tunggu ya👀

LUKA ( SEASON II) ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang