6. Dandelion Putih

3 2 0
                                    

Pagi-pagi sekali, Sekya sudah datang ke kamar Zeryon untuk mengecek kondisi lelaki tersebut yang terluka akibat kejadian kemarin. Ketika Zeryon dibawa pulang oleh Gaven kemarin malam, Sekya langsung mengobati luka Zeryon. Dia membalut pendarahan kecil itu, dan juga memberi obat penawar agar racun dalam tubuh Zeryon dapat ternetralisir. Sekya yang sangat perhatian kepada tuannya itu, ia membawakan beberapa obat pemulih tenaga juga beberapa roti untuk sarapan Zeryon.

Di pagi hari yang sama, Calista terbangun dari tidur malamnya. Ia merasa pegal di seluruh tubuhnya karena latihan kemarin. Rasanya sangat berat untuk beranjak dari tempat tidurnya. Ia merenggangkan tubuhnya beberapa saat, dan menguap berkali-kali.

Aku harus bangun, aku harus semangat!

Calista menyemangati dirinya sendiri untuk yang kesekian kalinya. Hatinya kembali mendapatkan niat tersebut, dan ia pun langsung berdiri. Calista berlari menuju sumur kecil, dan ia pun mandi di sana. Dia segera mengenakan pakaian latihannya, dan menguncir rambut dengan pita kuning kesayangannya. Ia mengambil napas dalam-dalam, lalu meminum air hangat.

"Latihan selanjutnya, aku datang!" seru gadis itu berlari menuju kediaman Zeryon.

Sesampainya di kediaman Zeryon, Calista melihat murid-murid pria sedang melakukan pemanasan sebelum berlatih. Terlihat Gaven di sana memimpin dan mengarahkan mereka seperti yang Calista lihat kemarin. Ia menyapa lelaki bertubuh kekar itu sambil menunjukkan raut muka bersahabat.

"Kak Gaven, aku datang!"

"Oh, hai, Calista! Kau kemari? Untuk latihan?" tanya Gaven. Ia meninggalkan murid-muridnya itu dan mendekat ke arah Calista.

Calista memberikan anggukan kepala untuk memberi jawaban.

"Ngomong-ngomong, di mana Kak Zeryon?" tanyanya.

"Zeryon sedang tidak enak badan hari ini. Jadi, sepertinya ia tidak bisa melatihmu. Hari ini pun, hanya aku yang mengawasi para murid tersebut latihan. Zeryon butuh istirahat."

"Oh, ya? Kalau boleh tahu, apa yang terjadi dengan Kak Zeryon?"

Gaven lalu menjelaskan tentang apa yang terjadi semalam pada Zeryon. Dia bercerita bahwa kemarin Zeryon melawan beberapa manusia bertopeng sendirian. Zeryon terluka saat itu, dan sekarang ia butuh istirahat agar bisa memulihkan diri. Calista sedikit terkejut mendengar kabar itu dari Gaven. Terlihat bahwa kini Calista mengkhawatirkan kondisi Zeryon.

"Apa sekarang Kak Zeryon baik-baik saja?"

Gaven mengangguk. "Ya, dia baik-baik saja. Sekya telah memberinya obat dan mengurusnya. Namun, untuk hari ini dia harus beristirahat dulu. Dengan kata lain, kau tidak akan latihan hari ini."

Lagi-lagi Calista terkejut.

"Hah? Tidak ada latihan? Padahal aku telah menyiapkan semangatku untuk hari ini. Tidak ada misi latihan satu pun untukku?" Calista bertanya-tanya.

Gaven lagi-lagi mengangguk. "Zeryon belum memberitahu instruksi apapun tentang apa yang akan kau lakukan hari ini. Lebih baik, pulanglah ke rumahmu saja sekarang."

"Tapi, aku tidak bisa menyia-nyiakan waktu sehari saja. Aku ingin menjadi kesatria secepat mungkin! Kak Gaven, kau bisa memberiku latihan. Tidak apa-apa kalau Kak Zeryon tidak bisa hari ini, tetapi saya memohon agar Kak Gaven memberiku latihan pengganti saja," pinta gadis itu pada Kesatria perang tersebut.

Gaven menghela napas panjang, dan berkata, "tapi, kau murid baru, dan Zeryon belum menyerahkan tentang pelatihanmu padaku."

"Ayolah, Kak! Aku mohon!" Calista langsung menyela dengan cepat.

"Hm, baiklah kalau begitu. Kalau kau ingin latihan lagi, akan kuberikan kau latihan kecil saja," kata Gaven akhirnya menyetujui.

Calista langsung bersemangat mendengar Gaven yang akan memberinya satu latihan hari ini. Ia memasangkan wajah penuh semangat saat itu.

Kesatria DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang