"Lily."
Grace melambaikan tangan nya begitu melihat Lily yang mengedarkan pandangan matanya untuk mencari mereka. Grace menatap Lily yang baru saja masuk melalui pintu caffe tempat mereka bertemu saat ini, saat Grace melirik ke sebelah Lily, saat itu juga pandangan nya mengarah kepada bocah tampan, Keihl. Anak Lily dan Ken, bocah itu mengambil semua wajah Ken, tak ada sedikitpun wajah Lily yang mewariskan Keihl. Seketika pandangan Grace beralih ke arah perut Lily yang sedikit membuncit, memperhatikan Lily yang sedang hamil dengan pandangan membeku.
Sejujurnya saat ini Grace tidak sanggup dan takut untuk bertemu dengan Lily, bagaimanapun juga Grace telah mengkhianati teman nya sendiri. Meskipun bukan Grace yang memulai semua ini, tapi pada akhirnya Grace jatuh kepada perangkap Ken yang menggodanya, meskipun sempat ada penolakan dalam diri Grace, namun Ken berhasil membuatnya jatuh lagi dan lagi.
Seolah keyakinan menggebu-gebu serta kalimat yang telah di susun nya dengan sedemikian rupa lenyap tak bersisa, bagaikan daun yang berguguran dan berserakan tertiup angin sehingga membuatnya berpencar dan buyar. Seolah keinginan Grace untuk memberitau Lily tentang yang sebenarnya terjadi mendadak tertelan kembali di tenggorokan nya. Grace merasa menjadi pengecut sekarang.
Joy melambaikan tangan ke arah Lily lalu di ujung sana Lily melihat mereka dengan senyum ceria nya, wanita itu berjalan mendekati mereka dengan riang dan tak lupa Keihl, yang merupakan anak Lily dan Ken juga tersenyum menatap mereka.
"Hai, girls."
Sapaan Lily dengan senyum ceria dan tampak cantik harusnya membuat suasana yang menyejukan, namun entah kenapa bagi Grace senyuman itu seolah pertanda buruk, membuatnya gelisah dan merasa di teror. Grace benar-benar merasa tidak sanggup berada di dekat Lily saat ini. Rasa bersalah yang amat sangat membuatnya tak nyaman. Namun Grace harus menetralkan ekspresi nya agar tidak kentara dan tidak terlihat berbeda, bagaimanapun Grace ingin terlihat baik-baik saja di hadapan Lily dan Joy.
"Hai, tampan." Grace tersenyum ke arah Keihl yang duduk dengan tenang di samping ibunya, Keihl memang anak lelaki yang pendiam, anak itu hanya berbicara jika ada hal yang penting atau ketika di tanya saja.
Joy melangkah mendekati Keihl lalu mencubit pipi anak lelaki menggemaskan itu dengan riang, membuat Keihl merona dengan tindakan yang di lakukan Joy.
"Kalian terlihat berbeda semenjak terakhir kita bertemu." Lily memperhatikan Grace dan Joy yang duduk di depan nya dengan seksama.
"Kau sangat sibuk Nyonya Lily." Grace memutar bola matanya dengan sikap bercanda.
Joy mengangguk mengiyakan. "Kau juga semakin berisi Lily, berapa usia kandungan mu sekarang?"
"5 bulan."
Lily menjawab dengan senyum cerah seraya mengusap perut nya dengan kasih sayang, tindakan Lily itu tak luput dari padangan Grace, dan lagi-lagi Grace merasa berdosa karena nya.
"Aku tidak tau banyak tentang kehamilan, selain karena aku belum pernah hamil, aku juga tidak pernah tau tentang ibu hamil dan sebagainya. Tapi kurasa di usia saat ini, anak di dalam perut mu sudah mulai merepotkanmu."
Joy meringis setelah mengucapkan kalimat panjang nya.
"Itu adalah hal yang menyenangkan Joy, ketika kau menunggu kelahiran buah hati yang kau cintai, lelah mu akan terbayarkan saat membayangkan betapa bahagia nya dirimu saat melihat wajah nya saat lahir nanti. Itu sedikit banyak adalah penyemangatku." Lily menatap mereka dengan binar senang yang tidak di tutup tutupi, matanya seolah membayangkan kehidupan di perutnya dengan bangga.
"Kau akan merasakan itu nanti, terlebih ketika suami mu sangat mendukung dan mengerti mu di segala situasi." Lily melirik Keihl di sebelahnya yang tampak tenang, "Terlebih, Keihl sangat banyak membantuku, aku merasa bahagia dengan kehamilan dan kehidupan ku yang sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend's Husband
RomansaMenjatuhkan pilihan kepada seseorang yang salah, lalu memilih melanjutkan dan menjalani nya. Cinta yang dipaksakan begitu nyata sehingga membuat Grace harus menyakiti perasaan wanita lain nya. Grace dan Ken memulai semuanya dengan sadar, lalu merek...