Part 8

177 27 0
                                    

Cahaya berpendar dari lampu yang sangat besar dan mewah. Makanan tersaji di banyak meja yang lebar. Musik yang berdengung dari musisi ternama dihadirkan.

Kini, pesta pengangkatan Regis sebagai Duke Floyen telah digelar. Seusai membereskan apa yang telah terjadi, akhirnya kediaman Floyen mampu menggelar pesta pengangkatan gelar selayaknya hal tersebut terjadi.

Selene menggunakan gaun biru malam senada dengan pakaian yang dikenakan oleh Claude dan Regis.

Pada pesta kali ini, Claude memaksa untuk hadir. Paksaan yang berakhir persetujuan. Selene menghembuskan nafasnya berat. Entah bagaimana Regis mengurusnya, pada akhirnya tidak ada masalah dengan kehadiran Claude di sana.

Tidak seperti sebelumnya di mana Selene menggandeng lengan duke sebelumnya dan Regis ketika masih kecil, kali ini Selene menggandeng lengan Claude dan Regis.

Pemandangan yang aneh namun diterima oleh para bangsawan. Para bangsawan tidak mempermasalahkan dengan kejadian itu. Bahkan untuk menggunjingkan saja tidak ada.

Dansa pertama Selene tentu dimiliki oleh Claude. Claude sungguh tidak rela jika Selene berdansa dengan Regis untuk dansa pertamanya.

Dansa kedua dan seterusnya tidak Selene lakukan. Karena keduanya terus bertengkar hingga Selene lelah dan memutuskan menyendiri di balkon luar.

Udara balkon luar begitu sejuk. Sangat berbeda dengan aula yang sangat sumpek. Langit malam yang indah membuat Selene menutup matanya.

Gadis itu tersenyum dan melayangkan pikirannya ke arah lain. Satu tugas telah selesai. Beruntungnya, ia tidak kehilangan nyawa ketika menyelesaikannya.

Titik keberuntungannya adalah ketika ia bisa memanggil ayahnya. Ayahnya yang sangat peka dan membawa ranting pohon dunia. Mungkin jika tidak ada ranting pohon dunia, kabar kehidupannya tidak diketahui lagi.

Selene menghembuskan nafas panjang. Pikirannya beralih. Momen ayahnya yang bertengkar dengan Regis mengingatkannya akan bagaimana Lucas dan Claude bertengkar. Kala itu, tidak maksudku sampai sekarang pun, Claude melakukan itu pada sosok laki-laki yang disebut kekasih dari anaknya.

Selene terkikik geli. Ia tidak menyangka bahwa ia dapat melewati fase ini. Ia kira hanya kakaknya, Artemis lah yang mengalaminya karena dirinya tidak tertarik sekali dengan pernikahan dan hubungan antara dua lawan jenis yang asing.

Namun, pandangannya berubah ketika ia bertemu dengan Regis. Mulanya memang benar ia memandang Regis sebagai laki-laki yang harus disayangi karena ia adalah anak kandung dari pemilik tempat tinggalnya. Selene menganggap bahwa Regis adalah sosok yang tidak boleh ia sentuh kemurkaannya dan tidak boleh membangun pembatas untuknya. Selene menganggap kebahagiaan Regis lebih utama daripada kebahagiaan dirinya untuk mencapai keinginan terdalamnya dan ayahnya.

Sehingga, Selene menerima dan bersedia menjadi kekasihnya. Ia pikir menjadi kekasihnya dan menuruti apa yang Regis maksud sebagai kebahagiaan lebih baik. Ia sungguh tidak mau mengulangi masa lalu yang suram itu.

Hingga rasa yang ada di dalam hati Selene berubah. Berubah tiap harinya dengan perilaku Regis. Perilaku yang membuat hatinya luluh dan benar benar mencintainya.

Atensi Selene berpindah kala suara seseorang menginterupsi lamunannya. Suara yang familiar di dalam pikirannya.

"Selamat, kau telah berhasil menyingkirkan Fafnir. Tidak menyegel melainkan menyingkirkan. Kuberi imbalan yang lebih. Kuizinkan kau bertemu orang yang kau inginkan dan bersatu dengannya di manapun kau berada selama yang kau inginkan."

Suara itu langsung menghilang. Lalu, memunculkan sesosok wanita dengan gaun hijaunya yang indah. Sosok yang sangat dirindukan dirinya.

"Ibu, Selene rindu!"

Begitulah ujar Selene dengan berlari ke arah sosok itu. Sosok Penelope Ziudith. Sosok ibu dari Selene de Alger Obelia di kehidupan masa lalu.

✧⁠◝◜⁠✧

"En."

Suara Claude menginterupsi reuni kecil antara Selene dan Penelope. Selene mendelik kesal. Ayahnya bergerak menerjang ibunya dan memeluknya tanpa mendengar protes dari Selene.

"Bagaimana kau bisa kemari?"

Penelope terkekeh. "Putrimu bisa menjelaskan semuanya, Claude."

Selene mendelikkan matanya kesal. "Aku tidak akan menjelaskan apapun. Aku mau pergi. Ayah menyebalkan!"

Di saat yang bersamaan Regis yang berniat masuk bertemu dengan Selene yang berniat keluar. Selene menggenggam lengan Regis. Meninggalkan Claude yang mengucapkan sumpah serapah yang tiada henti untuknya.

✧⁠◝◜⁠✧

"Regis, ada apa?"

Regis menggeleng. "Tidak. Hanya saja-"

Selene mendesah. "Kau ingin bertanya mengenai wanita dengan rambut senada denganku?"

Regis mengangguk. "Tapi jika kau belum berkenan, kau bisa memberitahuku kapanpun kau siap."

Selene mendongakkan kepalanya. Menatap bulan yang kini bersinar begitu terang. "Dia adalah ibuku. Penelope Ziudith. Itu adalah namanya."

"Jadi, dia ibu mertuaku?" Gumam Regis.

Selene terkekeh. "Memang kau sudah mendapatkan ijin dari ayahku untuk menikahiku?"

Regis tersenyum kecut. Lelaki itu mengarahkan pandangannya ke arah bulan. Mengikuti jejak Selene. Lalu, mengistirahatkan kepalanya di pundak telanjang Selene.

"Belum. Tapi, kupastikan aku mendapatkan ijin ayahmu secepat mungkin."

Regis meraih jemari Selene. Menggenggamnya dengan erat. Lalu, mengecupnya cukup lama. "Aku ingin segera membangun keluarga bersamamu. Alangkah indahnya jika keturunanku memiliki surai sepertimu."

Selene terkekeh. Gadis itu melontarkan candaannya. "Aku memiliki genetik yang cukup kuat dari ayahku. Jika memang kau menginginkan sosok dengan surai senada sepertiku, maka bersiaplah kau tidak mendapatkan apapun."

Regis tersenyum. "Tidak apa. Aku tidak masalah dengan itu."

Selene mengelus surai perak Regis. "Namun, suraimu terlalu indah, Regis."

Regis tertawa pelan. "Kalau begitu bagaimana dengan suraiku dan manik matamu? Itu perpaduan yang bagus, bukan?"

Selene tersenyum. "Dapatkan restu ayahku terlebih dahulu. Restu ibuku pasti akan mudah kau dapatkan. Tanpa kau meminta, ibu pasti akan memberikan jika ibu tau aku mencintaimu. Tapi hal itu berbeda dengan ayahku."

Selene menyisir surai perak Regis di bangku taman. Taman bunga di kediaman Floyen. "Tapi, kau perlu bersyukur. Ibuku berada di sisi ayahku. Kesulitanmu akan dibantu oleh ibuku."

Regis tertawa kecil. "Apakah ayah mertua adalah tipe suami yang takut pada istrinya?"

Selene menggumam panjang. "Benar. Ayah sangat mencintai ibu. Ayah akan melakukan apapun demi ibu."

Regis terkekeh. "Baiklah. Ini pertanda bahwa aku bisa mendapatkan ijin dengan segera, bukan?"

Selene tertawa kecil. Namun, ia tidak menjawab pertanyaan Regis. Ia hanya terfokus dengan penglihatannya yang beralih ke arah lelaki itu. Lelaki yang semula hanya menjadi tujuan hidupnya kini berubah menjadi sumber kebahagiaannya.

Lalu, ia beralih menatap indahnya bulan ditengah bintang yang bertaburan. Melukiskan senyumnya di sana.

November, 2023

[COMPLETED] I am an Adopted Duke's Daughter [WMMAP's OC X Regis Adley Floyen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang