Part 9

186 26 0
                                    

Kali ini, Selene berkunjung ke kediaman Amelia. Amelia telah mengabarkan bahwa putri cantiknya telah lahir.

Selene berkunjung dengan ditemani Regis. Berkat adanya ibunya di kediaman Floyen, Claude lebih pasif. Claude menjadi sosok yang jarang menginterupsi kencan Selene dan Regis.

Selene melebarkan manik mata permatanya. Di hadapannya ada sosok bayi cantik dengan rambut perak dan mata cantik Amelia. Rambut perak dari suami Amelia, marquess Arsen.

Namun, hal ini mengingatkan Selene dengan ucapan dewi Kirke. Apakah ini hanya kebetulan semata?

Selene mencoba mengenyahkan pemikirannya. Ia berujar, "bayimu begitu cantik, nyonya."

Amelia tersenyum. "Benar. Dia sangatlah cantik, nona Selene."

"Apakah aku boleh menyentuhnya?"

"Silahkan."

Selene menyodorkan jarinya. Yang kemudian digenggam erat oleh bayi cantik di hadapannya. Bayi itu tertawa.

Selene terkekeh. "Namanya siapa, nyonya?"

"Juvellian Terra Arsen."

Deg!

Juvellian. Nama yang sama dengan nama yang diberitahukan dewi Kirke sebagai keturunan Amelia dengan Regis. Apakah di dunia ini, meskipun tidak dengan pasangan yang sama, anak itu bisa tetap lahir? Ataukah sungguh kebetulan saja?

Selene memaksakan untuk melukiskan senyumnya. Lalu, beralih ke arah sang ibu. "Bagaimana keadaan anda, nona?"

Amelia melukiskan senyum matanya. "Saya baik-baik saja, nyonya. Ini lebih baik daripada sebelumnya."

"Syukurlah."

"Nona, saya baru saja menyadari ini. Manik mata nona sangatlah indah. Manik biru permata. Manik mata yang sangat jarang saya temui di kekaisaran ini."

Selene terkekeh pelan. "Terima kasih atas pujiannya, nyonya."

Lagi, Amelia tersenyum. "Ya, nona."

Lalu, keduanya membahas berbagai topik. Bahkan hingga gaun tren di ibukota dan gosip terpanas di ibukota. Selene terkekeh. Ketika Amelia disibukkan dengan kegiatan hamil dan melahirkannya, dirinya masih sangat aktif mendapatkan informasi. Sungguh wanita yang sangat menarik.

✧⁠◝◜⁠✧

Seusai berkunjung di kediaman Amelia, Selene hanya menutup matanya ketika berada di dalam kereta. Gadis itu seakan memberikan jarak kepada Regis. Membuat Regis merasa heran.

Ketika Regis bertanya dengan apa yang terjadi, Selene hanya diam. Pertanyaan apapun yang Regis lontarkan pun paling baik dijawab singkat oleh Selene.

Regis menggeram kesal. Dirinya segera menarik Selene ketika Selene berniat untuk melangkahkan kakinya keluar dari kereta begitu sampai di kediaman.

"Selene, tolong katakan sesuatu. Jangan terdiam seperti ini."

Selene mendesah kecil. "Aku hanya ingin sendiri. Tolong berikan ruang, Regis."

Dengan terpaksa, Regis melepaskan cekalan lengannya. Membiarkan Selene untuk mengambil ruang yang ia inginkan. Selain karena Selene merupakan sosok yang tidak bisa dipaksa, ia juga ingin menghargai keinginan Selene.

✧⁠◝◜⁠✧

Selene meneguk tetesan akhir teh. Dirinya mendongakkan kepalanya. Menutup manik matanya. Merasakan angin dingin yang berasal dari jendela yang telah ia buka.

Suara ketukan pintu menginterupsi kegiatannya. "Selene, bolehkah ibu masuk?"

Selene membuka manik matanya. Memutar kepalanya sembilan puluh derajat ke arah pintu dan berseru lantang, "silahkan, ibu."

[COMPLETED] I am an Adopted Duke's Daughter [WMMAP's OC X Regis Adley Floyen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang