Kedelapan

119 13 4
                                    

(Sumber Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Sumber Pinterest)

Dan disinilah Vinson, Jia, Esme, Justin, Nini, sekarang berada. Mereka sudah di bendara korea menaiki mobil yang akan mengantarkan mereka menuju ke hotel yang telah di pesan oleh Vinson.

Tapi fokus kita kali ini ada di dua orang yang ada foto itu sangat serasi bukan? Mungkin kalau orang lain melihat nya mereka seperti sepasang kekasih?

Orang tua Jia sudah mengizinkan Jia pergi walaupun itu harus di bujuk dengan susah payah, termasuk Nini yang ikutan membujuk kedua orang tua Jia.

Di dalam perjalanan menuju ke hotel mereka semua tertidur di mobil karna perjalanan itu cukup panjang, dengan udara korea yang sekarang terasa sangat dingin membuat mereka menikmati suasana di sepanjang perjalanan.

Hingga mobil itu berhenti di depan hotel yang sangat mewah, sopir membangunkan mereka semua karna perjalanan sudah sampai.

"Karna author ga bisa bahasa korea, jadi pake bahasa indo aja ya guys walaupun sebenarnya mereka disana pake bahasa korea oky."

"Ka, udah sampe." Sopir berkata dengan lirih ke orang yang duduk di sebelahnya.

Vinson yang duduk di sebelah sopir terbangun lebih dulu, mengusap matanya walaupun Vinson masih sangat mengantuk.

"Hey, bangun! udah nyampe nih." Mendengar ucapan Vinson semuanya jadi terbangun, masih dengan mengumpulkan nyawa yang belum terkumpul semua.

Vinson keluar dari mobil membantu pak sopir untuk mengeluarkan barang-barang mereka, disusun dengan yang lain satu persatu.

"Nih pak, makasih ya pak." Justin membayar jasa bapak sopir itu, mereka masuk ke hotel dengan membawa barang masing-masing.

Setelah menyelesaikan semuanya, mereka pergi ke kamar masing-masing yang telah di bagi. Cowo sama cowo dan cewe sama cewe.

"Entar malem enaknya kemana ya?"

"Astaga Nini, baru aja nyampe masih capek banget." Esme menjawab pertanyaan Nini, mereka sampe ke hotel pada jam 7 malem.

"Mandi dulu gih, besok aja jalan-jalannya." Jia memberi saran, kalau kata Jia energi nya udah abis.

Sedangkan di kamar lain dua cowo itu tidak ada menunjukkan raut wajah lelah sama sekali.

"Kita ngapain ya Vin?"

"Ga tau, mau jalan-jalan keluar?"

"Boleh, cewe-cewe gimana? Ajak ga?"

Mereka berdua itu sudah mandi, beresin pakaian juga udah dan sekarang sudah menunjukan waktu 10 malem.

"Udah pada tidur kali, kita berdua aja." Kamar mereka itu berhadapan dan dari tadi Vinson tidak melihat mereka bertiga keluar kamar atau suara berisik dari kamar itu, suasananya sangat tenang seperti tidak ada kehidupan.

"Ya udah ayok." Justin berdiri keluar dari kamar dan di susul oleh Vinson.

Mereka berdua berjalan kaki, mengitari jalan korea hanya bermodal mengingat jalan tanpa GPS.

Udara korea sangat dingin di siang hari apa lagi di malam hari kaya gini, untung mereka semua membawa pakaian yang tepat.

"Kayanya besok turun salju." Justin mengamati salju-salju kecil yang turun dari langit.

"Dingin banget, pulang yuk lagian udah jam sebelas malem." Vinson tidak tahan bisa-bisa di korea dia habiskan waktu hanya di tempat tidur karna sakit kedinginan.

Setelah sampai di hotel, mengganti pakaian dan segera tidur mengumpulkan energi untuk besok.

....

Malam berganti siang, sudah menunjukkan pukul 9:43 pagi.

Jia, Nini, dan Esme sudah terbangun dari tidur mereka sejak jam 6 pagi. Sedangkan Vinson dan Justin kita tidak tau mereka berdua sudah bangun atau tidak.

"Salju nya banyak banget, ga sabar pengen keluar." Nini rasa nya ingin meloncat dari jendela untuk menggapai salju-salju itu.

Jia tersenyum melihat tingkah sahabatnya, "Sabar Ni, kita tunggu Vinson sama Justin dulu."

"Biar aku yang bangunin, aku yakin mereka berdua tadi malem pada begadang ke biasaan emang." Kesal Esme dia sudah tau sifat dua curut itu.

Esme keluar ingin mengetok pintu kamar di depannya, tapi pintunya sudah terbuka lebih dulu dan yang membukanya adalah Justin.

"Apa?" Tanya Justin, dia menyenderkan tubuhnya di samping pintu memasuk kan kedua tangannya di dalam kantong celana.

"Apa?!" Esme bertanya balik, tapi dengan nada lebih tegas dari Justin.

"Masih pagi udah marah-marah, gue tau lu mau bangunin kita berduakan?"

Bukanya menjawab pertanyaan Justin, Esme malah mendorong Justin menyingkirkan nya dari pintu segera berlari masuk ke dalam kamar mereka.

"Vin, udah di tungguin tuh Jia sama Nini mau jalan-jalan katanya."

Esme melihat Justin yang berdiri di teras hotel, dengan pakaian yang sudah rapi?

"Udah siap, tinggal pergi aja nih."

"Gue kira lu berdua masih pada molor, tumben banget udah rapi."

"Sengaja tuh, Vinson pengen berduaan sama Jia." Sahut Justin.

"Emang iya? Emangnya Jia mau?"

"Gue ga banyak omong, langsung bukti." Vinson berjalan keluar meninggal kan Esme dan Justin yang diam diam tersenyum saling memberi kode tanpa pengetahuan Vinson pasti nya.

"Emang boleh sepede itu?!" Jia sedikit berteriak agar Vinson bisa mendengar nya.

❁͜❁͜❁

Kedelapan selesai.

Yee Author comeback, ada yang kangen ga sih?😭🤣

Uts udah selesai hati udah tenang nih sedikit, udah bisa lanjutin ceritanya lagi jangan lupa vote temen temen.
Babay di next episode😗🤍

BETWEEN US?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang