Kesembilan

118 11 8
                                    

Tok! Tok! Tok!

Vinson mengetuk pintu tiga kali di depan nya, menunggu pintu itu sampai di buka dari orang yang di dalam kamar tersebut.

Pintu di buka setengah menampakkan Nini yang menggunakan jaket tebal bermotif bulu seperti beruang, itu membuat dia terkesan sangat lucu.

"Vinson? Esme mana?" Refleks Nini bertanya seperti itu, bukan nya tadi Esme ke kamar Vinson ya? Tapi sekarang yang keliatan cuma Vinson aja.

"Aku disini." Esme berdiri di belakang Vinson berjalan kedepan Vinson dan masuk ke kamar mereka.

"Ini jadi kan, jalan-jalan nya?" Nini melihat ke arah Esme dan Vinson secara bergantian.

"Jadi."

"Ga."

Vinson dan Esme menjawab secara bersamaan, Vinson bilang jadi Esme bilang ga.

"Haahh?" Hanya kata itu yang bisa Nini keluar kan dari mulutnya, Nini jadi bingung akhirnya dia memutuskan untuk masuk kedalam meninggal Esme dan Vinson di depan pintu.

"Apasih lo!" Kesal Vinson.

"Gw mau bantu lu Vinson, jangan marah marah dulu liat tuh kening lu udah kerutan, marah mulu sih cepat tua kan jadinya."

"Langsung ke intinya aja Esme, lu mau bantu gue jalan berdua sama Jia?" Sebenarnya Vinson ga terlalu percaya sama sahabat nya satu ini.

"Percaya aja sama gue, kali ini gue dukung lo, Jia itu anak baik awas aja sampe lo nyakitin dia gue tonjok lo!"

"Jadi yang kemaren-kemaren? Maksud lu ga baik gitu?"

"Iya lah, lu aja nyarinya kaya gitu ga ada yang bener. Udah pokoknya lu terima beres, ikutin aja rencana gue jangan banyak tanya."

"DHUARR!"

Pintu kamar di tutup dengan keras, Vinson sedikit terkejut karna ulah Esme. Vinson sering mikir kok bisa dia temenan sama cewe segalak itu? Ga ada feminim nya sedikit pun.

"Heh! Lu ngapain berdiri disini." sebenarnya Justin dari tadi berdiri di belakang Vinson, Esme juga tau tapi dia diem aja karna di antara mereka bertiga tidak perlu ada rahasia yang di sembunyi kan.

"CK, Tuh si Esme dia ngerencana in sesuatu." Jawab Vinson.

"Udah, percaya aja sama dia, lu tau Esme kan?"

"Iya, iya, gue bener ga bisa ngelawan kalau sama lu berdua." Vinson pasrah ke dua teman nya itu, lalu Vinson berjalan ke luar hotel di ikuti Justin di belakang nya.

....

Hari susah siang tapi udara di sana terasa sangat dingin, mereka berlima sekarang sudah berjalan-jalan pergi ke tempat yang mereka ingin kan, tidak terasa waktu sudah menunju kan pukul empat sore dan mereka masih bersenang-senang di sana.

"Udah sore, mau pulang?" Tanya Jia kepada mereka ber empat.

"Belum Jia, pulangnya entar malem aja." Nini menjawab pertanyaan Jia, karna dia benar belum merasa puas walaupun besok masih bisa untuk jalan-jalan lagi.

"Kita kesana aja yuk Ni." Esme menarik tangan Nini dan berjalan begitu saja tanpa persetujuan Nini.

"Eh, aku ikut."

Esme berhenti karna panggilan Jia, dia melihat ke arah belakang melihat ke arah Jia yang berada sedikit jauh dari mereka.

"Bentaran doang Jia, kamu tunggu aja disana sama Vinson, Justin."

Esme berlari menarik Nini bersamanya, Jia benar-benar di tinggalkan bersama dua cowo yang ada di belakang Jia saat ini.

"Lah aku di tinggal sendiri, aduh! Mana telfon di tas Nini lagi." Jia berkutik di dalam pikiran nya, Jia memutar badan dan melihat Vinson berdiri diam Jia tidak melihat keberadaan Justin di sana.

BETWEEN US?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang