"Terima!"
"Terima! Terima ...!"
"TERIMA ...!"
Seperti itu lah teriak-teriakan orang yang berada di sana sekarang, bukan cuma mereka tapi Nini, Esme, Justin, juga ikut berteriak "terima".
Sedangkan Jia, dia masih terkejut dia masih mencerna apa yang terjadi saat ini.
"A-aku?" Jia menunjuk dirinya sendiri, dengan melihat ke arah orang-orang yang juga melihatnya.
"Jia disana cuma ada kamu, lalu siapa lagi kalau bukan kamu?" Esme menjawab pertanyaan yang ada di pikiran Jia.
"Jianna jika belum bisa menjawab sekarang, jawab nanti juga bisa jangan memaksa kan diri." Vinson ikut menjawab, karna dia tau Jia pasti sangat ketakutan barusan.
Nini segera menghampiri Jia yang masih diam ditempat.
"Jia, kita pulang?"
Jia mengangguk lalu segera merangkul lengan Nini, mereka berjalan perlahan meninggalkan keramaian disana.
"Vin." Justin menepuk pundak Vinson, mengajak nya untuk pergi juga dari sana.
"Ga usah ngerasa bersalah Vin, Jia cuma kaget dia mungkin ketakutan karna kita tinggal tadi." Esme ikut menenangkan Vinson, Esme tau mereka sedikit berlebihan apa lagi ini rencana dia bukan Vinson.
Tanpa menjawab pertanyaan mereka berdua, Vinson ikut berjalan menyusul Nini dan Jia yang sudah sedikit jauh dari mereka.
....
Sekarang sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Jia, kamu istirahat aja maafin aku ya. Apa lagi ini idenya aku, aku ga tau kalau kamu bakalan sampe nangis kaya gitu, jangan salahin Vinson atau temen-temen yang lain mereka ga ada yang salah ya Jia." Esme menatap Jia ketika berbicara tadi, dia benar-benar merasa bersalah.
"Shuuut, Esme ga ada yang salah stop ngalahin diri kamu." Jia menggenggam tangan Esme.
"Ih! Kalian kok malah sedih sih."
And berakhir mereka bertiga berpelukan satu sama lain, menyalur kan rasa persahabatan mereka mungkin Esme akan menjadi sahabat mereka mulai hari ini.
"Udah-udah, jangan sedih lagi mending kita bahas yang lain sekarang jadinya gimana mau ga?"
"Apa sih, Me."
"Cie, malu-malu."
"Liat deh Ni, pipinya Jia merah." Esme dan Nini sangat suka menggoda Jia, wajah Jia sangat merah sekarang.
"Ga, ya!" Jia menutup wajahnya yang sudah memerah itu.
"Jangan malu Jia, bilang aja kalau kamu juga suka." Esme mulutnya sangat ceplas-ceplos ya temen-temen Jia sangat lelah menghadapi Esme.
"Esme! Jia udah merah banget tuh. Entar ke terusan nangis lagi."
"Apa, ehm--"
"Di bilang in udah Esme!" Nini menutup mulutnya Esme, kalau ga ditutup ngomong terus dah tu mulut.
"Aku juga ga mau bohong sama diri sendiri." Seketika mereka berdua terdiam, menunggu Jia meneruskan ceritanya.
"Terus?" Ucap Esme dan Nini bersamaan.
"Aku mau terima Vinson." Jia sangat lantang dan cepat ketika mengatakan itu.
Tidak ada suara sekarang, Nini sama Esme masih loading sebentar.
"AAA! Aku akan mengatakan ini dengan Vinson." Tanpa persetujuan Jia, Esme langsung berlari keluar dari kamar mereka.
"ESME ...!" Tanpa pikir panjang Jia menyusul Esme dengan berlari secepat mungkin. Begitu pula dengan Nini.
Saat Jia di luar kamar, dia sudah telat di depan nya saat ini ada Esme, Justin, dan Vinson tentunya.
"E-bisa kita bicara berdua Jia?"
Jia hanya mengangguk menjawab pertanyaan Vinson.
Sekarang Vinson dan Jia jalan ber iringan, mereka sama sama gugup saat ini. Sampai mereka di sebuah taman yang tidak jauh dari hotel malam itu masih terasa dingin untung mereka berdua menggunakan pakaian yang cukup tebal.
"Kita duduk dulu Jia." Jia duduk di tempat yang kosong itu, setelahnya Vinson juga duduk di sebelah Jia.
Vinson melihat Jia yang terus-terusan menggosok tangan nya, Vinson juga melakukan hal yang sama. Setelah Vinson menggosok tangannya lalu ia menggenggam tangan Jia di kedua tangan Vinson, agar menghangatkan Jianna.
Jianna tentu saja kaget dengan perlakuan Vinson, karna yang Jia tau Vinson itu cowo humoris bukan romantis.
"Jia, aku udah tau kamu mau nerima aku dari Esme. Tapi aku juga ingin denger kata-kata itu secara langsung." Vinson mengubah cara bicara nya menggunakan aku, kamu?
"M-maaf."
Vinson mengerut kan keningnya, dia bingung sekarang Vinson juga takut. Takut di tolak.
Ga ada niattan Vinson untuk melepaskan tangan Jia, dia masih menggenggam nya dengan sangat erat.
"Jia, kalau kamu beneran ga suka sama ak--"
"Suka!" Jia memotong ucapan Vinson, Jia menunduk malu sekarang mungkin kata 'maaf' yang dia keluarkan tadi membuat Vinson salah paham.
"Ha?" Vinson makin bingung, tapi dia harus bersabar karna Vinson tau tidak mudah untuk mengungkapkan sebuah perasaan.
"A-aku nerima kamu Vinson, aku juga ga mau bohong dengan diriku sendiri. Itu menyakitkan."
Vinson membuang nafas dengan lega, dia semakin menggenggam tangan Jia lebih erat.
"Aku tau, pertemuan pertama kita mungkin ga berkesan sama sekali bagimu, atau mungkin saat itu kamu membenci ku? Tapi bagiku itu sangat berkesan Jia."
"Iya benar, aku sangat membenci mu tapi itu dulu bukan sekarang."
Vinson tersenyum mendengar ucapan Jia, senyuman Vinson sangat manis seperti orang yang sedang jatuh cinta? Apa lagi tatapan nya itu sangat menarik untuk di pandang.
"Aku, mencintai mu Jianna."
"Aku, juga mencintaimu Vinson."
"HUAAA...! AKHIRNYA RESMI!" Esme dan Nini berteriak kegirangan bahkan mereka menari-nari padahal di taman itu masih banyak orang-orang.
"Selamat ya Jia, Vinson lu harus berterima sama gue." Esme memeluk Jia, sambil menatap ke arah Vinson.
"Jianya aku ga jomblo lagi." Nini malah terharu, karna ini pertama kali Jia berpacaran dengan seseorang.
"Terimakasih tuan putri Esme." Vinson menjawabnya, kalau ga di jawab entar si Esme malah tantrum lagi kan ga lucu.
"Pulang yuk, dingin banget di luar." Justin yang dari tadi hanya memperhatikan drama di depannya, sudah ga tahan lagi berdiri di luar, sangat dingin.
Akhirnya masalah hari ini sudah selesai, mereka segera pulang ke hotel, dan di perjalanan pulang saat itu mereka saling menggoda satu sama lain di iringi dengan gelak tawa kebahagiaan.
❁͜❁͜❁
"Kalau tidak mau sakit, jangan
mencoba untuk jatuh cinta."Kesepuluh selesai.
Lama banget ya Aya update? Maaf ya semua, Aya lagi ada masalah dalam keluarga jadi untuk nulis cerita itu bener-bener ga mood otak campur aduk banget:)Semoga cerita nya nyambung ya, Silahkan membaca babay seng🤍
See youu all❣
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US?
Romance"Kamu menyakitinya Vin, biarkan aku yang menjaga nya." "Dia milikku kak, sampai kapan pun akan tetap menjadi milik ku." "Kamu adalah luka sekaligus penyembuh bagiku, dan pada akhirnya aku akan tetap kembali kepada mu." Start : 8, Oktober 2023 Fin...