Elvano menoleh ke arah pintu yang di sana Dion sedang menggandeng tangan seorang wanita membuat Elvano membuang rokoknya dan berjalan ke arah mereka.
"Loh, ngapain lo kesini?" Tanya Elvano pada Dian. Gadis itu terlihat kebingungan karena tiba-tiba Dion menarik tangannya masuk ke bangunan tua ini. Ini pertama kalinya ia memasuki bangunan tua ini yang sudah menjadi markas Dion selama hampir 3 tahun.
"El, di luar ada yang mau nyerang kita!" Pekik Dion membuat Dian melotot.
"APA!! g-gue takut. Gue mau pulang!" Baru saja gadis itu hendak membuka pintu tangannya langsung di tarik oleh Dion.
"Kamu mau kemana? di luar lagi banyak orang. El gue tadi sempat lihat mereka bawa balok dan banyak di antara mereka bawa senjata tajam," ucap Dion membuat Elvano mengepalkan tangannya kuat.
Elvano langsung menutup semua pintu dan jendela bangunan ini dan memanggil semua anggotanya untuk berkumpul. Setelah mereka semua terkumpul Elvano langsung memberi peringatan kepada mereka bahwa mereka harus waspada karena malam ini mereka akan di serang oleh orang yang tidak di kenal. Elvano juga memberi tahu bahwa mereka semua membawa senjata yang mungkin membuat mereka terluka dan harus berhati-hati.
Segerombolan motor itu kini tidak terdengar lagi membuat mereka semua penasaran. Dian yang sedari tadi memeluk lengan Dion membuat pria itu khawatir. "Kamu tenang ya, kita pasti menang lawan mereka. Kamu tau kan Elvano nggak akan biarin kita kenapa-napa," ucap Dion berusaha menenangkan Dian yang sudah terlihat pucat.
Tak lama kemudian suara ledakan terdengar dari luar membuat mereka semua yang masih berdiskusi menoleh ke sumber suara. Elvano geram dan langsung membuka pintu markasnya dengan kasar. Sahabat-sahabatnya pun ikut di belakang Elvano. Sedangkan Dian di sembunyikan Dion di dalam ruangan Elvano.
Elvano terkejut saat salah satu di antara mereka membuka topengnya dan berjalan mendekat ke arahnya. Ternyata pria itu adalah Arga, sahabatnya yang telah berhianat. Pria itu tersenyum miring dan mendekat ke arah Elvano.
"Mau apa lagi lo kesini!!!" Bentak Elvano dengan tangan yang mengepal kuat.
Arga tersenyum dan langsung menyodorkan pistol yang ia pegang ke arah kepala Elvano. Angkasa terkejut dan hendak memukul Arga tapi tangannya di tarik oleh Felix.
"TUNGGU APALAGI KALIAN SERANG MEREKA SEMUA!!!" Teriak Arga yang membuat semua anggotanya menyerang teman-teman Elvano. Dan lagi-lagi terjadilah adu fisik antara Galaxy dan Gotreasure.
Elvano langsung menarik kerah baju Arga dan menghempaskan pistol itu hingga terjatuh ke lantai. Elvano saat ini terlihat sangat Emosi dan wajahnya berubah menjadi merah. Arga berusaha menepis tangan Elvano tapi tenaga Elvano lebih kuat dari tenaganya.
"Mau lo apa si bangsat!!! lo udah ninggalin Gotreasure sekarang lo mau apa lagi, HAH!!!" Ucap Elvano dengan nada tingginya.
"GUE MAU LO MATI ANJING!!! LO UDAH BUAT ALANA SAKIT HATI!!!" Jawab Arga yang membuat Elvano melepaskan cengkramannya.
"Lo tau kan, selama ini gue suka sama Alana. Gue berjuang buat dapetin dia!! Tapi apa? lo ngerebut Alana dari gue! Dan sekarang lo nyakitin dia!!" Sambung Arga membuat Elvano kembali terdiam seribu bahasa dan tak mampu menjawab ucapan pria itu.
Selama ini memang Elvano ketahui bahwa sahabatnya itu juga menyukai Alana. Tapi Arga kalah cepat oleh Elvano, sehingga dia lah yang berhasil mendapatkan cinta gadis cantik itu. Tapi soal menyakiti hati Alana. Elvano sama sekali tidak pernah berniat sedemikian rupa, takdir mempertemukan dia dengan Viona-Istrinya maka gadis itulah yang mengubah takdirnya.
"Lo bajingan El, Lo laki-lagi brengsek!!!" Ucap Arga lalu mengambil pistolnya yang tergeletak di lantai dan kembali menyodorkan pistol itu tepat pada dada Elvano.
Elvano sama sekali tidak menyadari hal itu dan masih menunduk merenungi semua ucapan Arga yang menurutnya benar apa adanya. Dia telah menyakiti hati sahabatnya itu dengan merebut wanita pujaannya dan juga menyakiti hati Alana yang sudah jelas-jelas memilihnya daripada Arga.
Arga menutup matanya dan menarik napas bersiap menekan tombol pisol itu dan....
PANGGGG!!!!
BRUKKK!!!
Semua anggota Galaxy dan Gotreasure tercengang melihat kejadian itu. Arga melotot dan menjatuhkan pistolnya sambil memundurkan dirinya dua langkah setelah melihat seseorang yang sudah tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir di tubuhnya.
"DION!!!!" Teriak Seorang gadis yang menerobos masuk ke dalam kerumunan itu. Ternyata yang tertembak adalah Dion. Pria itu menyelamatkan Elvano dengan mendorongnya saat Arga menekan tombol pistol itu.
Elvano tersungkur ke lantai dan menarik Dion dan menepuk-nepuk pipi pria itu dengan pelan. "NGGAK!! INI NGGAK MUNGKIN!! DIONN!!!"
Dian berlari dan memeluk tubuh pria itu seraya merangkup wajahnya. "Dion!!! Kamu nggak boleh ninggalin aku, aku minta maaf," lirih wanita itu meneteskan air matanya.
"Sssttt, jangan n-nangis, Kamu jelek kalau lagi nangis," balas pria itu terbata-bata.
Elvano bangkit dan meraih pistol yang tergeletak di lantai dan bersiap menembak Arga yang masih berdiri mematung di hadapannya. Baru hendak menembakkan pistol itu pada Arga suara sirene polisi terdengar hingga membuat Arga dan teman-temannya panik dan berhamburan meninggalkan tempat ini. Saat di dalam ruangan Elvano tadi, Dian menyempatkan diri menelpon polisi agar melerai pertengkaran hebat yang terjadi di luar sana, itu sebabnya polisi tiba-tiba datang.
"Dion bangun!!!!" Dian berteriak histeris saat pria itu sudah tak sadarkan diri. Angkasa, Bara dan Felix langsung mengangkat Dion dan memasukkan ke dalam mobil Angkasa yang terparkir di depan markas mereka.
Polisi tiba dan langsung menangkap semua teman-teman Elvano yang masih ada di dalam bangunan ini. Elvano berteriak saat polisi itu memborgol tangannya. "PAK! bukan kami
yang salah. Harusnya mereka yang di tangkap pak!!!" Teriak Elvano namun Polisi itu tidak menghiraukan ucapannya dan langsung membawa Elvano bersama teman-temannya ke kantor polisi.Angkasa mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, sementara Dian masih meneteskan air matanya membuat Angkasa dan Felix merasa iba pada gadis itu. Tak lama kemudian mereka tiba di rumah sakit dan langsung menggendong Dion masuk ke dalam rumah sakit agar mendapat penanganan darurat.
Setelah Dion mendapat penanganan, Angkasa langsung menelpon Elvano untuk menanyakan keberadaan pria itu karena baru ia sadari bahwa ketuanya itu tidak ikut bersamanya.
Angkasa meremas ponselnya kuat dan menghempaskan tubuhnya ke bangku tunggu yang ada di depan ruang rawat darurat. "Kenapa Sa? Tanya Felix memegang bahu Angkasa.
"Elvano dan yang lain di tahan polisi," jawab Angkasa frustasi.
Felix dan Bara yang mendengar itu sontak berdiri. Sedangkan Dian yang hanya duduk sambil meneteskan air matanya membuat mereka bertiga tidak enak melihat gadis itu menangis sendirian di sana. Angkasa merogoh kantong celananya dan menghubungi Viona dan memberi tahu semua yang telah terjadi malam ini.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Fiksi Remaja"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...