2. WHO??

31 7 3
                                    


Riuh sorakan yang diiringi tepuk tangan memenuhi lapangan SMA NUSA BANGSA pagi menjelang siang itu. Ala dan Kayla ikut serta dalam bisingnya siswa/I SMA NUSA BANGSA bertujuan memberian dukungan terbaik untuk kelas tercinta.

"SEBELAS DUA GO GO GOO!!"

"YUK SEBELAS SATU BISA YUKK!!"

"WOII SEBELAS DUA BORONG COGANN COYY!!"

"NATHAN GANTENG SEMANGATT"

Ala yang mendengar teriakan teriakan teman sekelasnya hanya bisa meringis pelan seakan merasa malu dengan apa yang ia dengar.

"perasaan dulu juga pernah main, kok sekarang pada excited banget gitu ya? Apa ga malu teriak gitu.." gumam Ala pelan.

"kalau udah demen mah urat malu juga bisa diputusin kali, La" sahut Kayla yang dilanjutkan dengan kekehan dari keduanya.

Secara tiba tiba sorakan yang tadinya sempat mereda kembali riuh terdengar bersamaan dengan bunyi peluit yang menandai berakhirnya pertandingan hari itu laki laki dengan nomor punggung 30 berhasil mengubah skor dari 1 - 1 menjadi 2 - 1 pada detik detik terakhir. Ala dan Kay ikut bersorak kala menyadari, kelas mereka lah yang memenangkan pertandingan.

Pertandingan XI 1 dan XI 2 berakhir dengan perbedaan skor yang tipis, akibat tendangan penutup yang cukup memukau dari seorang Nathanael, XI 2 dapat memenangkan pertandingan kali ini. Siswa/i XI 2 masih bersorak seakan mengekspresikan kebahagian yang teramat. Di tengah kebahagian itu, seorang gadis justru fokus pada satu titik, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dan dengan perlahan bibirnya mengukir sebuah senyuman tipis.


"nathan keren ya, Kay" ucap Ala refleks saat pandangannya terkunci pada seorang laki laki yang tengah memeluk singkat teman teman se timnya. Ganteng, pikirnya. Ia merasa sangat senang bisa melihat laki laki itu memenangkan pertandingan, lagi.

Sedangkan disisi lain laki laki dengan postur badan yang cukup tinggi dan wajah humoris menyenggol pelan lengan nathan sembari memberi kode bahwa ada gadis yang tengah melihatnya dari arah tepi lapangan."cinta lama bersemi lagi kayaknya, bro!" Gilang Abimana namanya, teman Nathan yang paling tidak waras dan kelakuannya minus sekali. Hanya satu yang dapat dibanggakan dari Gilang, yaitu dia bisa dan mahir jika itu urusan futsal.

"wkwk soon, kalau udah gue pamerin ke lo, Lang"

"yaelaahhh soon soon gaya lo, tahun lalu juga bilang gitu, tau tau tenggelam kapal lo, mana gue udah nungguin pj lagi, emang kampr*t!" Kavin Ardana namanya, laki laki paling rendah dilingkup pertemanan Nathan, hanya beda beberapa cm sih dari Gilang. Kavin dikenal dengan mulutnya yang ceplas ceplos sedikit mirip Kay, mahir sekali dalam bidang sindir menyindir dan lengkap dengan umpatan umpatan yang tidak pernah absen dari mulutnya.

"ungkit ae terus! Tahun lalu emang gue yang gobl*k udah gausah lo bahas lagi, kali ini beneran, mungkin emang ga tahun ini, tapi gue beneran ya taii kali ini bakal ngasih lo pada pj dah" Nathan berusaha membela diri sembari mengalihkan pandangannya kearah gadis yang Gilang sebut sedang memandanginya tanpa henti dari beberapa waktu lalu. Senyuman terbit di wajah Nathan, gadis itu manis, Ala terihat cantik sekaligus manis, selalu begitu.

Ala masih dalam dunia bawah sadarnya, masih tetap memandangi sang pujaan hati yang tak kunjung ia miliki sampai suara kay membuyarkan lamunannya. "udah kali bengongnya, doi ngeliatin lo balik tuh!" mendengar ucapan Kay, Ala yang sedari tadi termenung akhirnya kembali mengumpulkan kesadarannya dan kembali menatap laki laki yang tengah tersenyum ke arahnya.

Ala merasa pasokan udara disekitarnya menghilang begitu saja, dada Ala bergemuruh. Senyuman laki laki itu selalu candu untuk seorang Alana Maddison, lagi dan lagi Ala hanyut dalam lamunannya. Nathanael Athariz, orang orang biasa memanggilnya Nathan. Laki laki dengan mata sipit dan rambut sepanjang telinga namun terkesan rapi, Nathan adalah anggota dari club futsal di SMA NUSA BANGSA namun dengan alasan yang tidak pernah di ketahui orang orang, selama 1 tahun belakangan Nathan tidak pernah terlihat ikut serta dalam pertandingan futsal, pertandingan antar kelas tahun lalu adalah pertandingan terakhir Nathan sebelum akhirnya ia kembali menginjakkan kakinya di lapangan futsal setelah satu tahun lamanya. Dan tentunya ia kembali untuk memenangkan pertandingan.

"ALA, LO DENGER GUE? JANGAN BENGONG TERUS GUE TAU GUE GANTENG!"


Teriakan tersebut cukup mengejutkan Alana, namun belum sempat Ala membalas teriakan dari laki laki yang di duga adalah Nathan, ia kembali dibungkam dengan teriakan yang kembali terdengar. Bersamaan dengan itu suasana lapangan siang itu kembali riuh seolah menggoda Ala.

"LO SEMUA PASTI BINGUNG KAN KENAPA TIBA TIBA GUE IKUT MAIN HARI INI? GUE BAKAL KASIH TAU ALASANNYA!"

"GUE IKUTT MAIN HARI INI KARENA ADA LO, ALANA MADDISON!!"

Yap, memang benar.. selama setahun belakangan Alana tidak pernah bergabung dalam tim supporter, kecuali.. hari ini!. Jadi?? semua hanya karena.. tidak adanya Alana Maddison di barisan supporter? Benar benar gila, Nathanael bulol Athariz.

HOME BECOMES YOU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang