3. MEET AGAIN

25 5 0
                                    

Kejadian siang tadi masih sangat berbekas dipikiran Alana, kini sudah tengah malam namun Alana masih belum bisa memejamkan mata untuk memasuki alam bawah sadar. Pikirannya masih berkelana, sesaat kepingan kepingan memori antara dia dan laki laki itu terlintas, Ala tidak bisa mengelak bahwa ia sangat merindukan sosok itu. Satu tahun Ala hanya bisa memandanginya dari jauh, dengan harapan ada kemajuan di setiap harinya, berharap ia bisa kembali berbicara atau bahkan bercanda bersama, namun nihil. Ala pikir sudah waktunya untuk menyerah saja, namun ternyata semesta mempermainkannya. Kenyataannya semesta baru akan memulai semuanya.

Dering notifikasi membuyarkan lamunan Ala, segera ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas, membukanya dan melihat siapa yang menghubunginya tengah malam seperti ini.

"siapa sih.. ganggu aja malem malem gini" celetuk Ala sembari memeriksa notif yang masuk. Seketika bola mata Ala membulat menyadari siapa yang menghubunginya, kalian pasti bisa menebak kan? Ya, dia...

________

Nathanael.

Online

La, maaf ganggu lo malem' gini.

Lo besok free? Ayo kita perjelas semua hal yang abu abu selama ini

Jam 9 pagi, di taman biasa ya, see u Alana.

________

"aduh duh Nathan kenapa dadakan gini sih?!" keluh Ala "Tapi kalau gue nolak kemungkinan besar gue gabakal punya kesempatan lain buat dengerin penjelasan dari dia.." lanjutnya lirih.

"rese banget lo, Than." Ala perlahan mengetikan balasan untuk Nathan, dengan rasa ragu menyelimuti Ala dengan cepat ia mengirim pesan tersebut lalu segera mematikan ponselnya, harap harap ia bisa tidur tenang setelah ini. Kembali ia letakkan ponselnya di atas nakas kemudian Ala kembali bersiap menjemput mimpinya. Tanpa sadar sebuah notifikasi kembali masuk.

________

Nathanael.

Online

Okee. see you, Nathan.

Thanks. Istirahat, La. Good night.

You should know, I'm still love u, La.

________

Kicauan burung pagi hari itu terdengar menyambut datangnya weekend, sama seperti Ala yang juga menunggu nunggu hari ini. Ala merasa tidak nyaman sebab kejadian malam tadi membuat jantungnya berdegup kencang sedari tadi. Kini jam sudah menunjukkan angka 08.40 pagi, Ala tengah bersiap, dengan menggunakan sweater hitam ditemani celana jeans yang sedikit longgar, sangat simple namun Ala terlihat cantik saat menggunakannya. Ia berdiri didepan kaca berniat memberi polesan tipis pada wajahnya. Agar tidak pucat, katanya

"Nathan, semoga kali ini gue pulang dengan kabar baik.."

Beriringan dengan gumaman lirih itu Ala menyambar tas selempang yang terletak di atas kasur lalu melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. Lalu setelah meminta izin pada bunda Ala bergegas menuju tempat yang telah disebutkan Nathan tadi malam.

Disisi lain Nathan sudah tiba di taman tempat ia berjanji dengan Ala, ia memang sengaja datang lebih cepat agar Ala tidak perlu menunggunya.

"La, gue kangen sama lo. Maafin gue ya La." suara itu terdengar menyiratkan kesedihan yang mendalam, entahlah atas dasar apa Nathan bergumam seperti itu. Memangnya ia melakukan kesalahan seperti apa? Kepada Ala? 

"Nathan"

Sontak Nathan mengadahkan pandangannya, kedua maniknya menatap terkejut ke arah depan, Nathan pikir Ala lah yang memanggilnya barusan.

"ngapain disini? Long time no see Nathan." lanjut gadis itu.

"lo yang ngapain? Jangan ganggu gue lagi. Tahun lalu lo udah ngancurin semuanya, Mora." sarkas Nathan, kilatan amarah terlihat dari kedua matanya. Ia sangat tidak suka pada gadis ini, Nathan harus melewati banyak penderitaan setahun belakang dan itu semua karna gadis yang kini berada di hadapannya.

"maaf Nathan, aku ga bermaksud gitu. Aku ma-"

"Mora?"

Gadis itu terlihat shock saat menyadari kehadiran teman lamanya, teman yang ia khianati, teman yang dulu selalu baik padanya sebelum akhirnya ia sendiri yang menghancurkan semua itu. "Ala?"

"Sorry, gue cuma lagi keliling disekitar sini, dan ga sengaja ngeliat Nathan. Lo tenang aja, gue gabakal ganggu lo lagi. Lo boleh ambil apa yang seharusnya jadi punya lo, La. Gue ga akan ngehancurin itu lagi. One more time, sorry, La"

Setelah mengatakan hal itu dengan langkah tergesa gesa ia meninggalkan dua orang yang sama sama terdiam seakan tak menyangka hal ini akan terjadi. Tak ingin kesalahpahaman terjadi Nathan membuka suara mencoba memberi penjelasan.

"La, makasi udah dateng. Gue gatau kalau pertemuan kita hari ini bakal di awali sama kejadian kayak tadi. Gue sama sekali gaada berhubungan lagi sama dia, lo.. percaya gue kan, La?"pertanyaan itu terdengar ragu ragu, Nathan berharap kata 'iya' keluar dari mulu gadis yang ia sayangi itu.

"gue dateng cuma buat dengerin lo memperjelas semuanya, Nathan. Gue gapeduli ada hubungan apa di antara lo dan Mora. Lagian gue juga bukan siapa siapa lo kan?" ujar Ala diiringi kekehan pelan yang penuh arti, kemudian dengan santai Ala berjalan mencari tempat untuk duduk di taman penuh cerita itu. Melihat respon Ala, Nathan hanya bisa menghela nafas gusar lalu dengan cepat ia menyusul Ala, ia bertekad, tidak akan pernah melepas Alana untuk kedua kalinya. Tidak akan pernah.

HOME BECOMES YOU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang