Effleurage × Jung Fams

dua puluh tujuh

Meninggalkan dua pasangan yang tengah kalut, keadaan villa nampak ramai karena Rere dan Sheryn tidak  berhenti menyanyikan lagu dari karaoke box yang dibawa Hestia dari Jakarta. Kedua gadis itu terlalu asik dan juga bersemangat. Hitung-hitung melepas stres. Sadam dan Guan memilih untuk menceburkan tubuh mereka dalam dinginnya air kolam renang.

Membiarkan tubuh tegap nan atletis mereka terendam oleh air. Cuaca di Bali malam ini panas sekali. Sudah hampir satu jam Sadam berenang dan masih betah juga untuk berdiam diri. Pemuda itu menumpukan kedua tangannya pada pinggiran kolam. Tatapannya menatap hanya pada satu objek. Sheryn yang sedang tertawa lepas saat melihat skor hasil menyanyinya. Gadisnya tampak sangat bahagia.

“Gue naik duluan dah. Bisa keriput sebadan-badan ini kalau kelamaan berendam,” ucap Guan.

“Cupu lo baru juga sejam,” balas Sadam.

“Matamu baru sejam,” cibir Guan.

Pemuda berambut coklat terang nyaris pirang itu naik ke permukaan lebih dulu meninggalkan Sadam sendirian. Lalu menarik Rere untuk masuk ke dalam kamar mereka. Sheryn yang kehilangan partner untuk bernyanyi pun menghampiri pemudanya. Gadis itu menceburkan separuh kakinya ke dalam air. Membiarkan Sadam menumpukan kepalanya pada pangkuan miliknya.

Sheryn mengusap sayang rambut pemuda yang dipacarinya selama tiga bulan ini. Sadam memandang lekat paras ayu gadisnya ini tanpa pernah bosan sama sekali. Ibu jemari sang pemuda mencubit gemas pipi Sheryn yang semakin berisi setiap kali dengannya. Itu artinya kekasihnya itu bahagia akan hubungan mereka.

“Bentar lagi kamu masuk masa magang ya, nanti aku boleh kan datang ke rumah sakit tempat kamu kerja itu?” tanya Sadam.

“Boleh nggak ya?” Sheryn balik bertanya sekedar menggoda pemudanya.

“Jangan cinlok sama orang lain. Kamu bolehnya jatuh cuman ke aku. Satu-satunya tempat untuk kamu pulang, tolong jaga hati kamu di sana baik-baik, kamu bisa mengandalkan aku untuk semua yang menyangkut tentang kamu, Sher. Kalau aku bisa, pasti aku bakal sempatin antar-jemput kamu setiap hari,” kata Sadam.

“Aku pergi buat magang aja, Sadaaaam. Kayak aku mau pergi kemana aja deh kamu,” kekeh Sheryn gemas.

“Ini mengantisipasi sayang. Banyak yang bilang kalau hubungan sering kandas bisa berakhir di mana aja. Aku nggak mau dong kejadian beneran. Dapetin kamu aja susah loh.”

Sadam menegakkan tubuhnya dan berada diantara tubuh Sheryn. Pemuda itu mendekatkan wajahnya pada gadisnya sedekat mungkin. Menyapa benda tak bertulang itu kemudian. Bisa ia rasakan manisnya strawberry dari liptint yang dipakai sang gadis. Diam-diam Sadam merangkulkan tangan kekarnya pada pinggang ramping Sheryn.

Keduanya terlalu larut dalam pergulatan bibir yang saat ini dipimpin oleh Sheryn. Gadis itu begitu terbuai oleh sentuhan pemudanya. Saat dirasa lengah Sadam menggendong tubuh kekasihnya itu dan melemparnya bersamaan dengan dirinya masuk ke dalam air. Membuat tubuhnya sepenuhnya basah oleh air.

Sadam hanya tertawa sedangkan Sheryn mengusap wajah juga rambut panjangnya yang berantakan terkena air. Ada beberapa bulir air masuk tanpa permisi ke dalam hidungnya. Sheryn sampai batuk dibuatnya dan sekarang hidungnya menjadi nyeri. Gadis itu mendelik kesal lantaran kekasihnya itu hanya tertawa. Bahkan semakin kencang.

“SADAM.” Sheryn mendekat ke arah Sadam kemudian menyemprotkan sejumlah air ke wajah pemuda itu. Tangannya terulur untuk memukul dada pemudanya itu kesal. “Baju aku jadi basah semua nih! Aku udah mandi tadi dan sekarang karena kamu nanti aku harus mandi lagi!” pekik Sheryn kesal bukan main.

“Gampang nanti mandi sama aku,” balasnya tengil.

Sadam menahan tangan gadis itu yang terus memukuli dada bidang tanpa atasannya itu. Masih dengan sisa tawa di wajahnya, pemuda itu menyampirkan anak rambut di belakang telinga gadisnya. Sheryn merangkulkan tangannya pada leher jenjang kekasihnya. Senyuman di bibirnya tidak pernah luntur walaupun Sadam usai menjahilinya.