السلام عليكم ورحمة الله وبركات
Mohon maaf jika ada kata-kata kasar yang kurang sopan karena ini masih part sebelum Fatimah hijrah.SELAMAT MEMBACA
Bagian II
Pesantren
___________________________Tiga hari telah berlalu setelah insiden ayah Fatimah berkata angkat tangan atas Fatimah dan berniat akan menjodohkan agar Fatimah tidak keluyuran malam lagi, sekalipun Fatimah keluyuran malam akan ada ada menjaganya.
Namun dengan tegas Fatimah langsung menolak, selain dirinya yang tidak kenal dengan calon yang akan ayahnya pilihkan, Fatimah juga masih duduk di bangku SMA- walau sebentar lagi lulus.
Hari ini ayah dan bunda berencana untuk ke pesantren, sebentar lagi Baim akan lulus SD, ayah dan bunda berniat memasukkan Baim ke pesantren katanya agar Baim kelak tidak seperti Fatimah.
"Fatimah, hari ini kamu ikut ke pesantren ya?!" Ajak bunda.
"Hah? Enggak mau ah Fatimah mau di rumah aja, Bun."
Tiba-tiba ayah datang
menyela obrolan ibu dan anak itu. "Enggak, pokoknya kamu harus ikut!""Ayahhh, janji deh Fatimah gak bakal ke mana-mana sampe Ayah sama Bunda pulang."
"Ayah enggak percaya," sahut ayah.
"Sana siap-siap!"
"Bun.." Fatimah merengek layaknya anak kecil sambil menggoyangkan tangan bundanya.
"Cepat siap-siap, baju kamu udah bunda siapin," ucap bunda.
Fatimah pasrah, gadis itu berjalan menaiki anak tangga rumahnya secara kebetulan Baim keluar dari kamarnya dengan memakai jubah, sontak Fatimah tertawa melihat penampilan Baim, pasalnya jubah yang Baim pakai kepanjangan sehingga kaki Baim tidak terlihat karena ketutupan oleh jubah.
Fatimah tertawa terbahak-bahak sampai mengeluarkan air mata. "Baim? Kamu Baim adikku?" Dengan sengaja Fatimah bertanya sambil menggoyang-goyangkan tubuh gembul Baim.
"Ya ampun, Baim kunyuk anak jurik lucu sekali kamu, Diks."
Baik berteriak dari lantai dua. "Bunda, Mbak Fatimah bilang Baim anak jurik lagi."
"FATIMAH," suara bunda yang menggelegar karena berteriak dari lantai bawah terdengar sampai ke lantai dua rumah mereka.
"Huh, tukang ngaduh."
"Biarin, wleee."
Baim berjalan melewati Fatimah dan menuruni anak tangga menghiraukan ejekan Fatimah yang mengatakan bahwa Baim tukang ngaduh.
Setalah Baim pergi Fatimah juga masuk ke kamarnya, Fatimah dibuat menganga tak percaya saat melihat baju gamis serta hijab berwarna senada ada di atas tempat tidurnya. "Bunda sengaja beliin ini buat aku?"
Sontak Fatimah kembali keluar dari kamarnya, berjalan mendekat kepinggir tangga. "Bunda, ini seriusan Fatimah pake gamis?" Fatimah berteriak bertanya pada bunda yang berada di lantai bawah.
"Ya iya dong sayang, masa kamu mau pake baju-baju kamu yang kurang bahan itu?"
Fatimah berdecak sambil menggerutu masuk kembali ke kamarnya, diperhatikannya lamat-lamat baju gamis dan hijab yang akan ia pakai.
"Gimana cara pake jilbabnya?"
"Astaga terakhir kali gue pake jilbab waktu masih kecil, itu juga jilbab instan yang bisa langsung dipake, kalo ini gimana cara pakenya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Aksara
General FictionPertemuan Fatimah Khalisa Putri dan Raden Aksara Putra Agung Dhiafakhri tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Namun takdir mempertemukan dua insan yang sama sekali tidak saling mengenal itu, mengikat keduanya dalam ikatan sah pernikahan melalui...