السلام عليكم ورحمة الله وبركات
Mohon maaf jika ada kata-kata kasar yang kurang sopan karena ini masih part sebelum Fatimah hijrah.SELAMAT MEMBACA
Bagian I
Bertemu Aksara
___________________________Fatimah menatap cemas layar ponselnya, sudah pukul sebelas malam namun pesta ulang tahun salah satu sahabatnya belum kunjung usai. Suara dentuman musik yang memekakkan telinga, lampu rumah yang sengaja diganti dengan lampu disco warna-warni, suasana rumah sahabatnya yang bernama Lily itu sudah seperti di club malam.
Fatimah sedikit iri pada Lily karena sahabatnya itu sangat beruntung kedua orangtuanya tidak pernah mengekangnya, tidak pernah membatasi Lily untuk melakukan apapun yang gadis itu mau selagi tidak merugikan orangtuanya, tidak seperti Fatimah.
Kebetulan ayah dan bunda Fatimah sedang pergi sejak pagi tadi dan akan kembali besok, jadi Fatimah akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk bersenang-senang karena jika ada keduanya orangtuanya sudah dapat dipastikan Fatimah tidak diperbolehkan untuk pulang di atas jam sepuluh malam.
Fatimah adalah gadis remaja berusia delapan belas tahun yang saat ini masih duduk di bangku kelas 12 SMA, Fatimah anak pertama dari dua bersaudara, Fatimah memiliki seorang adik laki-laki bernama Ibrahim atau yang lebih akrab dipanggil Baim, yang saat ini masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Fatimah terbiasa hidup enak sejak lahir, bangun tidur tinggal bangun, lapar tinggal makan, pergi ke sekolah tinggal diantar. Benar-benar definisi anak perempuan yang manja.
Gadis yang gemar memakai pakaian seksi; rok mini, celana jeans ketat atau baju kurang bahan. Gadis yang berumur 18 tahun itu sebentar lagi akan lulus SMA, Fatimah berniat untuk masuk ke perguruan tinggi yang sama dengan sahabatnya; Aydin, Lily dan Bilal.
Menyinggung tentang Aydin, sudah sejak lama Fatimah menaruh rasa pada Aydin, namun Fatimah tidak pernah mengungkapkannya karena rasa gengsinya yang setinggi langit, sedangkan Aydin tampaknya tidak peka dengan perasaan Fatimah.
Entah Aydin yang tidak peka atau Aydin sengaja bersikap pura-pura tidak tahu akan perasaan Fatimah karena Aydin tidak bisa membalas perasaan Fatimah.
Siapa yang tahu?
Fatimah menepi dari huru-hara keramaian pesta, gadis yang memakai jaket kulit dan rok mini berwarna hitam senada dengan jaketnya itu—duduk di sofa sambil memperhatikan teman-temannya berjoget mengikuti alunan musik.
"Fa, udah gitu doang? Lemah banget lo," ledek Bilal, salah satu dari sahabat laki-lakinya.
Fatimah berdecak. "Ck, gue harus balik ni udah jam sebelas. Di rumah lagi gak ada orang soalnya."
"Bareng deh kalo gitu, gue juga mau balik ni, baru dapat kabar kalau sepupu gue mau nginap di rumah."
Fatimah mengangguk setuju. "Boleh deh, gue juga bingung mau pulang sama siapa."
Aydin tiba-tiba datang dan duduk dengan santai di samping Fatimah sambil menyenderkan kepalanya di pundak gadis itu. Jantung Fatimah langsung berdebar tak menentu sehingga membuat Fatimah terdiam untuk beberapa saat.
Fatimah berdehem. "Ay, gue harus pulang."
Aydin sontak mengangkat kepalanya. "Sekarang?" Aydin bertanya sambil menatap Fatimah.
Fatimah mengangguk. "Udah jam sebelas."
"Tapi pestanya belum selesai, Fa."
"Gue nanti bakal pamit sama Lily sebelum pulang kok, kalo lo mau di sini sampe pesta selesai gak apa-apa, gue balik sama Bilal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Aksara
Ficción GeneralPertemuan Fatimah Khalisa Putri dan Raden Aksara Putra Agung Dhiafakhri tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Namun takdir mempertemukan dua insan yang sama sekali tidak saling mengenal itu, mengikat keduanya dalam ikatan sah pernikahan melalui...