5. || Belajar Memperbaiki Diri

753 64 34
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركات

30 vote dan 30 komentar untuk next chapter 🙏🏻
(Aku update kalo target vote dan komen udah terpenuhi, mau nunggu sampe seminggu atau bahkan sebulan kalo ga terpenuhi aku ga bakal update)

Mohon ingatkan jika ada kesalahan dalam part ini 🙏🏻

SELAMAT MEMBACA
Bagian V
Belajar Memperbaiki Diri
___________________________

Fatimah tengah sibuk berkutat di atas meja belajarnya, entah apa yang sedang gadis itu tulis di sticky notes.

Hari ini adalah hari minggu, Fatimah tidak banyak keluar kamar, ia hanya keluar kamar untuk makan lalu akan kembali masuk ke kamarnya. Ini sudah lima hari berlalu sejak kejadian orang-orang terdekat Fatimah dibuat kalang kabut karena gadis itu tak kunjung pulang ke rumah sampai malam. Fatimah juga sudah meminta maaf pada orangtuanya ditemani Aksara dan Anissa.

Fatimah tiba-tiba teringat akan malam itu, di mana Aksara mengantarnya pulang sampai ke rumah dengan selamat.

Flashback

Mobil Aksara terparkir di halaman rumah Fatimah, Fatimah dan Anissa yang duduk di kursi penumpang keluar bersamaan lalu kemudian disusul oleh Aksara.

Baim keluar dari rumah karena mendengar suara mobil yang berhenti di depan rumah. Saat Baim melihat bahwa Fatimah pulang, anak itu langsung memanggil ayah dan bundanya.

"AYAH, BUNDA ... MBAK FATIMAH PULANG."

Ayah dan bunda yang mendengar teriakan Baim langsung keluar rumah. Bunda sampai menangis karena khawatir pada Fatimah. Bukannya marah wanita paruh baya itu langsung memeluk Fatimah. "Kamu ke mana aja sih, Fatimah? Bunda sama Ayah khawatir."

"Bunda .." rengek Fatimah seraya memeluk sang bunda begitu erat.

Keduanya sama-sama menangis.

Bunda yang menangis karena khawatir.

Dan Fatimah yang menangis karena patah hati.

"Assalamualaikum, Om." Aksara mengucapkan salam pada Adiguna— Ayah Fatimah seraya mencium punggung tangannya.

"Wa"alaikumsalam."

"Oh, Askara? Kamu Aksara anaknya Fahri 'kan?"

Aksara tersenyum lalu mengangguk.

"Mas, siapa? Ayah Mbak Fatimah?" Anissa bertanya karena penasaran.

Aksara mengangguk lalu mengenalkan sosok Adiguna pada adiknya. "Ini Om Adiguna, Ayahnya Fatimah—sabahat Bapak sewaktu masih kuliah dulu."

Anissa mengangguk mengerti. "Assalamualaikum, Om."

"Wa'alaikumsalam," jawab ayah sambil tersenyum ramah.

"Ini Anissa, Om. Adek Aksara," ujar Aksara.

Ayah mengangguk mengerti.

Tulisan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang