02

28 5 0
                                    

Assalamualaikum Haii gengss
.
.
.
.
.

Sebelum baca di wajibkan untuk
Follow dan vote dulu okey💗

HAPPY READING ALL

02

Samudra sibuk memperhatikan jalan, sambil memikirkan perkataan nya untuk Jemian yang baru saja dia lontarkan untuk Jemian.

Gue pantes gak sih ngomong kayak gitu ke Jemian? Sementara Shaqilla juga sebenarnya gak pantes buat deket sama gue... Batin Samudra

"Lo hebat Samudra, gue kagum sama kata-kata lo barusan yang buat Jemian." Ucap Shaqilla dengan bangga.

Samudra hanya tersenyum mendengar apresiasi dari Shaqilla, yang senyum nya bisa Samudra lihat dari kaca spion.

"Qill."

Shaqilla yang sedang melihat-lihat pemandangan pun beralih melihat Samudra yang masih sibuk menyetir motor.

"Iya? Kenapa?"

"G-gue mau ngomong sesuatu sama lo Qill."

"Ngomong apa?"

Tidak ada jawaban dari Samudra, dia masih terdiam untuk mengumpulkan mental agar dia bisa lancar mengucapkan kata-kata untuk Shaqilla.

"Samudra? Hello."

"Eh iya, gak jadi deh Qill. Gue juga lupa mau ngomong apa."

"Lah, yaudah deh."

Samudra memberhentikan motornya tepat di depan rumah Shaqilla.

"Makasih ya Samu, udah mau nganterin gue."

Samudra terdiam dengan perkataan Shaqilla yang berbeda dari biasanya.

"Samu?" Tanya Samudra.

"Iya, Samu. Itu panggilan khusus dari gue." Ucap Shaqilla dengan senyuman yang membentuk di bibir nya. "Lo gak keberatan kan?"

"Eh, engga kok."

"Yaudah kalau gitu, lo pulang nya hati-hati ya Samu, gue masuk ke rumah dulu." Shaqilla melambaikan tangan ke arah Samu.

"Iya Qill."

🌧🌧🌧🌧🌧

Sesampainya Samudra di dalam kos nya, dia langsung menaruh tas di atas tempat tidur nya, lalu dia merebahkan dirinya sebentar untuk menetralisir rasa capek nya di hari ini.

Dia menatap langit-langit kamar kos dengan memikirkan banyak nya hal yang mengganjal di dalam pikiran nya.

Dan tidak terasa di benak Samudra, keluarlah cairan berwarna merah dari hidung Samudra yang mengalir begitu deras. Samudra yang merasakan itu langsung berkaca di cermin dan melihat apa yang sedang terjadi pada dirinya.

Dia pun mengambil beberapa tisu untuk membersihkan hidung nya dari sisa sisa darah yang keluar, lalu dia pun kembali merebahkan dirinya di kasur dengan tangan nya yang masih memegang tisu bekas mimisan.

Entah apa yang sedang Samudra pikirkan, dan secapek apa dia di hari ini sampai dirinya harus mengalami mimisan. Samudra merebahkan dirinya di kasur dengan menatap langit langit kamar nya yang berwarna abu abu.

"Kalau gue suka sama Qilla, gue pantes gak sih?" Ucap Samudra dengan wajah nya yang masih memandang langit-langit kamar. "Gue suka sama Qilla, tapi gue juga gak bisa maksain dia buat suka gue juga kan?"

hujan dan lautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang