11

20 5 0
                                    

Assalamualaikum Hai Haiiii Gengss
.
.
.
.
.

Gimana kabar kalian??
Semoga sehat selalu yaa

Maaf banget kalau aku kadang up
Kadang juga engga, soalnya sesuai mood guys
Ehehe😁💗

Oh iya, sebelum baca wajib
Follow dan Vote

LOV U GENGSSS

HAPPY READING ALL

11

Sudah lama Shaqalla tidak melihat raut muka Shaqilla yang ceria itu. Walaupun dirinya harus sakit kembali, bagi Shaqilla itu tidak masalah asalkan adek kecil nya selalu bahagia.

"Kak, selama mama gak di rumah. Kamu selalu jagain adek kan? dan kalian selalu akur kan?" Tanya Starla dengan memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Engga dong ma, kak Qall selalu jagain Qilla sepenuh hati kok." Jawab Shaqilla dengan menyentuh hati nya.

Shaqalla dan Starla tertawa kecil melihat tingkah laku bocak kecil yang memakai seragam SMA itu, tingkah laku bocil nya masih sama seperti dulu.

"Iya sayang, kalau gitu mama percaya kok." Starla mengelus halus rambut Shaqilla.

Shaqalla tersenyum melihat Shaqalla tersenyum lebar melihat perlakuan Starla kepada Shaqalla. Dirinya saat ini sedang mengingatkan dengan masa lalu yang membuat dirinya sakit ketika mengingat itu.

Flashback on..

Pyar...

Terdengar suara pecahan kaca dari dapur. Shaqalla tidak sengaja memecahkan gelas kaca ketika ingin membuatkan susu coklat Shaqilla.

"YA AMPUN SHAQALLA. APA APAAN KAMU, KENAPA BISA PECAH GINI, HAH? NANTI KALAU KENA ADEK GIMANA?" Bentak Starla dengan menggendong Shaqilla untuk menjauh dari pecahan gelas disana.

Shaqalla makin di buat syok dengan bentak an Starla, dirinya ingin menangis detik itu juga. Namun tidak bisa.

"M-maaf ma, Qalla gak sengaja." Ucap nya dengan tertunduk melihat pecahan gelas.

"Beresin sekarang juga, dan kalau masih ada serpihan gelas yang mengenai adek kamu. Mama bakal marah besar ke kamu Qalla, ngerti itu?" Starla mulai membawa Shaqilla untuk pergi ke kamar.

"Iya ma, Qalla ngerti."

"Eh, gak usah di bersihin den. Biar bibi aja yang bersihin." Ucap bi Imah yang datang dengan membawa sapu.

"Gak usah bi, Qalla kan di suruh sama mama buat tanggung jawab dengan apa yang Qalla perbuat." Ucap Shaqalla dengan menahan air mata nya agar tidak jatuh.

Shaqalla pun mulai membersihkan serpihan gelas yang berserakan di lantai, dengan tangan yang tidak sengaja mengenai benda tajam itu hingga berdarah.

Shaqalla ingin menangis, namun tidak bisa. karna dirinya sudah biasa di perlakukan seperti ini semenjak kehadiran Shaqilla, namun Shaqalla tidak pernah menyalahkan kehadiran Shaqilla di rumah ini. Walaupun dirinya selalu saja di marahin.

Di lain waktu...

"Qalla, tolong kamu di rumah saja ya. Mama, papa sama adek mau keluar sebentar." Ucap Jeandra.

-Jeandra adalah ayah dari Shaqilla dan Shaqalla.

"T-tapi Qalla mau-" Belum selesai berbicara, perkataan nya sudah di potong dahulu oleh Starla.

"Qalla, nurut sama papa! Qalla di rumah aja."

"I-iya ma."

"Ma, kenapa kakak ndak ikut aja? Qilla pengen kakak ikut." Ucap Shaqilla dengan menunjuk Shaqalla.

"Kakak di rumah masih banyak tugas yang harus di selesaikan dek, jadi mama suruh kakak di rumah aja." Perjelas Starla.

"Iya dek, Qilla aja ya yang ikut mama sama papa. Kakak disini belum selesai ngerjain tugas kakak." Shaqilla menjawab pertanyaan adek kecil mya dengan senyuman.

"Baiklah, kakak di rumah hati hati ya. Nanti adek bawain mainan banyak banyak buat kakak."

"Siap adek ku."

Flashback off..

"Kak?" Ucap Shaqilla yang sedang menyadarkan Shaqalla dari dunia halusinasi nya.

"Eh, maaf dek."

"Kakak ngelamun in apa sih?" Tanya Shaqilla.

Shaqalla terdiam sejenak, dia tidak mungkin kalau harus jujur kepada Shaqilla tentang keluarga mereka yang dulu.

"Gapapa kok, oh iya. Kakak udah selesai makan nya, kakak ke kamar dulu ya."

🌧🌧🌧🌧🌧

"Permisi den, bibi izin mau nganter in baju bersih." Ucap bi Imah dengan membawa satu keranjang berisi pakaian bersih milik Shaqalla.

"Oh, makasih ya bi." Ucap Shaqalla mempersilahkan.

Dirinya berada di balkon kamar nya dengan menatap langit yang gelap namun hanya di isi dengan bulan dan banyak nya bintang.

"Den Qalla, maaf ya kalau bibi lancang." Ucap bi Imah setengah. "Bibi cuma mau ngasih semangat buat den Qall, biarpun dulu ibu selalu memperlakukan den Qalla secara tidak adil. Tapi jangan pernah benci sama adek ya den..."

Shaqalla yang paham akan maksud bi Imah, dia pun beralih menatap bi Imah yang masih berdiri melihat Shaqalla di balkon.

"Ehehe, iya bi. Qalla gak bakal dan gak akan pernah benci Qilla kok. Walaupun semenjak hadirnya Qilla disini, perlakuan mama beda drastis ke Qalla." Ucap Shaqalla tersenyum ke arah bi Imah.

"Ibu kayak gitu karna ibu gak mau semua anak nya kenapa-napa den, cuma emang kasih sayang ibu sama bapak aja yang berbeda ke kalian. Walau sebenarnya mereka sama sama sayang kalian berdua."

"Bi... Mama sama papa udah cerai, kalau Qilla tau pasti dia sedih banget bi. Dan Qalla gak mau bikin Qilla sedih." Ucap Shaqalla yang mendekat ke arah bi Imah. "Bi, Qalla boleh meluk bibi gak? Qalla bener bener pengen peluk dan cerita ke seseorang bi."

Bi Imah pun mulai memeluk Shaqalla dengan pelukan yang hangat dan sudah jarang Shaqalla rasakan akhir akhir ini. "Boleh dong den, kalau den Qalla butuh teman curhat. Bibi selalu disini untuk den Qalla."

"Makasih ya bi, bibi selalu ada semenjak Qalla kecil sampai saat ini." Shaqalla sangat butuh sekali pelukan hangat ini.

"Den Qalla harus kuat ya, kalau ibu sama bapak udah cerai. Den Qalla harus bisa jagain adek Qilla sekuat tenaga aden." Bi Imah mengelus lembut punggung Shaqalla yang kekar namun sedikit rapuh itu.

"Iya bi, Qalla pasti selalu jagain adek setiap saat. Walaupun Qalla harus sakit dan rapuh pun, Qalla tetap akan jagain Qilla."

🌧🌧🌧🌧🌧
.
.
.
.
.

Gimana dengan bab kali ini??

Sudah mulai muncul konflik+sad
Dikit dikit yaa

Feel nya udah dapet belum??

Coba bantu komen dan beri aku
Saran maupun kritik yang sopan yaa
Di kolom komentar samping👉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hujan dan lautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang