20

33.6K 2.5K 34
                                    

...
Tandai typo ya guys
Vote dan komen
Selamat Membaca
...
.
.

"Eungh" lenguh terdengar dari wanita cantik yang perlahan membuka kedua matanya.

"Sayang! Alhamdulillah kamu udah sadar" kata Raja.

"Siapa kamu?" setelah sadar ada seseorang anak kecil di sampingnya.

"Mama" panggil Raona lirih

"Mama?" wanita itu melepas masker oksigen lalu menoleh ke arah suaminya seolah bertanya ini siapa?.

"Ini putri kita Raona Ferzuan dan ini putra sulung kita Ramazo Ferzuan" jelas Raja dan mendapat anggukan dari Ranggita.

"Putri Mama" ucap Gita dengan mata berkaca-kaca, anak kembarnya sudah tumbuh sebesar ini, sayang sekali ia tak bisa melihat pertumbuhan saat mereka masih bayi.

"Mama"

"Sini sayang" bangkit dari rebahan lalu bersandar dibantu oleh suaminya dengan menekan tombol anak panah atas pada bangkar.

"Boleh?" tanya Raona dengan memainkan tangan mungilnya.

"Sini Mama mau peluk" merentangkan ke dua tangannya.

"Mama" menubruk badan Mamanya, hingga menyebabkan Ranggita sedikit terhuyung untung saja ada Raja yang menahannya.

"Buntalan genit!" bentak Raja.

"Istri saya hampir jatuh" sambung Raja menatap tajam Raona.

"Maap Papa Ona gak cengaja" lirih Raona dengan mata berkaca-kaca ia takut menatap mata bapaknya yang seperti minta dicolok.

"Kalau ada yang ngomong tatap matanya bukan nunduk" tegur Raja.

"Maap Ona calah" menatap mata Raja.

"Kamu sengaja" sarkas Raja.

"Ona gak cengaja" tegas Raona.

"Saya gak percaya"

"Telcelah" turun dari bangkar menggunakan kursi lalu keluar, eh ia lupa tangannya tidak sampai gagang pintu, ia pun melompat-lompat kecil menggapai ganggang pintu.

Tuing.. Tuing.. Tuing..

"Ih kok gak bica cih" gerutu Raona. Sepertinya ia memerlukan bantuan terpaksa ia melangkahkan kaki kembali menuju Abangnya. "Abang Ona mau minta tolong.. bukain pintunya tangan Ona gak nyampe" pinta Raona.

"Adek mau kemana?" tanya Ramazo lembut.

"Ona mau kelual" jawab Raona.

"Tolong bukain pintunya Abang" sambung Raona.

"Heum"

Ceklek

Saat pintu sudah terbuka Raona segera melangkahkan kakinya untuk keluar tapi ada orang yang menyekal tangannya yang tak lain adalah Ramazo. "Abang ikut" kata Ramazo.

"Gak.. Ona mau cendili"

"Abang maksa Ona" tegas Ramazo.

"Ona mau cendili.. Jangan ganggu Ona dulu" pinta Raona dengan wajah melasnya biar sang abang luluh.

"Heum yaudah" putus Ramazo membiarkan Raona pergi, mungkin adiknya butuh waktu sendiri. Hati wanita sangat lembut mungkin bentakan itu membuatnya syok.

...
Kediaman Ferzuan, 09.00 P.M

Sudah 1 bulan pemulihan yang dilakukan ibu dua anak ini akhirnya bisa kembali ke rumahnya.

Twins Antagonis PriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang