CHAPTER 13

2 1 0
                                    

Setelah dirasa istirahat nya cukup, Xavier langsung bergegas pergi ke rumah sakit tempat adiknya dirawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dirasa istirahat nya cukup, Xavier langsung bergegas pergi ke rumah sakit tempat adiknya dirawat. Berjalan menelusuri koridor untuk mencari nomor kamar yang telah diberi tahu kan oleh Bram.

Takk... Takkk.... Takkk

Suara sepatu yang berasal dari kakinya Xavier begitu menggema di sepanjang koridor. Seakan tidak ada suara lain selain suara sepatu miliknya. Banyak pasang mata yang mengarah ke arah Xavier seperti dirinya seorang pemeran utama di dalam cerita.

Berbelok ke arah kanan, matanya menatap satu persatu nomor yang tertera di depan pintu masing masing kamar. Rupanya di ujung paling pojok sebelah kanan dia menemukan nomor kamar yang dicarinya.

Cklk

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Bram yang sedang duduk termenung di sofa.

"Assalamu'alaikum". Ucap salam Xavier menghampiri Bram untuk menyalimi tangan ayahnya

" Waalaikumsalam, sampai jam berapa kamu disini? ". Tanya Bram

" Tadi pagi yah sekitar jam tujuh". Jawab Xavier jujur

"Udah sarapan? ". Tanya Bram memastikan

" Udah yah, tadi juga Xavier sempet istirahat dulu bentar. Gimana keadaan dia? ".

Bram menghela nafas pelan, setelah info yang didapat kemarin membuat dirinya senang bukan main, tetapi tidak bertahan lama karena dokter memberi tahu bahwa itu hanya respon biasa yang sering terjadi. Meskipun demikian, ada setitik harapan karena tanda tanda yang diberikan adiknya membuat dokter berkata jika kesadaran pasien akan pulih dalam beberapa hari kedepan.

" Kata dokter dia udah lewatin masa vegetatif nya, mungkin beberapa hari lagi dia bakalan sadar". Jelas Bram dengan pandangan sendu menatap brankar sang adik

"Ayah jangan khawatir pasti nanti dia cepet sadar . Terus gimana sama tante Ratna juga om Rafi? Mereka dapet kabar kemarin kan langsung mau kesini".

" Ayah udah hubungin tadi, mereka tetep mau berangkat  dari sana sore". Jelas Bram

"Viola tau? ". Tanya Xavier penasaran

" Kayanya engga, entahlah Rafi mungkin sedikit berbohong ". Jawab Bram

Tok.. Tok... Tok..

Terdengar suara pintu di ketuk, dan tidak lama muncul lah seorang dokter berperawakan tinggi bersama satu perawat di belakang nya.

[Terjemahan B. Inggris]

" Permisi tuan, mohon maaf mengganggu waktunya sebentar. Saya bersama perawat ingin memeriksa kondisi pasien dan memberikan obat suntikan ini". Ujar sang dokter dengan senyum ramahnya

"Iya silahkan dok, apa perlu saya dan anak saya meninggalkan ruangan? ". Tanya Bram memastikan

"Tidak perlu tuan, anda bisa menunggunya di sofa! ". Titah dokter tersebut ramah

EX IDOL IS MY BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang