Hidupnya berubah hanya dalam sekejap mata. Setelah minggu lalu ia diajak untuk bertemu salah seorang kolega ayahnya yang kemudian berujung perjodohan. New tidak merasa ada hal yang janggal ketika sang ayah mengikut sertakan dirinya dalam pertemuan kolega. Sejak kepergian ibu, New dengan suka rela membantu sang ayah untuk urusan pekerjaan. Meski sang ayah pun tidak banyak menuntut, namun New dengan senang hati melakukan pekerjaannya.
"New, tuan dan nyonya Vihokratana."
"New Thitipoom." Bukan hal yang aneh lagi jika kolega yang mereka temui adalah sepasang suami istri.
Sepanjang jamuan New tidak banyak berucap kecuali ketika pertanyaan terlontar untuknya. Aksi diamnya juga merupakan respons atas situasi yang sedikit janggal baginya ini. Apa yang mereka bicara tidak ada yang bersinggungan dengan pekerjaan. Ia mulai berasumsi jika mungkin ini hanya pertemuan biasa dengan teman lama ayahnya, hingga sosok lelaki berpakaian rapi menghampiri meja mereka.
"Maaf saya terlambat."
Tay Tawan Vihokratana, putra tertua keluarga Vihokratana ikut bergabung bersama mereka. Sesuatu hal janggal lainnya.
Semua kejanggalan tersebut akhirnya terjawab, "Langsung saja. Kalian berdua kami jodohkan."
" ..." Sepertinya tidak ada yang berani untuk menanggapi permintaan tersebut.
"Kenapa?/Jangan bercanda," respons Tay dan New hampir bersamaan.
New dapat menangkap sekilas sorotan mata yang diberikan Tay padanya.
"Kenapa tidak? Umurmu sudah sangat cukup untuk pernikahan." Tuan Vihokratana mengucapkan kalimat tersebut dengan nada yang kelewat serius menurut New.
"Ada masalah dengan perusahaan?" Dan Tay tidak kalah serius dengan papanya.
New? Ia masih bungkam menunggu penjelasan yang dapat dicerna oleh logikanya. Tetapi tangannya tidak berbohong. Ia mengepal kuat-kuat hingga dapat meninggalkan jejak kuku-kukunya.
"Permintaan terakhir nenek, Tay." Nyonya Vihokratana akhirnya angkat bicara dalam perkara ini.
"Dan ibumu, New," sambung ayahnya membuat New menoleh pada sosok yang ia hormati itu.
"Ibu tidak berkata apa pun pada New."
"Karena ibumu tidak punya waktu." Memang benar karena kematian ibunya akibat sebuah kecelakaan mendadak.
Bagaimana dengan nenek Tay? Apa hubungan keduanya.
"Kau menyayangi nenekmu, kan, Tay?" Pertanyaan retoris bagi Tay yang sepertinya tidak perlu ia menjawab.
Dari gelagatnya, dapat New lihat bagaimana garis rahang milik Tay menajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Takdir Diputuskan (TayNew) end
FanfictionPerjodohan antara Tay Tawan dan New Thitipoom. Siapa yang akan runtuh lebih dulu. FIKSI FIKSI FIKSI Hanya pinjam nama! Jadilah pembaca yang pintar. "Jadi, kau setuju dengan perjodohan ini?" "Kenapa saya harus menolak?" Hening hinggap di antara kedua...