Ayah New yang masih sibuk dengan kliennya harus menunda aktivitas sejenak ketika panggilan masuk dari sang anak terus berdering.
"New, ayah sedang–"
"Benar ini kerabat saudara New Thitipoom?" Suara asing menyapa pendengaran pria yang notabenenya adalah ayah dari pemilik ponsel.
"Benar, kenapa ponsel anak saya bisa ada pada Anda?" Dengan sedikit cemas pria tersebut bertanya.
Sekelebat memori menghantuinya. Ia merasakan dejavu ketika dirinya menerima kabar mengenai peristiwa yang menimpa sang istri.
"Saat ini saudara New sedang tidak sadarkan diri dan kami ..." Pria itu tidak lagi dapat mendengar penjelasan lengkap dari si penelepon. Dunia serasa berhenti sejenak.
Dalam pikirannya, ia harus segera melihat putra satu-satunya.
"Sekarang saudara New sudah dilarikan ke rumah sakit Citra Indah—"
"Saya akan segera ke sana." Dengan buru-buru ia menyelesaikan urusan dengan kliennya.
Tidak peduli jika ia tidak berhasil mengambil hati klien tersebut. Putranya lebih penting dari apa pun saat ini. Ayah New juga meminta sang sekretaris untuk menghubungi Tay karena dugaannya nomor Tay bukanlah nomor darurat di ponsel New. Sebagai seorang suami Tay berhak untuk mengetahui kondisi pasangannya bagaimana pun keadaan rumah tangga mereka.
"Shit!" Tay Tawan hanya dapat mengeluarkan makian.
Ia sudah menerima pesan dari sekretaris ayah New. Masalahnya adalah ia sedang terjebak dalam meeting yang benar-benar tidak dapat ia tinggalkan. Tak jauh dari Tay pun apa mata elang sang papa memantau gerak-geriknya.
"Mari kita dengar pendapat Tawan sebagai eksekutor utama."
"Double shit, triple shit." Papanya sengaja membuat perhatian teralih padanya.
Namun, seorang Tay Tawan berhasil menyampaikan opininya dengan singkat dan jelas. Setelah ia menangkap wajah puas dari sang papa, tangannya bergerak diam-diam, namun cekatan untuk mengetik pesan pada Off Jumpol.
Tay
Aku mohon dengan sangat! Sekarang aku sedang terjebak dalam meeting dan New baru saja kecelakaan. Wakili aku untuk ke sana. Bawa Arm pun tak masalah.
Jumpol
Eh eh kamu pikir aku nggak bekerja? Tp okelah. Kau hutang padaku
Tay
Ya terserah.
Di rumah sakit, New sudah sadarkan diri dan ia menjadi lebih manja dari biasanya jika sedang sakit. Ayahnya yang sudah hafal dengan tabiat putranya itu tidak ambil pusing. Ia juga sudah menyuruh sekretarisnya untuk membeli makanan kesukaan New, bahkan sebelum anaknya sadar.
"Aku harus sakit dulu biar ayah sukarela membelikan ini semua." Anaknya terkekeh senang sama sekali tidak terlihat seperti orang yang baru saja kecelakaan.
"New, ayah hampir jantungan." New perhatian raut sang ayah berbanding terbalik dengan dirinya.
Kejadian yang menimpanya mungkin membuka kembali luka sang ayah lima tahun yang lalu.
"Maaf, Yah. New kurang hati-hati. Tapi serius. New tadi sudah hati-hati." Diraihnya tangan yang mulai menunjukkan gurat umur yang tak muda lagi.
Sang ayah mengangguk paham. New adalah orang yang sangat berhati-hati dalam berkendara.
"Lihat New tidak papa, kan." Namun, perban di pelipisnya mengatakan hal sebaliknya.
Tok tok tok
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Takdir Diputuskan (TayNew) end
FanfictionPerjodohan antara Tay Tawan dan New Thitipoom. Siapa yang akan runtuh lebih dulu. FIKSI FIKSI FIKSI Hanya pinjam nama! Jadilah pembaca yang pintar. "Jadi, kau setuju dengan perjodohan ini?" "Kenapa saya harus menolak?" Hening hinggap di antara kedua...