Bagian VI part 2

165 7 1
                                    

Ia mencoba untuk menghubungi bengkel terdekat berharap mereka masih bersedia melayani.

"Ck, what the fuck ...." Usahanya tidak membuahkan hasil, hari sudah larut pasti banyak bengkel yang tutup dan ia sudah sangat lapar.

New Thitipoom tidak sama sekali ke pikiran untuk meminta sang suami menjemputnya karena rasa lapar lebih mendominasi, jadi dirinya tak mampu berpikir lagi. Ia lakukan apa yang biasa ia lakukan ketika dirinya masih single seperti dulu. Akhirnya ia memilih untuk memesan taxi online daripada mengulur-ulur waktu lagi. Langsung mencari restoran untuk disambanginya.

"Lho, pak, kok lewat sini?"

"Lebih deket, mas."

"Ooh ..." New tidak ada tenaga untuk berkomentar lagi, si sopir juga tidak memasang map sehingga New tidak paham mereka sampai di mana.

Dari: Tawan

Sudah hampir pukul 21.00

Baru sekarang jika New mengingat ada sosok itu.

Oof, maaf lupa mengabari. Aku sedang dalam perjalanan pulang, tapi mau cari makan sebentar. Rasanya aku mau pingsan kelaparan

Di mana?

Tempat makan tidak jauh dari kantor

Hati-hati menyetir.

Aku tidak sedang menyetir... banku bocor dan sekarang aku sedang ada di taksi

Kenapa tidak menghubungiku saja?

Lupa

Astaga, aku jemput di tempat makan.

Tidak perlu kau pasti capek :(

Aku sudah ada di mobil. Share lokasi sekarang.

New harus membuat suatu catatan mental. Tay Tawan itu keras kepala. Daripada repot berargumen, ia memilih untuk damai dengan membagikan live lokasinya. Ia bisa memperkirakan jarak Tay kalau begini.

Hidupkan lokasimu juga, ya. Akan aku pantau orang keras kepala ini -_-

Jauh di sana Tay tidak menahan bibirnya untuk tersenyum.

"Sudah sampai ya, mas." Mendengar suara itu barulah New mengangkat kepala dari layar ponselnya.

"Pak, di ma—"

"Halo~~" Seseorang berpakaian gelap dan tertutup tiba-tiba membuka pintu di samping New.

"Eh!?"

"Ikut aku ayo, manis. Nggak perlu berontak." Tentu saja New—

"Siapa, sih!?" Ia mendorong lelaki berbadan kekar itu dengan kedua kakinya hingga tersungkur "Pak!" Ia tidak membiarkan dirinya untuk panik, tapi melihat bapak sopir diam pada tempatnya membuat dirinya mau tidak mau harus bergerak cepat. "Apalagi ini!?"

Kesempatan barang sedetik tidak ia lewatkan ketika lelaki tadi masih sibuk untuk bangun. Hanya saja ia tidak tahu jika lelaki tadi tidak sendiri.

"Tangkap dia!"

"Shit shit shit. Ini aku mimpi, kan!?" Entah di mana ia sekarang yang terpenting adalah ia lari sekencang mungkin.

Dapat New dengar jelas beberapa langkah kaki yang ada di belakangnya. Jelas sekali bahwa tidak hanya satu dua orang yang saat ini sedang mengejar dirinya. Dengan semua sisa tenaga yang ia punya, ia berlari antara hidup dan mati. Menyusuri jalanan yang tampak seperti kompleks perumahan mangkrak tak berpenghuni. Hanya dengan beberapa penerangan yang tak seberapa, New mengandalkan sumber cahaya itu untuknya melihat jalan.

Bagaimana Takdir Diputuskan (TayNew) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang