Sejak kejadian New dua kali masuk rumah sakit, Tay meningkat pengawasannya pada New in another level. Ia bahkan mencoba untuk sarapan bersama demi memantau menu makan New. Tay pun sudah berbicara dengan adiknya, tentu saja juga meminta maaf karena meluapkan emosi pada sang adik. New memaksanya untuk melakukan hal tersebut ketika ia mengetahui apa yang terjadi di rumah sakit kala itu.
Akhir pekan itu menjadi hari yang aneh untuk New. Off, Arm, Mint, dan Gemini datang berkunjung. New sejak awal sudah ada janji dengan Gemini, namun Off, Arm, dan Mint? Dia tidak tahu menahu soal kedatangan mereka.
"Mint menyeret kami untuk kemari."
"Kak Off! Bukan menyeret, kasar sekali. Kita datang untuk menjenguk New." Senyum ular itu membuat New ingin muntah.
Off hanya mengangkat bahunya kemudian menyamankan diri di sofa. Arm meletakkan bawaan mereka di dapur. Mint? Tentu sibuk mencari keberadaan suaminya yang tak kunjung terlihat. Sepertinya Off dan Arm sudah tidak asing dengan rumah ini.
"Jame! Astaga sudah lama aku tidak melihatmu. Wow udah jadi laki-laki ya, kamu." Sepertinya perempuan itu belum menemukan Tay, maka bersiasat untuk berganti mangsa.
"Tentu saja." Jawab Gemini singkat.
"Mint, kau terlalu tua untuk Gemini." Arm yang berjalan keluar dari dapur langsung melancarkan kata-kata tajam.
"Eee kak Arm, godain aja sukanya." Bulu kuduk New merinding melihat tontonan di depannya. "Masak aku sama brondong."
"Kamu kan semua-semua diterkam, Mint." New tidak menahan bola matanya untuk melotot mendengar perkataan Off.
Wow. New harus belajar dari Off sepertinya.
"Kak Off sama saja, iihh. Ngomong-ngomong di mana Tay?"
New menahan diri untuk menjawab karena ia bertukar pandang dengan Gemini sejenak.
"Sepertinya masih ada kerjaan. Biar aku panggilkan." New tidak berbohong karena memang Tay berkata ingin menyelesaikan beberapa pekerjaan sebentar.
New tidak melakukan apa yang ia katakan secara harfiah, tapi mengandalkan benda pintarnya. Ruangan Tay terlalu jauh dan ia malas. Gemini menempatkan diri di dekat New dengan nyaman. Off memerhatikan gerak-gerik anak muda tersebut dari sudut matanya. Suasana yang aneh semakin terasa aneh ketika Tay ikut bergabung dengan mereka. Melihat Tay, New, Gemini dalam satu sofa membuat banyak pikiran masuk di otak Off.
"Jadi bagaimana keadaanmu sekarang, New?" Arm memulai percakapan yang sejak awal menjadi tujuan kedatangan mereka.
Namun, sebagai pertanyaan yang terlontar justru dijawab oleh Tay. New dengan anteng mendengarkan. Off tidak banyak bicara seperti biasa, sudah diwakili oleh Arm dan juga Mint. Setiap perkataan Mint yang janggal, pasti Gemini akan langsung berbisik pada New.
Seperti, "New, kamu bisa coba tempat makan yang biasa aku datangi dengan Tay. Mereka menjual menu organik—" blablabla.
"Kak Mint, tau banyak, ya."
"Tidak juga aha-ha-ha aku hanya tau beberapa restoran-restoran yang menjual menu-menu organik atau menu-menu pedas otentik. Sama seperti Tay, kita kadang hunting makanan bersama. Kalau New lebih suka manis, kan. Bukan favorit Tay."
Bagi New ini sudah lebih dari cukup, "Yea, aku juga tidak suka pedas atau makanan otentik." Penjelasan New dengan penuh penekanan membuat keadaan menjadi hening.
"Sama sepertiku." Keheningan tadi dipecah oleh Off. "Selera kita sama ... dalam makanan."
New bergerak tidak nyaman dalam duduknya karena tatapan Off yang terasa menusuk tepat di matanya. Gemini memberi tepukan semangat pada lengan New. Ia pun merasakan ketidaknyamanan tersebut. Tatapan Off menakutkan.
Jika teman-teman Tay—Off dan Arm—sudah memutuskan untuk bermain di tempatnya, berarti mereka akan menetap di sana sampai bosan. Makan siang mereka lewatkan bersama.
"Menunya tampak beda," komentar Arm yang pertama kali.
"Memang biasanya apa yang kalian makan?" Mint mulai dalam mode keponya.
"Aku minta agar dimasakkan sesuai kesukaan New."
Semua bingung kecuali New dan Gemini. Beberapa hari ini Tay memaksa New untuk makan di rumah dengan pengawasannya. Untuk itu menu makanan juga disesuaikan dengan lidah New. Meski Tay kadang kala juga minta untuk masakkan sesuai yang ia suka.
"Baguslah. Paling tidak aku tidak akan sakit perut setelah pulang dari sini." Off adalah yang paling senang kedua setelah New.
Jika biasanya Tay suka sesuatu yang berbumbu kuat serta pedas. New lebih suka dengan masakan yang ringan di lidah juga tidak banyak memakai rempah yang beragam. Sudah Off bilang jika seleranya dengan New sama. Mint yang baru akan berkomentar langsung diberi ultimatum oleh Off agar ia menutup mulutnya dan segera makan.
New dan Gemini mengobrol bersama di taman setelah makan siang. Dan tidak peduli dengan apa yang dilakukan Tay bersama teman-temannya.
"Kak New tidak cemburu dengan perempuan itu?"
"Perempuan itu." New mendengkus. "Maksudmu Mint? Menurutmu bagaimana?"
"Aku tidak suka dia. Bahkan sejak dulu."
"Dan kenapa kalau boleh aku tau?" Yasmin baru saja mengirim semangkuk buah yang sudah dipotong pada mereka. "Makasih, Yasmin."
"Ganjen. Gatel. Pick me. Nggak banget." Gemini dengan raut seakan-akan melihat sesuatu yang menggelikan membuat New tertawa renyah.
"Kakakmu bodoh."
"True. Aku tidak akan mendebat," jelas Gemini sambil mengangkat kedua tangannya. Ia tampak lelah dengan kebodohan Tay perihal ini.
"Menurutmu apa yang harus aku lakukan dengan semua ini?" Pertanyaan New tidak sepele.
"Kak Mint atau ... hubungan kakak dengan kak Tay?"
Tubuh New sudah lelah menopang diri dan memilih untuk rebahan. Ia menghembuskan napas cukup panjang sebelum menjawab Gemini.
"Semua?"
"Kak Tay itu keras karena tuntutan papa dan kakek sebelum beliau meninggal."
"Menurutmu apa mungkin kita akan berdamai dengan keadaan ini?"
"Mungkin. Kalau kakak?"
"Mungkin juga."
"Seperti yang sudah aku katakan. Kami tidak dekat karena kak Tay yang terus dituntut untuk sempurna sebagai penerus mereka. Kak Tay ada waktu untuk bermain-main."
"Aku selalu ingin punya saudara. Meski jadi anak tunggal juga menyenangkan, tapi sepertinya lebih menyenangkan jika memiliki saudara untuk diajak bermain atau bertengkar."
"Humm. Aku suka." New tergelitik dengan pernyataan Gemini. "Kenapa?" Gemini dapat membaca raut wajah New.
"Tidak apa. Satu dua kali aku mendapati bahwa dirimu sangat mirip dengan kakakmu itu. Seperti tadi kau berbicara tanpa banyak embel-embel. Lalu bagaimana Tay menurutmu?"
"Aku melihat kak Tay sekarang tidak sekaku dan dingin dulu. Ini pasti karena kak New."
"Tentu saja siapa lagi. Tidak mungkin perempuan ular itu." Dengan bangga New mengakui hal tersebut. "Karena kakakmu tidak suka dibantah. Kau harus mencari cara kreatif untuk membantahnya. Tay juga tidak suka dengan yang lemah, lebih suka percekcokan."
"Kakak tau banyak tentang kak Tay."
"Yea, salah satu skill yang aku miliki untuk bertahan di dunia bisnis ternyata bisa kugunakan di kehidupan berumah tangga." Gemini tertawa puas dan memberi tepuk tangan.
"Sekarang kakak harus memikirkan bagaimana harus menjauhkan kak Tay dengan Mint-Mint itu."
"Ya ya, bantu aku kalau begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Takdir Diputuskan (TayNew) end
FanfictionPerjodohan antara Tay Tawan dan New Thitipoom. Siapa yang akan runtuh lebih dulu. FIKSI FIKSI FIKSI Hanya pinjam nama! Jadilah pembaca yang pintar. "Jadi, kau setuju dengan perjodohan ini?" "Kenapa saya harus menolak?" Hening hinggap di antara kedua...