11

1K 87 6
                                        

Waktu sudah menunjukkan sore hari, suasana yang damai dan tenang. Senja mulai menampakkan warna jingga yang tak lama akan semakin hilang berganti terangnya bulan.

Minji sudah bersiap dengan barang bawaannya. Minji akan menginap berarti minji harus membawa pakaiannya. Walaupun yoongi sudsh menyiapkan di mansion tapi minji hanya membawa baju yang akan dikenakan ketika pulang. Minji tak mau mommy tahu kalau di mansion daddynya semua kebutuhan minji ada.

Minji hanya ingin seperti ini saja, sudah jauh lebih dari bahagia.

"Sayang, sudah siap?" Teriak jimin dari bawah.

"Sudah mommy" ucap minji menggendong tasnya dan menutup kamarnya.

"Tak ada yang tertinggal?" Jimin memastikan kembali barang bawaan minji.

"Tidak mommy. Semuanya sudah minji masukkan kedalam tas"

"Baiklah. Ternyata anak mommy sudah besar ya" jimin mengusap kepala minji.

Minji hanya mendongakkan kepalanya dan tersenyum hingga matanya hilang ditelan pipi bulatnya. Wajah minji itu seperti jimin imut, cantik, dan manis tapi entah kenapa sifat minji sama seperti daddynya. Daddy? Siapa daddy minji?

Jimin dan minji melajukan mobilnya menuju mansion keluarga min. Jimin sudah mengabari yoongi jika akan berangkat. Yoongi pun memberitahu kalau yoongi sedikit pulang telat dan meminta jimin menunggu sampai yoongi pulang.

Akhirnya mobil yang dikendarai jimin tiba di pekarangan mansion keluarga min. Jimin hanya diam terpaku tak ada yang berubah tatap jimin pada bangunan itu. Jimin melepas sealtbellnya dan berjalan memutari dan membuka pintu anaknya. Jimin melihat minji masih terlelap dalam tidurnya pun menggendong minji dan menekan bell di mansion min.

Perlahan pintu itu terbuka dan menampilkan maid yang tak asing dengan wajah tamu di depannya.

"Tuan jimin" kata maid itu.

Jimin hanya  tersenyum tanpa mengatakan apapun.

"Silahkan masuk. Nyonya ada di ruang tv" ucap maid itu menuntun jimin dan minji digendongan jimin.

"Permisi nyonya, ada tamu"

Mendengar suara maidnya eomma min membalikkan tubuhnya dan melihat seorang namja cantik menggendong cucunya.

"Siapa kau?" Tanya eomma min.

"Maaf nyonya. Perkenalkan aku jimin mommynya minji" ucap jimin sedikit menunduk.

Sebenarnya appa min yang tahu bagaimana rupa seorang jimin. Karena eomma dan appa sibuk menjodohkan yoongi dengan anak teman dan kerabatnya.

Eomma min berjalan mendekati jimin dan menuntun jimin untuk duduk.

"Duduklah nak. Maaf eomma tidak tahu"

"Tidak apa nyonya"

"Jangan panggil seperti itu, panggil eomma saja sama seperti yoongi" ucap eomma min mengusap lengan jimin.

Jimin hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Nak, kau bawa saja minji ke kamar yoongi. Badannya akan sakit jika terus berada digendonganmu"

"Tidak apa eomma? Aku takut lancang memasuki kamar yoongi"

"Tak apa. Bawa saja keatas kamar berpintu hitam"

"Baik eomma. Aku akan menidurkan minji dulu"

"Hati hati naiknya"

"Iya eomma"

Jimin melangkahkan kakinya menaiki tangga dan membuka pintu kanar yoongi. Ada perasaan yang bergetar dihati jimin. Perasaaan yang telah lama disembunyikan dan entah bagaimana air mata jatuh membasahi pipi jimin.

The Mafia | Yoonmin - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang