12

1K 88 8
                                        

Keesokan hari di pagi yang cerah disambut hangatnya mentari pagi menyapa wajah yang masih terpejam. Perlahan jimin menyamankan posisinya dalam pelukan entah siapa jimin tak ingat jika dirinya tengah menginap di kamar yoongi.

Perlahan dibuka kedua matanya dan menyamankan pandangannya. Persekian detik jimin hanya diam dan bertanya dalam hati "sejak kapan kamarku berubah?"

Perlahan diedarkan pandangannya pada penjuru kamar dan bangun karena terkejut dan mengingat jimin berada di mansion keluarga min. Jimin yang bangun tiba tiba dan tak memperhatikan langkahnya membuat jimin jatuh dari kasur dan meringis kesakitan.

Yoongi yang merasakan pergerakan bangun dan ketika kedua matanya terbuka terdengar suara bugh. Seketika tangan yoongi mencari seseorang diantara yoongi dan minji.

"Aaaauuuhhh, iissss sakittt" ucap jimin meringis kesakitan pada bokongnya.

Sadar dengan suara rintihan, yoongi mencoba bangun tapi kenyataannya minji memeluknya sangat erat.

"Jim, kau terjatuh?" Tanya yoongi hati hati.

Mendengar suara itu jimin menyembulkan kepalanya dan berlindung di balik kasur. Karena kasur yoongi cukup tinggi dan jimin yang tidak terlalu tinggi. Makanya penyembulan kepala itu subgguh lucu di mata yoongi.

"Kau bisa bangun sendiri? Minji memelukku erat aku kasihan jika dia bangun"

Jimin hanya menganggukan kepalanya dan berusaha untuk bangun. Jimin tqk ingin tidur lagi tapi jimin bingung apa yang harus di lakukan.

"Kau tak apa? Apa perlu ke rumah sakit?" Tanya yoongi khawatir.

"Tak apa, hanya sakit sedikit" ucap jimin menunjukkan kedua jarinya yang menyempit karena sakit sedikit.

"Huh, gemasnya" batin yoongi.

"Naiklah keatas kasur, kita lanjutkan saja tidurnya. Eomma takkan marah jika bangun siang" ucap yoongi menepuk kasur dengan tangan yang leluasa.

Jimin hanya berpikir apakah naik ke tempat tidur atau lebih baik dirinya pulang. Keterdiaman jimin membuat yoongi kesal karena dari ekspresi jimin sepertinya jimin ingin pulang. Sebelum hal itu terjadi yoongi bertindak.

"Naiklah jim. Aku tak suka penolakan" ucapa yoongi yang tegas dan mengintimidasi membuat jimin cukup takut dengan yoongi.

"Jimin!" Panggil yoongi karena jimin hanya diam.

Perlahan jimin menaiki tempat tidur dan merebahkan dirinya. Tidak masuk kedalam pelukan yoongi seperti minji. Tapi yoongi tetaplah yoongi, perlahan diraihnya tubuh jimin untuk mendekat ke pelukannya. Jimin hanya pasrah dan menuruti yoongi.

Yoongi kembali memeluk jimin dan minji diantara mereka berdua.

"Tidurlah lagi, aku masih sangat mengantuk" ucap yoongi memejamkan matanya dan membuat Jimin masuk ke dalam pelukannya.

Jimin hanya diam tak bisa memejamkan matanya. Ada debaran yang sudah lama tak segila ini. Jimin hanya ingin hal ini tak terjadi takut akan ada yang terluka kembali.

"Yoon" panggil jimin lirih.

Yoongi masih bisa mendengar panggilan jimin walaupun pelan.

"Hmm" ucap yoongi dengan mata terpejam.

"Bagimana jika nanti semua tak seindah ini?" Tanya jimin membuat yoongi membuka kedua matanya.

Yoongi hanya diam tak mengerti apa yang dimaksud oleh jimin tapi ada keyakinan dihati yoongi semua akan baik baik saja.

"Jika tak seindah ini. Maka ku pastikan aku yang akan membuatnya indah"

"Aku hanya takut kau kecewa nantinya"

The Mafia | Yoonmin - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang