Kerinduan Minji

893 70 8
                                    

K e r i n d u a n M i n j i
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Sekali lagi maafkan aku dan ingatlah bahwa aku selalu mencintaimu Nana-ku. Aku pamit pergi dulu. Sampai bertemu lagi dan jadilah seperti Nana yang kukenal selalu"
– Jung Jeno

Tutur Jeno mengusap lembut wajah tenang Jaemin dengan perlahan mendekatkan bibirnya memberikan ciuman perpisahan yang cukup lama. Ia ingin perpisahan ini ditutup dengan kenangan indah yang akan Jeno kenang selalu sebelum Jaemin-nya resmi menyandang status sebagai kakak iparnya.

Jaemin dengar. Ia mendengar bisikan dari Jeno dengan sangat jelas karena Jeno mengucapkan tepat di dekat telinganya.

Sebenarnya waktu Jeno meletakkan tubuhnya di kasur, Jaemin sudah terbangun namun ia enggan untuk membuka mata. Alhasil ia berpura-pura untuk tetap tidur.

"Nana hey!"

"Eh! Ada apa Hyung?" Jaemin terlonjak kaget saat Mark memanggil namanya dengan nada sedikit tinggi.

"Apa yang sedang kau pikirkan sayang?"

"...tidak ada..."

Mana mungkin Jaemin bilang jujur pada Mark. Yang ada justru akan menyakiti hati Mark.

"Kau tidak berbohong?"

Tanya Mark lagi pasalnya Jaemin tidak merespon apa-apa saat Minji memanggilnya sejak tadi padahal jaraknya dekat. Pasti ada yang mengganggu pikirannya.

"Ya"

Mark sebenarnya tidak percaya, ia tahu Jaemin sedang memikirkan sesuatu entah apa itu. Namun untuk saat ini ia biarkan saja dulu, mungkin nanti malam saat 'night talk' akan ia tanyakan lagi. Iya, night talk, obrolan malam yang menjadi rutinitas mereka berdua agar saling terbuka satu sama lain.

Terdengar simple layaknya obrolan pada umumnya namun inilah yang membuat mereka bisa dekat setelah kecanggungan yang berlangsung selama berbulan-bulan pasca pernikahan. Jaemin yang selalu dihantui rasa bersalah karena dirinya Mark harus terlibat dalam situasi ini, dan Mark yang juga merasa bersalah pada Jeno sekaligus masih menjaga jarak karena ingin memberikan waktu untuk Jaemin menerima dirinya.

"Minji memanggilmu berulang kali tapi kau tidak dengar"

"Benarkah? Ah, maafkan aku"
"Ada apa sayang? Buna tidak dengar, maaf ya?"

"Heung...Una nda dengal Nji?" tanya si kecil yang kecewa dengan buna-nya merasa terabaikan.

"Iya, maafin buna ya sayang?"

"Eum..." Minji menganggukkan kepalanya meskipun kecewa tetapi ia masih mau memaafkan sang buna.

"Bagus, Minji pintar sekali sudah mau memaafkan buna" ucap Mark mengusak kepala anaknya memberikan apresiasi.

"Hihihii...Nji pintal ppa..." pekik si kecil

"Iya, anak papa memang pintar"

Minji senang sekali setiap kali papa-nya memujinya pintar. Mood anak itu langsung naik ketika dipuji pintar. Mark dan Jaemin pun terkekeh melihatnya.

Till The Last | Nomin ft. Markmin [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang