The Other Side

811 60 3
                                    

T h e O t h e r S i d e
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Nana?"

"Hah...hah...Hyung?"

Jaemin terbangun dengan napas tersengal-sengal

"Iya, ini aku"

"Kenapa aku bisa di sini Hyung? Dimana Minji?"

"Kau tertidur di meja makan saat menunggu Minji tadi. Jadi setelah selesai makan kubawa kau ke kamar. Minji ada di kamar mommy"

"Begitu ya...mommy sudah pulang?"

"Sudah saat kau tidur"

"Ah, pasti mommy melihat cucian piringku. Aku harus cepat membereskannya"

Jaemin segera beranjak dari kasurnya tetapi kemudian ditahan oleh Mark.

"Sudah kubereskan sayang. Duduk saja dulu di sini"

Mark mulai duduk di kasurnya sambil menepuk sisi sampingnya yang kosong. Jaemin pun mengikuti perkataan Mark dengan mendudukkan dirinya di kasur tepat di samping Mark.

"Kenapa tadi kau berteriak?"

"Kapan aku berteriak?"

"Waktu kau tidur tadi. Apa karena mimpi itu lagi?"

Jaemin mengangguk. Belakangan ini Jaemin menang sering memimpikan Juno. Yang membuatnya heran ialah Juno selalu muncul dengan amarah besarnya di dalam mimpi Jaemin.

"Hah...sudah kuduga..."
"Mau bicarakan ini dengan Jeno?"

"Tidak perlu, Hyung. Aku pikir ini hanya mimpi biasa"

"Maksudku mungkin ini berhubungan dengan Jeno. Apa tidak lebih baik kita tanyakan padanya saja?"

"....Hyung...."

Agaknya Jaemin meragukan usulan Mark pasalnya ia masih terbayang-bayang kemarahan Juno tadi.

Ia tidak mau berhadapan dengan Jeno sekarang karena Juno bisa muncul kapan saja tergantung pada Jeno. Ia takut mimpinya barusan akan menjadi kenyataan.

Dan Mark sepertinya tahu apa yang sedang Jaemin resahkan. Jaemin masih menganggap mimpinya itu nyata.

Wajar saja, Jaemin baru bangun dari mimpi buruknya itu jadi otaknya membutuhkan adaptasi dari alam bawah sadar ke keadaan aslinya.

"Tenang saja, kau bersamaku bukan? Ada aku di sampingmu sayang" Mark memberikan usapan kecil pada punggung Jaemin yang sedang menyenderkan kepalanya pada bahu Mark.

Ia sedang menetralkan pikirannya yang berkecamuk memikirkan sosok Juno.

Ah, sebenarnya ada sedikit rasa rindu pada Juno. Namun, bukan Juno yang seperti di mimpinya tadi.

Juno—alter ego yang muncul akibat perlakuan neneknya semasa kecil yang selalu membedakannya dengan Mark dan lebih parahnya lagi Jeno kecil yang masih berusia tujuh tahun itu sering diberi pukulan, hinaan sampai ditelantarkan.

Sampai sekarang Jeno pun belum tahu alasan apa yang menyebabkan ia diperlakukan bukan selayaknya cucu kandung.

Hanya Mark yang peduli dengannya kala itu.

Ia dan Mark dititipkan sementara pada Tuan dan Nyonya Lee selama Jaehyun menemani Taeyong menjalani pengobatan di luar negeri.

Jeno yang diperlakukan seperti itu hanya bisa menangis di pojok kamar. Jeno kecil memendam sendirian kekecewaannya hingga terbentuk sosok lain yang ikut mendiami dirinya bahkan berusaha mengambil alih tubuh Jeno.

Till The Last | Nomin ft. Markmin [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang