15. KUE PERTAMA DARI NANA

93 15 0
                                    

Nana membuka tirai perlahan, ingin melihat aktivitas Zidan saat ini. Nana mengintip sedikit melihat Zidan tengah berpakaian. Terlihat gagah dan Sangat tampan, Nana tak percaya jika di tempat kerja tidak ada yang menaksir Zidan.

Zidan yang sadar dengan Nana yang mengintip kini menatap Nana. "Ngapain ngintip?"

"Maaf." Balas Nana segera menjauhkan dirinya dari tirai.

"Yuk turun sarapan." Ajak Zidan yang kini berjalan ke arah pintu diikuti oleh Nana.

"Pulang jam berapa kak?" Tanya Nana.

Zidan masih fokus ke kancing lengan bajunya. "Sore, seperti biasa. Kenapa?"

"Tanya aja sih." Nana berlari kecil mendahului Zidan saat di tangga.

Zidan menatap Nana heran, tak biasanya Nana menanyakan jam pulangnya.

"Ingat yah beli penghapus kuteks, gua ga mau gini terus," teriak Zidan.

Nana hanya mengangguk dan mengangkat jempol tangannya tinggi tinggi.

"Morning omah," sapa Nana menarik kursi makan.

"Pagi sayang," balas Omah.

Mereka duduk bersebelahan dan kini mulai meraih roti isi didepannya. Disana juga ada nasi goreng, tapi hari ini mereka memakan makanan yang sama. "Ikut ikutan banget, Nana ambil roti kenapa kak Zidan ambil roti juga?"

Zidan melihat dari ujung matanya. "Suka suka gua dong."

"Zidan, Nana istri kamu. Kok gua gua?"

"Iyah omah, maaf," balas Zidan melirik Nana.

"Suka suka saya dong adinda. Adinda kenapa larang saya makan roti?" tambah Zidan.

Nana tersenyum. "Maaf kakanda, silahkan makan rotinya. Adinda hanya bercanda kok," balas Nana.

"Slay amat kukunya tuan," celetuk Ijah saat melihat Zidan meraih segelas teh.

Zidan menarik tangannya kembali dan menyembunyikannya. "Kerjaan dia," Zidan dengan cepat menunjuk Nana.

"Iyah, nanti Nana beli penghapusnya."

***

Nana duduk menatap layar ponselnya, melihat sebuah video masak yang terputar disana. Nana mau belajar masak, dia memang sering masak tapi hanya seperti telor, mie, nasi goreng, ayam kecap saja. Nana tak pernah masak hal yang besar seperti kue misalnya.

"Mba, bahan di dapur lengkap?" tanya Nana tanpa melihat ke arah Ijah.

"Lengkap pokoknya, di rumah ini ga ada yang kurang Na."

Nana berlari ke dapur dan membuka kulkas melihat isi nya yang sangat padat oleh bahan makanan. Nana membuka lemari gantung dan juga dipenuhi oleh bahan bahan makanan. Mba Ijah benar, jika rumah ini memang serba lengkap.

"Mari kita mulai." Monolog Nana meletakkan ponselnya di dekat kompor dengan keadaan masih memutar video masak itu.

"Mau apa Na?" tanya Ijah menghampiri Nana.

"Mau masak kue."

Nana fokus ke terigu dan telur yang dia ambil di kulkas.

Mendadak Merrried [TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang