22. HANCUR

82 7 0
                                    

.
.
.

Hari ini Zidan tak berangkat pagi. Dia aka berangkat pukul 8 nanti, jadi sekarang dia hanya duduk saja di kamar menunggu pukul 8 tiba.

***

Disisi lain, Nana kesal sekali dengan guru kimia itu. Nana sudah begadang dengan susah payah mengerjakan tugas itu, tapi guru itu tak masuk.

"Kesal ga sih, gua capek capek kerja," gerutu Nana.

"Jadi sekarang jamkos nih?" tanya salah satu teman Nana.

"Ya iyalah, gimana lagi," balas Nana.

Semua terlihat tenang tenang saja hingga tiba-tiba salah satu teman kelas Nana kini berlari masuk kelas dan terlihat sangat panik.

"NANA, ERLAND BERANTEM SAMA COWOK LAIN."

"Hah? Sama siapa?" Nana sontak beranjak dari duduknya dan menghampiri bila di ambang pintu diikuti oleh Jihan.

"Ga tahu, dia berantem di gerbang. Cowok itu bukan anak pelita."

Tanpa menjawab itu, Nana berlari segera bersama dengan Jihan. Dia tak tahu Erland bertengkar dengan siapa saat ini.

Gerbang sekolah SMA Pelita.

"Hah??"

Nana berlari semakin mendekat, memastikan matanya tak salah melihat. Apakah itu benar benar Zidan? Kenapa? Kenapa datang ke sekolah ini?

Bugh...

Bugh..

"ERLAND!! KAK ZIDAN UDAH!" teriak Nana.

Teriakan Nana tak membuat keduanya berhenti, Erland terus saja memukuli Zidan.

Nana berlari semakin mendekat dan segera menarik Erland. "UDAH AKU BILANG!"

Tampilan Erland sudah sangat berantakan. Sebuah cairan merah kini sudah terlihat di ujung bibirnya, begitupun dengan Zidan.

Detik berikutnya beberapa teman Erland sudah datang, karena Wijay menelfon mereka bahwa temannya itu sedang boxing liar di gerbang sekolah.

"DIA SIAPA NA? KENAPA DIA NGAKU SEBAGAI SUAMI KAMU?"

Deg!!

Beberapa yang ada disana terpaku diam, bahkan Nana saat ini tak tahu harus menjawab apa. Untung saja sekarang sudah masuk jam pelajaran pertama, jadi tak terlalu banyak siswa yang melihat DNA mendengar kejadian itu.

"JAWAB!!" bentak Erland.

Air mata Nana membendung, dia tak tahu harus jawab apa saat ini. Nama berbalik arah menatap Zidan yang berdiri di belakangnya. Kondisinya sama seperti Erland, yang terlihat kacau bahkan berdarah.

"NGAPAIN KAK ZIDAN KE SINI? SELAMA INI NANA BAIK SAMA KAK ZIDAN. KENAPA KAK ZIDAN JAHAT? KAK ZIDAN UDAH JANJI KAN SAMA NANA? TAPI KENAPA KAK ZIDAN KE SINI DAN HANCURIN SEMUANYA!!!"

"Cuma mau bawa buku kimia lo yang ketinggalan," ucap Zidan menyodorkan buku itu.

Nana meraih buku itu dengan kasar. "KENAPA GA SURUH PAK TEJO AJA? KENAPA HARUS KAKAK?"

Mendadak Merrried [TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang