Karena pagi ini ada jadwal kontrol sekaligus cuci darah, Nana segera bersiap untuk menemani Omah ke rumah sakit.
Dia dan Zidan bergantian untuk menemani Omah, karena Zidan terkadang sibuk di kantor.Seperti biasa yang Nana dapat, yakni suatu kabar yang menyatakan bahwa kondisi Omah semakin lemas. Bukan karena tidak di rawat dengan baik, tapi omah selalu saja malas untuk pergi kontrol dan cuci darah. Mau di rawat di rumah sakit, omah juga tidak mau hal itu. Tapi Nana salut, omah bisa sekuat itu, omah tidak pernah terlihat lemas di depan Nana dan Zidan, omah selalu terlihat senyum walaupun pucat.
"Kamu kenapa Na? kok tiba tiba diam? Ga usah pikirin kondisi omah, omah ini sudah tua, dan mungkin sudah waktunya. Satu pesan omah, kalau Omah pergi nanti, jagain cucu omah yah. Dia cucu satu satu omah di dunia ini. Kenapa Omah mau menikahkan dia secepatnya, agar Omah bisa lihat hari bahagia itu. Dan omah nantinya disana tenang kalau yang bersama dengan Zidan adalah seorang yang baik, contohnya seperti kamu."
Nana tersenyum, air matanya terjatuh. Sedari tadi dia menahannya namun dia sudah tak sanggup lagi.
"Omah jangan ngomong gitu, omah akan sembuh yah."
"Jangan nangis sayang!" Omah Dewi membantu Nana menghapus air matanya.
***
Seperti biasa, sedari rumah sakit Nana akan selalu bercerita pada Zidan tentang apa yang dikatakan dokter. Malam ini mereka duduk berdua di taman rumah, dengan ditemani bintang yang sangat cantik menghiasi langit malam ini.
Angin malam yang begitu sejuk sangat terasa di tubuh Nana, walaupun dingin tapi mereka tetap saja duduk di sana.
"Kak pokoknya Nana ga mau tahu, nanti teman teman Nana ga boleh tahu kalau Nana udah nikah," ucap Nana memecahkan keheningan mereka.
Zidan memangguk. " Iyah, gua janji."
"Beneran? Terutama Erland, dia ga boleh tahu."
"Janji, percaya sama gua."
Nana mengangkat jari kelingkingnya ke depan Zidan. "Janji?"
"I'am Promise to you."
Nana tersenyum manis. Kedua sudut bibirnya terangkat. "Makasih."
Kembali menjadi hening antara mereka berdua, Nana Kembali melihat ke arah Zidan. Cowok itu sibuk melihat bintang disana.
"Kak, kan di rumah sakit Kakak bilang kalau punya pacar tapi putus. Kenapa putus?" tanya Nana kembali memecahkan keheningan mereka.
Zidan menoleh sebentar dan kembali menatap langit."Jadi gini-"
Jeda 1 menit.
"Jadi apa? Gantug amat jadi cowok," pekik Nana.
Zidan tertawa melihat ekspresi wajah Nana. "Jadi gini, namanya Daisy yang gua kenal di kampus. Tapi, tiba tiba ada orang keti-"
"NAH, KAK ZIDAN SELINGKUH PASTI KAN?" potong Nana.
Zidan terkejut saat Nana berteriak. "Belum selesai Karina."
"Yaudah sok!"
"Orang ketiga itu datang dan rebut Daisy dari gua. Ya udah mau tidak mau gue lepasin, dan akhirnya gue jomblo hingga akhirnya Oma memikirkan hal ini," lanjut Zidan.
"Lalu?" Nana terlihat penasaran.
Zidan tersenyum menatap gadis di sampingnya itu. "Lalu Oma pun ketemu dengan Mama Yuni, bahkan juga bertemu dengan Vina. Akhirnya terjadilah perbincangan itu dan terjadilah perjodohan ini," Jelas Zidan.
Nana mengangguk mengerti. "Lalu?"
Zidan semakin tertawa, dai tak tahu jika selain suka berbicara gadis itu juga sangat kepo. "Lalu omah tetapkan dan tegaskan kalau setelah wisuda, kita akan lamar Vina dan segera menikah karena saat itu tiba-tiba saja dokter memberitahu jika umur Oma tidak lama lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Merrried [TERBIT]✔️
Teen FictionPART MASIH LENGKAP Hidup Nana gadis kelas 3 SMA yang bernama asli Karina Sri Aruna kini berubah 180° akibat ulah gila dari kavina kakaknya. Dia harus menjalani hidup yang penuh drama yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Hidup yang tak sama sek...