32. DIA PERGI

78 4 0
                                    

Beberapa menit kemudian, Erland dan keempat temannya kini datang memasuki markas itu. Mereka hanya datang berlima saja kesana.

Remond tertawa melihat kedatangan mereka. "Erland dan Eri. Dua orang yang menghancurkan hidup gua."

"Bukan mereka yang hancurin hidup kamu, tapi kamu sendiri!" celetuk Nana.

Remond berbalik menatap gadis itu. "Ustttt, gua ga ngomong sama kamu adek cantik," Remond mencubit gemas ke pipi Nana.

Erland yang melihat itu sungguh di buat marah. "Anjing, jangan pegang cewek gua!"

"Jangan maju, jangan ke bawa emosi," cegah Eri saat Erland hendak menghampiri Remond.

"Lo mau apa? Kita udah datang, yaudah lepasin mereka berdua. Masalah lo sama kita, bukan sama mereka!" ucap Eri.

"Eri buat gua koma, sedangkan Erland buat martabat gua turun. Sungguh sangat komplit," ucap Remond.

"Lo jangan berbelit-belit anjing!" teriak Erland.

"Wess tenang, jangan ngegas."

Remond berjalan dan berada di tengah tengah Jihan dan Nana seraya mengeluarkan dua pistol di saku celananya. "Kalau kalian bergerak, dan pacar kalian maju, gua ga berfikir dua kali untuk menekan pistol ini," peringat Remond.

Nana dan Jihan kaku seketika saat melihat pistol yang di todong pada mereka. Rasanya sangat gemetar melihat pistol itu.

Kelima cowok itu mengikuti perintah Remond. Mereka sama sekali tak mau satu langkahpun.

"Gua sebenarnya mau bunuh kalian, tapi kalau gua bunuh kalian, gua ga lihat kalian menderita. Jadi gua pilih akan bunuh saja orang kesayangan kalian." ucap Remond yang masih saja menodongkan senjata itu.

Disana ada sekitar 10 teman Remond, sedangkan Erland hanya berlima. Itu masih seperlima dari anggota Death Devil.

"Lepasin mereka! Masalah lo di kita. Bukan mereka," tegas Eri.

"Justru itu Eriko. Karena gua bermasalah sama kalian, jadi gua mau lihat kalian sedih menangis melihat kematian pacar pacar kalian."

Nana dan Jihan masih tak bergerak sama sekali. Badan mereka tiba tiba kaku saat ini.

PAKKKK

Pintu yang tertutup tadi kini tiba tiba terbuka, menampakkan sosok cowok dengan kemeja hitam dan celana hitam yang berjalan masuk.

Remond dan yang lainnya berbalik melihat siapa yang datang . Mata Nana berbinar saat melihat kedatangan Zidan disana.

"Lepasin mereka! Polisi akan datang!" peringat Zidan.

"Siapa lo? Gua ga punya masalah sama lo. Jadi mending lo pergi!" Seru Remond.

"Tentu saja lo punya masalah sama gua."

Saat melihat Remond lengah, Eri dan dan Erland maju dan menendang tangan Remond yang memegang senjata itu. Remond ikut terjatuh, dan senjatanya kini terlempar.

Nana dan Jihan berlari menjauh. Zidan menghampiri Nana dan menantunya untuk pergi.

"BAWA MEREKA LARI!" teriak Erland.

Pertarungan terjadi antara mereka, sangat susah mengalahkan mereka karena teman  Erland saat ini hanya lima, sedangkan mereka ada sepuluh, Erland pikir tadi hanya ada Remond saja dan Dio wakil ketua.

Remond yang tersungkur kini merangkak meraih kembali senjatanya, dan kini melepaskan 3 peluru.

DOR

DOR

DOR

Peluru yang mengarah ke Eri dan Erland berhasil meleset, tapi-

Mendadak Merrried [TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang