18. HAPPY BIRTHDAY TO YOU

69 12 0
                                    

"Lengan kak Zidan luka," ucap Nana saat melihat lengan kaos putih Zidan terlihat bercak merah.

Zidan melirik lengannya dan tak tahu jika dirinya terluka mungkin tadi saat terbentur di rak. "Oh iya," jawab Zidan santai.

"Ihh ga sakit kak?" Nana terlihat khawatir.

Zidan menatap Nana, dia tersenyum sedikit . "Iyah nih sakit banget, perih, pedis, nyut nyut," balas Zidan melebih lebihkan. Sebenarnya rasanya tak sakit sama sekali, tapi melihat wajah Nana yang terlihat panik, dia terpaksa berpura-pura saja.

"Nana ambil obat merah yah di laci," ucap Nana berlalu ke dekat kasur.

"Cepat, ini perih banget," teriak Zidan.

Nana kembali membawa obat merah dan kapas. "Sini Nana obatin," ucap Nana duduk di sofa.

Nana mulai membuka obat merah itu dan memotong kapas. "Tahan yah kak kalau perih," Nana mulai mengolesi obat merah di luka lengan Zidan.

"Aw, sakit banget, pelan pelan," Zidan masih beracting. Sebenarnya rasanya biasa saja, tapi dia hanya ingin melihat reaksi Nana saja.

"Tahan yah kak, pasti pedis karena ada obatnya."

Zidan terlihat mengangkat sudut bibirnya melihat Nana yang sibuk mengobati lukanya. "Pernikahan kita mungkin bukan yang kita inginkan, tapi maaf gua jatuh cinta sama lo, maaf gua udah lewat batas," batin Zidan.

"Udah," Nana menutup kembali obat merah saat selesai memberi plaster di lengan Zidan.

"Aw, sangat perih," balas Zidan.

"Besok sembuh pasti, karena Nana yang obatin."

Deg!

"Apa ini? Gua benar benar jatuh cinta sama lo Na, kenapa lo buat gua jatuh cinta sih?"

***

Tiba dimana hari besok sudah masuk sekolah, Nana sangat bahagia setelah mendapat pesan singkat Erland kalau dia sudah di Bandara untuk kembali ke Indonesia.

22:00

Nana turun ke dapur, setelah melihat beberapa toturial kue di YouTube ponselnya. Seperti janjinya kalau dia akan buat kue untuk ulang tahun Erland.

Nana mulai melihat seisi dapur, mulai dari kulkas, lemari bahan, dll. Nana mengambil semua barang yang dia butuhkan dan mulai menyampaurkan semua bahan itu satu persatu.

Terdengar suara langkah kaki yang pelan, Nana menoleh. "Omah? Kenapa keluar kamar?" Nana menghampiri omah yang berjalan ke arahnya.

"Kamu masak apa sayang? Kenapa ga suruh Ijah? Atau beli aja!" ucap omah yang kini duduk di kursi.

"Ga perlu omah, Nana bisa kok," balas Nana.

"Omah mau apa keluar?" tanya Nana lagi.

"Omah mau minum teh, tapi dari tadi Omah panggil Ijah tapi ga ada."

"Maaf omah, Nana juga ga dengar, kalau mba Ijah ada di taman belakang omah, lagi buang sampah," balas Nana.

"Buat kue kamu?" Omah melihat dapur penuh dengan terigu dan bau telur.

"Iyah," Nana menyengir.

"Kenapa? Buat Zidan?"

Nana diam, dia tak tahu mau jawab apa.

"Oh, Iyah. Besok kan Zidan ulang tahun, mau kasih surprise? Zidan udah lama ga rayain ulang tahun dia," ucap omah lagi.

Nana diam, dia tak tahu jika Zidan juga berulang tahun besok hari. Padahal hari itu Zidan ada saat Nana bilang kalau 1 Agustus Erland akan ulang tahun. Tapi kenapa dia tak bilang kalau dirinya juga berulang-ulang saat itu.

Mendadak Merrried [TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang