April

7.4K 120 27
                                    

"Gila, kita udah UTS aja lagi ya?" Ucap Rian. Yang sejak tadi termenung melihat kolam ikan di gedung fakultas kami.

"Kaga terasa emang, tau-tau Februari. Kayaknya kemaren baru aja tahun baru." Balasku.

"Tapi lo pernah pengen nyoba makan arwana nggak sih Dim?"

"Pernah. Katanya kaga enak."

"Mahal sih."

"Kaga enak sama mahal apa hubungannya Yan?" Aku tidak mengerti korelasi antara kedua hal itu.

"Biasanya yang mahal-mahal, nggak enak."

"Lonte mahal enak tuh." Balasku.

"Beda kasus itu bro."

"Kalian ngomongin apa sih?!" Marsha menepuk pundak kami berdua. Kami menoleh, Marsha sedang membawa segelas pop ice taro di tangannya. Hari ini dia begitu cantik, mengenakan crop top hitam dengan cardigan pink di luarnya.

"Hai Sha, katanya Dimas mau nyoba lonte mahal." Ucap Rian.

"Hah?! Maksud kamu Dim?!"

"Mulut lo sembarangan Yan! Tadi kan ngomongin ikan arwana bukan lonte!" Balasku sambil menoyor kepalanya, dia hanya tertawa mendengarnya.

"Ngapain kamu nyoba gituan? Nggak puas sama aku?" Marsha menatapku dengan tajam. Aku terkejut mendengar jawabannya. Kenapa dia bilang soal itu?!

"Woy?! Maksudnya apaan nih?!" Tentu, Rian juga terkejut mendengarnya. Ia langsung menatap kami berdua dengan tatapan tidak percaya.

"Nggak-nggak Yan, bukan urusan anak kecil." Jawabku.

"Dim, ikut aku yuk! Bye Yan!" Marsha menarik tanganku. Meninggalkan Rian yang masih bertanya-tanya apa maksud Marsha tadi.

"Mau kemana Sha?" Tanyaku.

"Nggak tau, mau jalan sama kamu aja. Hehehe."

"Ih, kamu kenapa Sha? Tiba-tiba gini." Marsha memeluk erat tanganku. Aku menjadi perhatian para mahasiswa pria yang sedang duduk-duduk di lorong. Oh, asal kalian tahu. Menurut penuturan dari Rian, Marsha memiliki fans club di kampus. Bisa jadi, pria-pria ini merupakan fans nya.

"Dim." Panggil Marsha.

"Hm?"

"Pulang yuk?"

"Nggak ada kelas lagi?"

"Nggak, pengen pulang."

"Ya udah, ayo!"

Kalau kalian bingung, selama ini aku menggunakan transportasi apa menuju ke kampus. Aku menggunakan sepeda motor yang memang disediakan oleh Kak Indah untuk penghuni kos. Namun, karena cuma aku, Kak Indah, dan Azizi yang bisa menggunakannya. Maka aku secara tidak langsung menjadi pemilik dari motor itu. Nah, sekarang aku menggunakan motor itu untuk mengantar pulang Marsha.

"Dimas."

"Iya Sha?"

"Dulu kamu kalau sama Azizi, sering pakai motor ini?"

"Kalau ke kampus, nggak. Tapi kalau ke minimarket deket kos, iya."

"Oohh..."

"Kenapa Sha?"

"Nggak-nggak, aku cuma pengen tanya aja."

Jarak antara kos Marsha dengan Kampus cukup jauh. Belum lagi jalanan yang begitu padat siang ini. Membuat kami berdua memutuskan untuk mengganti tujuan kami ke sebuah Mall. Tidak ada tujuan khusus, kami hanya ingin berjalan-jalan saja.

"Aaa!! Lucuu!!"

Marsha masuk kedalam salah satu gerai baju yang bertuliskan uniqlo. Ia melihat-lihat pakaian disana dan mengambil pakaian yang menurutnya bagus. Kalau dipikir-pikir, aku tidak pernah tahu soal latar belakang dari Marsha, ia hanya pernah bilang kalau dia berasal dari luar pulau. Tapi aku tidak pernah tahu bagaimana latar belakang keluarganya.

wanita itu jatuh cinta pada seekor kudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang