BAB 1: HISTORY OF THE 1912 WAR

82 10 1
                                    

Selamat membaca.

Italia, Prati, 17 Mei tahun 1990.

"Inglibert Hellman, pejabat asal Jerman yang tengah berkunjung ke pusat kota Roma Italia, di temukan tewas oleh seorang gadis dalam keadaan mengenaskan. Anehnya, gadis yang menyaksikan kejadian tersebut menghilang tanpa jejak keesokan hari begitu mendapat panggilan dari kepolisian." Khansa berucap pelan ketika ia menonton berita pada pagi hari.

"Sejak kapan Roma menjadi seperti ini." Anne yang berasal dari Indonesia, menikah dengan Jan Aaric, seorang antek di bawah kepemerintahan Italia yang berdarah daging Jerman. Meskipun kini mereka memutuskan untuk menetap di Prati Roma, Italia, pada kurun waktu yang panjang.

"Sebutannya saja kasus pembunuhan." lelaki itu mengalihkan saluran televisi.

"Sudah cukup lama hal seperti ini tidak terjadi." Anne menyeka sebuah piring yang baru saja di-cuci.

"Benarkah?" tanya Khansa.

"Ibu lupa Sa, kurang lebih saat ibu masih kecil." balas Anne.

"Berarti sudah cukup lama." ucap Khansa.

"Karena itu ibu heran."

"Bukankah seharusnya berita seperti ini di rahasiakan dari publik bu?"

"Ibu pikir juga begitu. Biasanya kasus pembunuhan pejabat seperti ini di rahasiakan dari masyarakat, dan yang di tampilkan ke publik hanyalah alibi semata." Anne menata beberapa piring dan gelas ke rak.

"Aneh, memangnya sejak kapan keamanan milik Italia menurun sampai-sampai petinggi asal Jerman di biarkan terbunuh. Ibu benar, ada yang tak beres."

Khansa sendiri bermimpi menjadi seorang detektif. Ketika masih sekolah menengah, ia pernah memecahkan sebuah kasus di sekolahnya. Yaitu saat beredar kembali, rumor arsip lama mengenai sejarah perang antar siswa dan pemerintah pada tahun 1912 yang memakan banyak korban. Umumnya arsip ini telah di hilangkan oleh pihak sekolah. Namun seiring berjalan waktu, masih banyak murid yang mencari tahu bukti atas arsip tersebut.

Konflik kembali terjadi ketika klub sejarah pada tahun 1928 saat itu merencanakan pembongkaran arsip-arsip lama dengan paksa untuk mengekspos peristiwa tersebut. Pembongkaran ini di rahasiakan dari pihak sekolah. Namun, malam sebelum rencana di mulai, perpustakaan arsip milik sekolah yang terpisah dari gedung-gedung sekolah di lahap habis oleh si jago merah. Akhirnya rencana tersebut di ketahui oleh pihak sekolah dan klub sejarah pun di burbarkan.

Sejak saat itu pihak sekolah memberi peringatan keras bagi klub sejarah untuk kembali di bentuk. Beberapa tahun setelahnya klub sejarah kembali di bentuk dengan beerapa persyaratan.

Saat itu Khansa sempat menjadi anggota dari klub sejarah pada tahun 1987. Khansa bersikeras melakukan kesepakatan dengan beberapa anggota klub sejarah untuk menelusuri bangunan perpustakaan lama yang kini telah menjadi abu. Mereka melakukan penelusuran tiap malam hari, juga mengumpulkan informasi mengenai peristiwa tersebut dari beberapa orang yang masih mengingat kejadian tersebut. Penelusuran memakan waktu sekitar 2 bulanan, mereka benar-benar berhati-hati melakukan rencana tersebut agar tak diketahui pihak sekolah maupun pihak lain. Lengah sedikit saja sudah pasti klub sejarah di bubarkan dan mereka di keluarkan dari sekolah. Setelah 2 bulan lamanya, penelusuran kini telah mencapai puncak.

Khansa mulai berkata, "Menurutku..."

"Peristiwa ini di pelopori oleh kebencian klub sejarah pada pemerintah Itali. Pada tahun tersebut pemerintah meminta agar semua klub sejarah di penjuru Itali di bubarkan dengan alasan? Yang tidak jelas, pantas saja para anggota klub marah besar. Apalagi klub di sekolah ini dulu adalah golongan orang yang memiliki watak keras, alhasil mereka mengajukan demo pada pemerintah Italia untuk membatalkan peniadaan pada klub sejarah. Pemerintah pasti punya alasan tersendiri kenapa klub sejarah di bubarkan.
Ternyata pada tahun itu pernah terjadi pembajakan di Italia, pembajakan ini meliputi sejarah Italia alhasil banyak data-data tentang Itali yang di rubah. Kemungkinan besar itu ulah peretas negara lain." sambung Khansa.

"Karena banyak data telah di ubah dan tersebar, pemerintah tak ingin berita tersebut di liput oleh klub sejarah, maupun jurnalis Italia saat itu." ujar Khansa kembali.

"Jadi?" ucap Cliv salah seorang anggota sembari mencatat informasi.

"Ya, karena itulah perang terjadi. Para anggota klub mempengaruhi siswa-siswa lain untuk mendukung aktivitas mereka, sehingga protes terjadi dan pemerintah kemungkinan menerima teror oleh para siswa saat itu, mungkin terdengar aneh mengapa para siswa bisa seberani itu. Bagaimana pun juga protes tetap terjadi, akibatnya pemerintah terpaksa menembaki rumunan siswa, dan terbentuklah sejarah perang antar siswa dan pemerintah 1912. Di ketahui pemerintah berhasil menembak ketua klub sejarah yang merupakan pelopor aktivitas ini." Khansa menjelaskan secara detail mengenai kasus perang yang kini di kubur rapat-rapat oleh jutaan orang demi menghindari penutupan klub sejarah untuk selamanya.

"Ah! aku mengerti." celetuk Khansa mengejutkan para anggota.

"Apa yang kau ketahui?" tanya Al ketua dari klub sejarah pada saat itu.

"Data yang telah tersebar bisa jadi ialah data perjual-belian." ucap Khansa berbinar.

"Kenapa kau menuju ke sana?" tanya Cliv.

"Kemungkinan pihak yang meretas data Italia adalah pihak dari negara yang berkontribusi dengan Italia, menurutku mungkin sempat terjadi kesalahpahaman antara pihak yang berkontribusi dengan Italia sehingga, mereka akhirnya menyebarkan data Italia sebagai penunjukkan amarah." lelaki itu menyeduh kopi di tangannya.

"Hebat. jadi?" tanya Al.

"Ketua klub sejarah adalah putra negara yang berkontribusi oleh Italia sekaligus pelopor dari perang ini."

"Jadi negara itu mengutus putranya untuk membuat keributan dengan pemerintah Italia begitu?" tanya Al kepada Khansa.

"Tidak."

"Tidak bukan karena itu.." Khansa menyambung.

"Dia ini memang bersekolah di Italia, kemungkinan dia menyembunyikan fakta bahwa dia adalah seorang putra pemimpin negara. Namun tujuan utamanya bukan untuk bunuh diri. Saat aku berhasil menerjemahkan arsip-arsip yang telah kita temukan di tumpukkan gudang perpustakaan baru, si ketua klub sejarah pada saat itu dikenal sebagai ketua klub yang sering mengeksplor hal-hal baru, ia juga sering disebut sebagai pengendus sejarah. Akibat kesalahpahaman antar-negara rasa kecintaan pada Italia mungkin berubah menjadi rasa kebencian, yang lalu membuat dirinya sampai meretas data pribadi negara ini." ucap Khansa.

"Rasa benci itu akhirnya memeloporinya untuk melakukan demo, tentu saja itu bukan atas perintah negara miliknya, namun muncul sendiri atas keinginannya, jadi bunuh diri dan unjuk rasa yang terjadi pada tahun 1912 ialah ulah dari rasa kebenciannya sendiri."

"Jadi peristiwa itu seharusnya ialah peristiwa bunuh diri, bukan perang bukan." Cliv menyimpulkan.

"Benar." jawab Khansa.

"Jadi? Kita sudah mengetahui kebenaran peristiwa itu, haruskah kita menulisnya untuk antologi klub kita?" tanya Bianca wakil ketua klub sastra. Semua mata hanya tertuju pada Al dan khansa untuk memutuskan.

"Aku sudah mencerna semuanya, kupikir itu masuk akal. Kita sudah menelusuri peristiwa ini hingga puncak, namun yang memecahkan kasus ini adalah Khansa. Jadi kuserahkan keputusan padamu." kata Al menunjuk Khansa.

"Aku pikir..."

"Aku pikir sebaiknya kita tak perlu mengeksplornya." Bianca membelalakkan mata terkejut.

"Maksudmu? 2 bulan kita sia-sia begitu?" Bianca berkata.

"Aku rasa aku setuju." celetuk Cliv. Di iringi dengan anggukan Al yang menandakan.

"Ya ampun benar-benar." Bianca seolah masih tak terima.

"Sejarah ini harusnya tak boleh kita cari, apalagi resikonya ialah klub ini di bubarkan.
Jika kita mengeksplornya kita akan terkena masalah oleh pemerintah, lagi pula mengetahui kebenarannya sudah cukup kan? Kita adalah klub sejarah, kita harus berpikir matang tentang hal yang kita tulis." begitulah ucapan terakhir Khansa. Bianca menutup mulut, sebelum akhirnya ia membalas anggukan pelan.

"Detektif klub sejarah memang tak bisa di tentang" Bianca membatin.

***

Khansa dan Cliv berkelamin lelaki.

Louis Reunion [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang