BAB 9: NUT

32 7 0
                                    

Selamat membaca.

Alma adalah seorang gadis berusia 20 tahun, yang merawat kedai kacang peninggalan mendiang kakek dari kakek buyutnya. Kedai tersebut memiliki sejarah kepopulerannya pada tahun 1870 sampai dengan 1920. Namun semakin berjalan waktu, kini kedai kacang milik keluarga sudah tidak begitu terkenal kembali. Hingga suatu ketika, kakek Alma meninggal dunia akibat serangan jantung dan tidak bisa lagi meneruskan penjualan kedai. Orang tua Alma enggan untuk meneruskan usaha milik mendiang kakek buyut Alma dan memilih untuk berpindah kota. Sedangkan Alma, ia justru berteguh hati ingin meneruskan usaha milik kakek buyutnya tersebut. Hingga sampai saat ini, kedai tersebut masih berdiri karena keteguhan hati milik Alma.

Suatu hari, Alma di nyatakan meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan yang menyebabkan cedera serius pada bagian kepala, sehingga mengakibatkan Alma mengalami kematian fungsi otak dan meninggal 2 hari setelah ia bertahan menggunakan alat bantu milik rumah sakit.

Sayuri Mei. Gadis asal Jepang yang membawa tubuh Alma ke rumah sakit tepat setelah Alma mengalami kecelakaan, tertabrak sebuah mobil berkelajuan tinggi di sebuah persimpangan. Sejak Alma di nyatakan meninggal dunia, Sayuri selalu mendapat sebuah surat yang tidak bernama.
Awalnya Sayuri mengira surat tersebut keliru dalam pengiriman. Namun setelahnya, ia justru selalu mendapat surat yang sama kembali. Anehnya saat ia mengunjungi kantor pos untuk menyanyakan pengirim surat tersebut pada petugas loket, mereka menyebutkan tidak pernah menerima atau mengirim surat tersebut pada alamat milik Sayuri. Sayuri akhirnya merasa ada sesuatu yang janggal, ia hendak melaporkan kejadian ini kepada petugas keamanan setempat. Namun ia mengurungkan niatnya.

"Wah, terima kasih. Tetapi tidakkah ini terlalu banyak Nyonya?" kata Sayuri kepada Nonya Gilda Zanella. Tetangga baru yang berusia sekitar 45 tahun.

"Kami membuat terlalu banyak kemarin. Aku dan putriku tidak akan dapat menghabiskannya. Tolong terima ini. "

Wanita setengah baya itu tinggal bersama putrinya yang berusia 10 tahun. Suaminya tengah merantau ke luar negara sejak 4 tahun lepas. Sejak pindah ke perumahan di lingkungan Prati dan bertemu dengan Gilda, Sayuri dapat meringankan beban yang ia miliki, karena ia tidak perlu khawatir akan merasa sendirian. Kehadiran Nyonya Gilda mengingatkannya dengan rumahnya di prefektur Saitama.

Dering telepon milik Sayuri yang tengah menyantap Mille-feuille buatan Nyonya Gilda.

"Halo. Bagaimana keadaanmu." cakap Sayuri memulai percakapan.

"Aku baik. Kau sendiri? Aku dengar kau telah tinggal di daerah Prati sejak seminggu lepas." balas Laras.

Sejak Laras menetap sementara di Tokyo Jepang. Ia tanpa sengaja bertemu dengan Sayuri Mei di Metro Ginza yang merupakan jalur kereta bawah tanah Tokyo. Sayuri yang sedang hendak berangkat berkuliah dari sana, bertemu dengan Laras yang juga tengah beranjak pergi berkuliah. Mereka mulai berteman akrab semenjak hari itu. Sayuri sendiri telah merencanakan untuk tinggal di Italia untuk suatu keperluan. Sayuri belum berhubungan kembali dengannya sejak Laras memutuskan menetap sementara di Prati. Lagi pula mereka juga tinggal di daerah yang berbeda, keluarga besar Laras kini tinggal di daerah Ostiense.

"Maaf sekali aku belum bisa berkunjung." Laras berucap.

"Tak apa. Aku bertemu dengan tetangga yang ramah di sini. Kau tahu? setiap hari beliau selalu memberiku makanan yang ia buat bersama putrinya. Kebetulan sekali pagi ini ia memberiku sebuah kue, katanya ini kue khas Italia, Mille-feuille."

"Ah begitu. Aku tahu kue itu. Pertama kali mencobanya, ada cita rasa asam dan manis yang terpadu bersama dalam kue itu."

"Begitulah. Aku bingung sekali mau membalas kebaikan tetanggaku dengan apa."

Louis Reunion [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang