BAB 8: FRASE IN DIE [5]

22 7 0
                                    

Selamat membaca.

Tuan Ivo tertawa lepas setelah mendengar ungkapan Khansa.

"Apa yang lucu!" sentak penyidik Tommas.

"Membiarkan seorang anak SMA ikut campur dalam kasus seperti ini. Kasetnya! Bagaimana dengan kaset yang kau sebutkan tadi. Sedari tadi aku hanya berada di tempat ini tanpa berpindah tempat sedikit pun, aku tidak mungkin dapat mengambil kaset itu kan? Yang berarti pria itulah pelakunya, DIA PELAKUNYA!" Tuan Ivo berkata sembari menunjuk ke arah Tuan Marco.

"Tenang saja Tuan Ivo, saya telah memperkirakan hal tersebut. Kaset yang di dengar oleh Tuan Marco saat tiba, adalah rekaman suara dari radio terpajang milik kedai Tuan Lo bukan? lampu di dalam kedai telah di matikan pada saat Tuan Marco tiba. Sehingga penglihatan di dalam kedai menjadi sedikit kabur. Anda memanfaatkan kondisi kedai yang minim ventilasi cahaya untuk menempatkan jasad Tuan Lo tepat di depan pintu masuk, sehingga saat Tuan Marco membuka pintu, cahaya dari luar kedai hanya akan menyinari jasad Tuan Lo dan Tuan Marco tentu saja akan terkejut sehingga ia tak akan sempat memperhatikan sekitar karena panik, yang berarti dari awal piringan di samping Tuan Lo memang tidak berputar. jadi anda meletakkan radio yang telah berisi rekaman suara di dekat pintu, lalu sesuai rencana, Tuan Marco akan menyebutkan bahwa dia mendengar lantunan musik pada piringan, dan tidak bisa membuktikan ucapannya. Lalu saat anda telah tiba kembali kemari, anda mengembalikan radio tersebut pada tempatnya di saat petugas tidak memperhatikan. Maka sempurna lah rencana anda untuk menjadikan Tuan Marco sebagai kambing hitam." Khansa menimpali.

"Anda pasti telah memperkirakan polisi akan mencurigai anda sebagai tersangka sehingga anda mengatur seolah-olah Tuan Marco lah pelakunya karena hanya ia yang mampu memindahkan kaset setelah menemukan jasad Tuan Lo. Dan itu akan membebaskan anda dari kecurigaan polisi." ungkap Khansa.

"Bagaimana bisa Tuan Ivo mengetahui hal tersebut jikalau mereka belum pernah bertemu sebelumnya?" sela Cliv.

"Ah ya! Bagaimana kau menjelaskan hal itu nak detektif?" balas Tuan Ivo.

"Karena itulah, dengarkan penjelasanku hingga usai Cliv. Tuan Marco datang kemari untuk mencari sebuah kaset, saya menduga jangan-jangan kaset tersebut adalah kado untuk kekasihnya. Karena itu, ia pasti berusaha mencarikan kaset terbaik untuknya, lalu datang kemari atas saran seseorang. Dan seseorang yang memberikan saran tersebut adalah Tuan Ivo!"

"Apa yang kau bicarakan sedari tadi? Bagaimana mungkin aku memberi saran pada orang yang tak kukenal, sungguh Tuan detektif sudahi saja investigasi bodoh ini dan cepat tangkap Marco sebagai tersangka, dialah satu-satunya yang berkemungkinan melakukan hal ini, kenapa kau sampai susah payah membiarkan anak SMA ini membual tak jelas." tukas Tuan Ivo.

"Tuan Ivo kurasa sebaiknya anda diam saja, karena apa yang di bicarakan anak itu ada benarnya dan masuk akal. Jika anda memang bukan pelakunya maka seharusnya anda bersikap lebih dewasa." balas penyidik Tommas.

"Bagimana aku bisa tenang jika di tuduh oleh anak amatiran seperti ini! Benar-benar membuang waktuku." ucap Tuan Ivo.

"Tidak bisakah anda diam saja dan menuruti permintaan polisi?" sahut Nyonya Sonia.

"Bagaimana pun juga Tuan Lo adalah sahabat karibku, tentu saja aku tidak akan membiarkan pelaku yang telah membunuhnya lolos begitu saja. Jadi jika anda merasa bukan pelakunya bisakah anda menurut saja?" ungkap Nyonya Sonia.

"Apa maksudmu menurut saja! Aku harus menurut pada anak ini lalu ditangkap sebagai tersangka? apa kau ini sudah gila-"

"Tuan Ivo, apakah anda tinggal di gedung yang sama dengan Tuan Marco?" Khansa menengahi kericuhan mulut di antara Tuan Ivo dan Nyonya Sonia.

Louis Reunion [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang