BAB 12: MEMORY CARD [2]

19 6 0
                                    

Selamat membaca.

Para siswa berlarian menuju lorong dan berkerumun pada asal suara pecah yang terdengar. kami semua di buat terkejut dengan pecahan kaca yang berserakan.
Dan dapat terlihat dari atas sana, tubuh seorang lelaki yang tengah berlumur cairan merah. Ini adalah kejadian nahas ke empat kalinya. Yang membuat Khansa lebih terkejut kembali, adalah fakta bahwa korban dalam kejadian ini adalah orang yang ia kenal cukup dekat. Nazzaro Richichi, penanggung jawab kelas. Sangat tidak terduga seorang penanggung jawab jelas yang sangat kompeten, bertanggung jawab, dan selalu ceria sepertinya tiba-tiba terjatuh dari lantai 3 gedung sekolah.

***

Desas-desus tersebut mulai terdengar pertama kali oleh seorang siswa dari kelas 3-5. Di mulai dari dugaan bahwa kematian Nazzaro Richichi adalah akibat dari keributan yang di sebabkan oleh kelas 3-3 yang sempat mengalami pertengkaraan ringan di karenakan salah seorang anggota kelas yang kehilangan sebuah ponsel, Shopie.
Bernilai tinggi yang pada akhirnya berniat untuk menuntut kasus tersebut pada jalur hukum. Keluwesan sang pencuri yang tidak meninggalkan jejak apapun menjadikan kasus ini sempat berbelit setelah kabar meninggalnya pemimpin kelas Nazzaro Richici akibat terjatuh dari lantai 3 kelasnya, para murid kelas lain akhirnya menyimpulkan bahwa kemungkinan besar sang pencuri terdesak oleh Nazzaro Richici sehingga kejadian nahas tersebut terjadi. Pada akhirnya polisi jatuh pada keputusan untuk mengisolasi seluruh siswa kelas 3-3 dengan tujuan mendesak munculnya sang pencuri.

Desas-desus lain juga menyimpulkan bahwa Nazzaro Richici terlibat adu mulut kecil dengan pencuri tersebut sesaat setelah ia menyadari siapa pelaku pencuriannya, sebagai seorang pemimpin kelas tentu saja ia tidak menginginkan perpecahan antarsiswa terjadi. Namun situasi terburuknya adalah jika keinginannya untuk meluruskan permasalahan justru membuat sang pencuri tersebut terdesak hingga kasus kematian terjadi entah itu di sengaja atau tidak.

Kericuhan kembali terjadi saat siswa kelas 3-3 menjatuhkan kesalahan kepada Shopie sebagai alasan kelas 3-3 di isolasi dari sekolah. Juga kelas 3-5 yang tanpa izin membuat kesimpulan mengenai kelas 3-3 atas kasus kematian Nazzaro Richichi. Seharusnya segalanya menjadi jauh lebih mudah jika sebelumnya tidak ada campur tangan dari antarsiswa dan lebih memilih untuk melaporkan kasus kehilangan dengan pikiran dingin, maka kejadian ini tidaklah menjadi berbelit hingga demikian. Besarnya permasalahan membuat Khansa menaruh kecurigaan bahwa seseorang seperti Shopie tidak lah mungkin bersedia menuntut seisi kelas hanya untuk sebuah gambar dalam ponsel yang sebelumnya tidak pernah ia ributkan. Hingga sampai pada asumsi bahwa bukan hanya gambar yang tersimpan dalam ponsel tersebut melainkan sesuatu semacam hal yang sangat penting. Sejujurnya kematian Nazzaro Richici di anggap terlalu cepat dan dini. Mengingat dia adalah seorang pemimpin yang sangat memperhatikan tindakannya, dan tidak mudah terpovokasi tiba-tiba meninggal dunia. Setidaknya seharusnya ada satu saja siswa yang menyaksikan percakapan Nazzaro Richichi sebelum ia terjatuh lepas dari lantai gedung. Bisa jadi juga seseorang yang mendengar atau menyaksikan percakapan mereka di minta tutup mulut oleh pihak yang beradu argumen dengan Nazzaro sebelum ia terjatuh. Khansa memikirkan kemungkinan kelas 3-5 mengetahui kebenaran di balik kematian Nazzaro Richichi, sebab mereka lah yang pertama kali menyebutkan desas-desus mengenai Nazzaro yang beradu mulut dengan pelaku pencuri ponsel milik Shopie.

"Dengar. Aku telah memikirkannya dengan matang. Mari temui salah satu anggota kelas 3-5."

"Apa? Kenapa tiba-tiba saja?" lelaki yang baru saja ingin melahap sepotong kue itu membalas, Cliv.

"Hanya saja, mereka adalah pihak yang pertama kali memperluas desas-desus mengenai kematian ketua kelas bukan? Maksudku, bisa saja aku juga menyimpulkan asumsi bahwa Aro terlibat pembicaraan dengan orang lain sebelum ia terjatuh, tetapi itu tidak menunjukkan bukti bahwa ia beradu argumen dengan pelaku yang mencuri ponsel milik Shopie kan? Sebenarnya aku hanya penasaran mengapa mereka secara tidak langsung menjatuhkan asumsi demikian. Bahkan jika memang mereka menyebutnya sebagai asumsi, hal itu sampai tersebar luas di antara kelas-kelas lain, dan kau tahu situasi ini menjadi lebih buruk setelah desas-desus itu menyebar."

"Kau ada benarnya. Kalau begitu mau mencoba bertanya nanti?"

"Ya. Tentu saja. ebaiknya cepat habiskan potongan kue pada tanganmu." Khansa memperhatikan.

"Ya. Aku berharap kita bisa segera bebas dari isolasi menyebalkan ini, setidaknya aku ingin bersekolah dengan normal sebelum ujian pertengahan di mulai."

"Hei. Menurutmu hal ini berkaitan dengan si pembunuh itu?" Khansa bertanya secara tiba-tiba.

"Aku tidak tahu. Tapi siapa lagi yang bisa membuat kekacauan seperti ini jika bukan dia."

Dalam beberapa kasus tertentu, Khansa bisa menyebutkan keterikatan Louis. Namun dalam kasus ini ia belum menemukan benang merah mengenai Louis yang mencuri ponsel Shopie tanpa alasan. Sebuah surat di letakkan pada loker tertulis milik Khansa.

Kepada Jan Khansa, dari Laras Diajeng.

Seorang kenalan dari Jepang berkata bahwa ia bertemu seseorang dengan ciri seperti Louis. Datang lah pada pukul 8 pagi, untuk mengetahui informasi lengkap darinya.

***

Tepat pada tenggat hari yang telah di berikan oleh Laras. Khansa pun memantapkan keputusan untuk kembali menginjakkan kaki ke kediaman Diajeng setelah selama sebulan tidak berkomunikasi. Pada kali ini, ia memilih untuk mengunjungi kediaman tersebut seorang diri. Alih-alih bersama Cliv seperti yang biasa ia lakukan. Setelah cukup lama berkendara, akhirnya ia tiba di kediaman Diajeng untuk ketiga kalinya. Ketika pintu setinggi 2 meter terbuka, terlihat tubuh seorang gadis yang kemudian mempersilahkan dirinya untuk singgah.

"Silahkan masuk." ia berkata. Khansa dapat memandang siluet lain dari dalam kursi berukiran batik tersebut.

Kemudian cahaya demi sedikit menampakkan rupa dari siluet tersebut. "Salam kenal. Saya Sayuri Mei." ia menundukkan tubuh kepada Khansa. Lalu sebuah siluet lain muncul di balik pintu tinggi lainnya. Ia berjalan secara perlahan mendekati ketiganya.

"Terimakasih lagi telah menerima undangan yang ketiga kalinya dariku. Ini kenalanku Sayuri Mei. Ia baru saja pindah kemari dari Jepang."

Khansa kemudian menjabat tangan Sayuri. "Salam kenal juga. Saya Jan Khansa. Terima kasih anda telah bersedia membantu saya hari ini." Sayuri nampak terkejut dengan pembawaan Khansa yang begitu sopan dan dewasa.

"Tentu." mereka duduk bersama. Kemudian siluet yang sebelumnya tampak oleh Khansa semakin mendekat sehingga Khansa dapat melihat bentuk wajah tersebut. Ia menggunakan setelan kaos panjang dengan serawal abu. Pandangan mereka lalu bertemu.

"Ah. Kau datang. Perkenalkan. Ini adikku, Laskar Diajeng."

Louis Reunion [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang