twelfth

4.6K 289 10
                                    

CW // Fingering


"Ppa ppa hiks ppa."

Sunoo terbangun dari tidurnya karena tangis Seon yang memenuhi gendang telinganya. Mengangkat Seon untuk ia taruh di atas tubuhnya.

Menyingkap baju yang dikenakannya, menyodorkan putingnya pada mulut Seon tetapi ditolak.

Seon menggeleng masih dengan tangisannya. Sunoo merubah posisinya menjadi duduk bersandar pada head board.

"Ppa p-ppa hiks, ppa." Sunoo mencoba menyodorkan putingnya ke Seon tetapi kembali ditolak.

"Adek kenapa?" Sunoo mengecup pipi Seon yang memerah karena tangis.

"Eh, adek sakit?"

Tangan Sunoo bergerak ke dahi Seon, mengecek apakah sang anak sakit atau tidak.

"Adek panas banget." Sunoo menjauhkan tangannya dari dahi Seon yang ternyata panas. Mencoba kembali menyodorkan putingnya dan berhasil. Seon menyusu dengan sisa sesegukannya.

Sunoo menepuk pipi Sunghoon yang tertidur disebelahnya. Mencoba membangunkan sang suami. Bukannya bangun, Sunghoon malah menggenggam jari jemari Sunoo yang berada di pipinya.

"Hoon, bangun." Sunoo berbicara tepat disamping telinga Sunghoon dan meniupnya pelan.

Sunghoon sedikit membuka matanya, melihat jam dinding yang ternyata masih menunjukkan pukul 01.15.

"Nu, ini masih malam lho." Sunghoon memejamkan matanya kembali tetapi langsung mendapatkan cubitan di lengannya.

"Hoon, adek sakittt," Sunoo merengek dengan mata yang berkaca-kaca.

Sunghoon langsung bangun dari posisinya. Menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat Seon.

"Nu, jangan nangis." Sunghoon mengusap satu air mata yang menuruni pipi Sunoo.

Air mata Sunoo semakin lama semakin banyak. Sunghoon membawa Sunoo ke pelukannya, menenangkan sang suami kecil.

"ppa ppa, ddy ddy."

Seon memanggil Sunoo dan Sunghoon dengan tangisnya. Sunoo melepaskan pelukan Sunghoon, beralih memeluk Seon yang semakin lama semakin keras tangisannya.

"Sini, biar gue yang gendong." Sunoo menyerahkan Seon ke Sunghoon.

Sunghoon beranjak dari kasur dengan Seon yang berada di gendongannya. Membuka pintu kamar dan berjalan keluar menuju halaman depan yang masih dipenuhi teman-temannya.

Dirinya memang menginap di base dengan dalih malas pulang. Sebagian sahabatnya juga hari ini menginap seperti Heeseung, Jake dan Ni-ki

Seon menyandarkan kepalanya di dada Sunghoon, mencoba memejamkan matanya.

"Hoon, kebangun lo?" tanya Heeseung.

"Iya, badan Seon panas." Sunghoon mendudukkan dirinya di kursi sebalah Sunghoon.

Heeseung dan beberapa anak blue diamond langsung mematikan rokok mereka saat sang wakil duduk di antara mereka.

Sunghoon menepuk punggung Seon yang berada di gendongannya. Seon sudah tidak menangis, hanya menyisakan sesegukannya.

"Ddy," lirih Seon. Sunghoon menunduk, menempelkan tangannya di dahi sang anak.

"Tidur ya, Daddy peluk," Sunghoon berucap. Memeluk Seon yang berada di gendongannya.

Teman-teman Sunghoon memandangnya dengan senyum yang terpatri di wajah mereka masing-masing.

"Hoon." Sunghoon menoleh ke arah pintu masuk, mendapatkan Sunoo yang berdiri disana dengan sweater dan celana pendek miliknya.

Baby | sᴜɴsᴜɴ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang