nineteenth

3.7K 248 6
                                    


Hello, do u miss me?






























2 bulan kemudian

Senin, 18 maret 2024. Hari ini adalah hari yang berat bagi siswa kelas 12 smasen karena akan dilaksanakannya ujian kelulusan. Termasuk Sunghoon, Sunoo, Heeseung, Jake, Jay, Jungwon dan Ni-ki.

Sunghoon keluar terlebih dahulu dari mobil diikuti oleh suaminya yang keluar dengan Seon. Mereka berdua berjalan menuju ruang ujian yang kebetulan satu ruangan dengan Jay dan Jake.

Sebelumnya mereka akan menitipkan Seon ke Soobin yang kebetulan tidak menjadi pengawas ujian untuk hari ini.

"Langsung ke kelas?" tanya Sunghoon setelah mereka menitipkan Seon ke kakak Sunoo.

Sunoo terlihat berpikir sebentar sebelum mengangguk menyetujui. Sunghoon melingkarkan tangannya di bahu Sunoo, berjalan berdampingan menuju ruang ujian.

"Hey Adik, jangan lupa beri aku jawaban nanti."

Sunghoon melirik sinis kakak kembarnya itu. Ia sudah siap untuk melemparkan bolpoin yang berada di genggamannya tetapi diurungkan karena seseorang yang berdiri di sebelahnya.

"Gak mau!" Sunghoon menjulurkan lidahnya mengejek sebelum menarik tangan Sunoo untuk duduk di bangku ujiannya.

Sunghoon duduk di meja samping tembok nomer 2 dari belakang sedangkan Sunoo duduk di hadapannya. Absen mereka memang atas bawah.

Ia merogoh ponselnya, membukanya untuk sekedar mengisi waktu luang menunggu ujian dimulai. Sunoo yang duduk di hadapannya juga sibuk dengan ponselnya tetapi untuk membuka buku digital bukan seperti dirinya yang melihat media sosial.

Hampir 10 menit menunggu, guru pengawas pun tiba. Seluruh murid kelas 12 sudah memulai ujiannya. Sunghoon fokus pada layar monitor di hadapannya, matanya sesekali terpejam untuk mengingat materi yang dipelajarinya.

Baby

Jam pulang telah tiba, Sunghoon dan Sunoo baru saja keluar dari ruangan Soobin dengan Seon yang tertidur di gendongan ayahnya.

"Kak, kantin dulu bentar."

Sunoo menarik tangan Sunghoon untuk mengikutinya ke kantin. Membeli beberapa jajanan pengganjal perut untuk dimakan di mobil.

"Udah? gak mau nambah lagi?" tanya Sunghoon saat Sunoo meminta uang padanya.

Meskipun begitu, Sunghoon tetap memberikan dompetnya ke sang suami, membiarkan suaminya untuk mengambil jumlah uang yang diinginkan.

"Ini aja, buat camilan doang kok," jawab Sunoo, menerima dompet sang suami dan mengambil satu lembar uang berwana biru dari dompet coklat itu.

"Terima kasih pak." Sunoo dan Sunghoon membungkuk pelan sebelum keluar dari kantin. Mereka kembali berjalan untuk menuju parkiran.

Sunghoon menepuk pelan punggung Seon saat dirasa sang anak menggeliat pelan. Sepertinya sedikit terganggu karena suara berisik dari murid-murid lainnya.

"Daddy."

Tangan mungil nan gembul milik Seon melingkar di leher sang ayah. Menduselkan wajah bulatnya di leher ayahnya.

"Adek bangun?" tanya Sunoo ketika mendengar gumaman pelan seperti suara Seon.

Sunghoon mengangguk, tangannya tidak pernah turun untuk tidak menepuk punggung Seon, kebiasaan anaknya ketika mengantuk dan baru bangun yaitu butuh tepukan di punggungnya.

Sunoo mengambil alih sang anak ketika mereka telah sampai di parkiran mobil. Ia masuk setelah Sunghoon selesai mengeluarkan mobilnya.

Ia mendudukkan dirinya di kursi samping kemudi dengan Seon yang berada di pangkuannya, anaknya itu sedang menduselkan wajahnya di dadanya.

Mobil hitam itu mulai berjalan membelah jalan kota yang sedikit sepi, ditemani dengan rintikan hujan yang baru turun membasahi bumi. Di dalam mobil hitam itu, Sunoo dan Sunghoon asik membahas banyak hal, mengabaikan manusia kecil yang berada di pangkuan Sunoo.

"Papa!" seru Seon membuat Sunoo segera menoleh ke arahnya.

"Apa adek? mau susu?" tanya Sunoo dengan tangan yang bergerak untuk mengambil susu di dashboard mobil.

"Anii~ Nen!" Seon mendorong dot susu yang disodorkan Sunoo menjauh, tangan gembulnya menepuk-nepuk dada Sunoo.

Sunoo menaruh dot susu di tempat asalnya kemudian ia membuka dua kancing teratas seragamnya hingga memperlihatkan puting nudenya.

"Pelan, gak boleh digigit oke?" peringat Sunoo pada anaknya. Seon sering sekali saat menyusu padanya putingnya digigit menggunakan gusinya. Seperti ayahnya - Kim Sunoo.

Pertumbuhan gigi pada sang anak mungkin sedikit terlambat, biasanya anak usia 4-10 bulan sudah tumbuh gigi sedangkan Seon yang berusia 11 bulan belum memiliki gigi sama sekali.

Tangan kiri Sunoo menepuk punggung sang anak sedangkan tangan kanannya digenggam oleh Sunghoon, sudah menjadi sebuah kebiasaan ketika Sunghoon menyetir pasti tangannya akan menggenggam apapun disekitarnya.

"Mau mampir dulu gak yang?" Sunghoon menoleh sekilas ke Sunoo.

Sunoo berpikir sebentar, memikirkan tempat yang mungkin dapat didatangi di waktu siang seperti ini, "boleh, ke mall aja ya." Meskipun dirinya memikirkan banyak tempat tetapi kata yang keluar tetap mall karena hanya tempat itu yang layak dikunjungi ketika cuaca mendung nan gerimis seperti ini.

Sunghoon tanpa berpikir panjang menuruti perkataan suami kecilnya untuk pergi ke pusat perbelanjaan besar di tengah kota.

Mereka menghabiskan sisa waktu hari ini dengan mengelilingi mall di tengah kota hingga malam menjemput mereka untuk kembali ke kediamannya.

Tbc.

Baby | sᴜɴsᴜɴ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang