bonchap 1; Problem

2.5K 201 0
                                    

Pagi datang, matahari menyeruak untuk keluar supaya dapat terangi bumi. Pucuk-pucuk daun berlomba-lomba teteskan air embun sisa semalam hingga air itu mengenai rumput yang tumbuh di bawahnya.

Smasen tidak pernah sepi ketika pagi hari, kecuali Sabtu dan Minggu. Setiap pagi, sekolah menengah atas berlantai tiga yang menjadi unggulan itu selalu ramai akan siswa yang hendak menuntut ilmu, atau bahkan hanya untuk mencari kesenangan tanpa perlu mempelajari pelajaran.

Seorang pemuda tinggi, dengan rambut coklat gelapnya keluar dari salah satu mobil di parkiran. Sebuah tas punggung tersemat apik pada bahu kanannya, topi hitam bertulisan 'the fvck' terpasang sempurna menutupi surainya. Tak lupa kacamata yang bertengger manis di hidung bangirnya.

"SEON!! WAIT ME!"

Park Seon, anak dari pasangan populer Kim Sunoo dan Park Sunghoon. Seon membalikkan badan, iris legamnya memperhatikan sang sahabat yang kini berlari menghampirinya.

"Let's go!"

Seon memutar bola matanya malas di balik kaca mata yang ia pakai. Merangkul bahu sahabatnya lekas menggeret laki-laki manis itu menuju kelas.

"Seon pelan! Gue capek habis lari dari halte ke sini." Heeja memukul lengan yang melingkari bahunya.

Seon memelankan langkahnya, menunggu Heeja berjalan sembari mengatur nafasnya yang sedikit tersengal. "Om Heeseung gak nganterin lo? Kok turun di halte."

Heeja menggeleng sembari membuka tutup botol air putihnya. Meneguk air bening itu hingga tersisa setengah. Botol bekasnya ia berikan begitu saja pada sang sahabat yang diterima baik oleh laki-laki tinggi itu.

"Gue dianter sopir, tapi Daddy sama Papi ikut. And you know?"

Seon menggeleng sehingga mendapat cubitan di pinggang dari sang sahabat. "Gue belum selesai cerita!'

Seon terkekeh, mencubit pipi Heeja gemas, "Lanjutin aja."

Heeja berdehem sembari tangannya meremas tangan laki-laki yang jaraknya tak beda jauh dengan ya itu. "Daddy sama Papi ciuman!! Ciuman di depan gue anjing, di depan gue!!!"

Seon tertawa mendengar cerita Heeja. Sedangkan yang ditertawakan hanya mendengus malas, sudah terlalu biasa ketika Heeja bercerita pasti Seon akan menanggapinya dengan tawa.

"Disitu gue langsung minta turunin di halte, gak peduli dah tuh sama dua orang yang ciuman."

"Lo iri ya?"

Heeja memutar bola matanya malas. "Pakek nanya lagi."

Seon lagi dan lagi terkekeh puas. Bibir tipisnya mendekat ke telinga kanan si manis dan berbisik di sana, "Ciuman sama gue aja gimana?"

"PARK SEON!!!"

•••

"Gue takut ketahuan Papi anjing, bisa berabe ntar."

"Santai lah Josh, nikmati aja waktu membolos kita." Seon menghisap benda nikotin di sela-sela jari telunjuk juga tengahnya.

Mengeluarkan asap beraroma anggur itu ke atas. Tangannya menggapai gelas minuman marimasnya untuk ia teguk.

"Eh lo tau gak?" Heeja tiba-tiba datang dan duduk di sisi kosong Seon. Seon yang melihat itu menjauhkan rokonya dari Heeja karena tahu jika laki-laki manis itu tak terlalu suka akan bau rokok.

"Jangan duduk di sini Ja, gue bau rokok. Duduk di sebelah Hara sana!" Seon mendorong laki-laki manis di sisinya menjauh.

Heeja menurut, laki-laki itu berpindah tempat menjadi di sebelah Hara yang sedang fokus pada kartu-kartu di tangannya.

Baby | sᴜɴsᴜɴ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang