fifteenth

4.2K 279 7
                                    

Sunghoon menggenggam tangan Sunoo dengan erat, sesekali mengecupi punggung tangannya.

"Maaf," ucap Sunghoon pada Sunoo. Meskipun itu sia-sia karena Sunoo tak dapat mendengarnya.

"Shh," Sunoo membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

Sunghoon membantu Sunoo untuk duduk bersandar di kepala kasur. Memberikannya segelas air putih yang langsung diminum.

Setelah itu mereka diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai pertanyaan dari Sunoo membuat Sunghoon kembali berkeringat dingin.

"Hoon, jadi siapa orang tua asli Seon?"

Sunghoon menatap netra Sunoo dalam, jari jemarinya bergerak untuk menggenggam tangan suaminya. "Kita," jawabnya

Sunoo menatap Sunghoon dengan pandangan bertanya tanya. "Ha?"

"Iya kita. Kita sebenarnya orang tua asli Seon."

Sunoo diam, kepalanya kembali pusing saat mendengar ucapan Sunghoon. Sekelebat bayangan kembali muncul.

"Cerita lo bagus."

Sunoo terkekeh pelan, menganggap perkataan Sunghoon adalah sebuah lelucon. Sunghoon tersenyum menenangkan, tangannya mengelus punggung tangan Sunoo.

"Aku beneran Nu. Kita memang orang tua asli Seon." Sunghoon mengambil kotak yang berada di bawah ranjang. Membawanya ke pangkuan Sunoo.

Sunghoon mengambil kotak kecil yang berisi testpack dan beberapa polaroid. "Kamu tau ini testpack siapa?" tanya Sunghoon yang dijawab gelengan oleh Sunoo.

"Ini testpack kamu. Kamu kasih ini ke aku disini, di kamar ini. Ini-" Sunghoon mengangkat foto hasil usg, "-Seon pas masih jadi bayi, dimana dia masih ada di perut kamu."

Sunghoon mengelus perut rata Sunoo. Sunoo menunduk, memperhatikan tangan Sunghoon yang berada di perutnya. "Jadi, bekas luka yang ada di perut aku itu?"

"Iya, itu bekas luka pas kamu ngeluarin Seon dari dalam perut kamu."

Sunghoon berpindah duduk di samping Sunoo, menyandar di kepala kasur. Sunghoon mengangkat Sunoo ke pangkuannya, melingkarkan kedua tangannya di pinggang Sunoo.

"Pusing Hoonn," rengek Sunoo.

Sunghoon memijat kepala Sunoo dengan tangannya. Wajah Sunoo disembunyikan di ceruk lehernya.

Sunoo menjauhkan wajahnya ketika rasa pusing itu perlahan menghilang. Menatap wajah tampan sang suami. Jari jemarinya bergerak mengelus pipi Sunghoon.

Tangan Sunghoon menggegam jari Sunoo, dibawanya tangan itu ke depan bibirnya dan mengecupnya pelan. "Kamu mau tau gak gimana bisa Seon ada di perut kamu?"

Sunghoon bertanya yang dibalas anggukan semangat oleh Sunoo. Tangan Sunoo melingkar di leher Sunghoon, mengecup pelan pipi tirus Sunghoon. "IYA!!"

"Tapi kamu janji jangan potong ucapan aku?" Sunghoon menunjukkan jari kelingkingnya di depan wajah Sunoo.

Sunoo menautkan kelingking mereka, "Janji."

Sunghoon mencium pipi kanan dan kiri Sunoo. Kembali melingkarkan tangannya di pinggang Sunoo. Sunghoon menarik nafasnya dalam-dalam sebelum bercerita.

"Dulu, kita itu sahabat yang tersembunyi di balik kata tetangga. Kamu dulu itu sering banget ngikutin aku kemanapun, dari mulai main game, tidur, belajar, makan bahkan keluar buat main juga kamu ikut. Pada suatu malam, aku ada ngumpul sama temen-temen dan kamu maksa buat ikut meskipun aku, Jay, mami, papi dan kak Soobin udah larang. Kamu tetep maksa buat ikut aku sampai nangis-nangis—"

Baby | sᴜɴsᴜɴ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang