White Wedges

1.4K 51 1
                                    

Author POV

Gracia menatap sekeliling pesta perusahaan. Sesekali ia betulkan jas yang terpasang di tubuhnya.

Pesta topeng yang diadakan untuk memeriahkan pesta ulang tahun perusahaan ini membuat dirinya kerepotan. Dia tidak memiliki dress yang pantas, jadi dia mengikuti saran adiknya untuk mengenakan jas.

Lagipula siapa yang mengusulkan membuat pesta topeng untuk acara ulang tahun perusahaan? Jatuhnya mereka seperti mengadakan pesta untuk acara anak-anak remaja, bukan untuk orang-orang berumur yang sudah menikah.

Well dia dan beberapa orang lain memang belum memiliki pasangan hidup, tapi lihatlah sekeliling, tempat ini. Hampir semua orang membawa pasangannya masing-masing, sedangkan dia hanya berdiri seperti orang bodoh mencari pasangan untuk pesta dansa nanti.

Gadis itu oleng ketika gadis lain menabraknya, seorang gadis dengan dress selutut berwarna biru, wedges putih yang begitu cocok di kakinya yang mungil. Hairpin berwarna putih yang menghiasi kepala gadis itu membuat rambut gadis itu terlihat begitu mewah.

Dengan topeng di wajah gadis itu
"Aaah maaf." ucap gadis itu.

"It's okay." jawab Gracia singkat.

Gracia menatap gadis yang kini fokus pada ponsel di tangannya dan menoleh ke sana sini beberapa kali. Lalu tak lama dia menghela nafas kasar.

"Eh, kamu sendirian di sini?" gadis itu bertanya pada Gracia dan hanya ia balas dengan anggukan singkat.

"Kebetulan deh, jadi pasangan pesta dansaku, ya." ajak gadis itu santai.

"Hah?" Gracia berdiri linglung. Ini sangat tiba-tiba, gadis itu baru saja menabraknya dan dengan santainya mengajaknya berdansa?

"Udah ga usah banyak mikir. Ayo, udah mau mulai tuh." dengan cepat gadis itu meraih tangan Gracia dan menariknya menuju pusat acara.

Gadis itu menggerakkan tangan Gracia untuk ikut berdansa dengannya hingga akhirnya Gracia pasrah dan mulai mengikuti gerakan gadis asing itu.

Keduanya berdansa dengan khidmat, bergerak sesuai irama musik yang terputar. Gerakan selaras seolah mereka benar-benar menjadi pasangan.

Mereka begitu menikmati Alunan lagu itu tanpa sadar, gerakan selaras keduanya berhasil menarik banyak pasang mata di sana.

Keduanya seakan terhipnotis oleh satu sama lain sehingga seolah mereka bergerak dengan kesamaan rasa mereka pada musik.

Gracia sendiri mengakui dalam hati kalau dia tertarik pada gadis itu. Dirinya seolah terikat oleh gadis di hadapannya. Dia terpikat pada gadis yang bahkan dia tidak tahu siapa.

Gracia menarik pinggang gadis itu, menempelkan tubuh mereka dengan rapat. Begitu juga sang gadis yang menahan tubuh Gracia dengan kedua tangannya.

Tanpa sadar, wajah mereka mendekat, memberikan sedikit lumatan satu sama lain sebelum akhirnya saling menjauhkan wajah mereka untuk menutup dansa mereka.

Keduanya terengah, menatap mata satu sama lain dalam diam. Keduanya tersadar saat gemuruh tepuk tangan memenuhi ballroom. Dengan reflek mereka melepaskan satu sama lain dengan cepat

Namun, karena gerakan cepat yang mendadak, gadis itupun oleng. Beruntung Gracia dengan cepat kembali menarik gadis itu ke pelukkannya. Gadis itu meringis, merasakan sakit pada kaki kirinya yang sepertinya terkilir.

Gracia mengangkat tubuh gadis itu, membawanya ke sebuah bangku yang berada di ujung ruangan. Dilepaskannya wedges putih milik gadis itu, lalu diurutnya pelan membuat gadis itu meringis.

"Ini kesleo, tapi ga parah. Tar sampe rumah dikompres, lusa pas masuk kerja udah oke paling." ucap Gracia tanpa menatap gadis itu.

Gadis itu mengangguk, ia raih ponselnya, menelpon seseorang untuk menghampirinya. Tak lama dua orang gadis lainnya datang mendekat ke arah mereka.

ONE SHOOT JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang