[5.] Ancaman Kepada Keluarga Guerneva

612 27 2
                                    


Gio sama sekali tidak dapat menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Damian. Sejak semalam banyak spekulasi-spekuliasi dalam benaknya pasal Damian yang masih berada di Swiss. Praduga yang entah benar atau salah. Yang jelas Gio belum bisa tenang selagi Damian masih ada di negara ini.

Sejak kemarin sudah diwanti-wanti oleh anak buahnya guna memantau Damian. Namun tidak dapat hasil apapun. Justru kehilangan jejak di pertengahan jalan. Ada banyak tempat yang disinggahi oleh Damian, yang memang benar tujuannya adalah bisnis.

Tidak sesuai dengan apa yang Gio takutkan.

Tapi apa iya, hanya itu?

Perasaan Gio tidak tenang. Namun pagi ini ia harus kembali ke kantor karena ada masalah di pekerjaan. Kedatangan Damian yang terkesan mendadak membuat semua pekerjaan Gio berantakan. Tidak bisa fokus dengan apa yang harus ia lakukan.

Semalam saja saat menjemput Anya, dengan berhati-hati tanpa menimbulkan kecurigaan. Ia mengamati serta memeriksa apakah Anya baik-baik saja atau tidak.

"Good morning, Papa."

Gio tengah melamun, tanpa sadar terdiam tak membalas sapaan dari anak gadisnya.

Anya mengerutkan dahi. Ia berjalan ke arah kulkas mencari susu sambil memperhatikan Ayahnya.

"Papa?"

"Are you okay?"

"Papa?!"

Gio seketika mengerjabkan kedua katanya. Ia sedikit panik melihat Anya menatap dirinya begitu lekat. "Good morning, little princess."

"Papa baik-baik saja?"

"Ya, I'm fine. Don't worry. Bagaimana tidurmu, nyenyak?"

"Sangat nyenyak, dan jangan coba mengalihkan pembicaraan. Papa terlihat begitu mengkhawatirkan. Apa ada masalah dipekerjaan?" tanya Anya lagi. Kali ia sudah duduk di kursi berhadapan dengan ayahnya.

Ada, jawab Gio dalam hatinya. Masalah itu bukan datang dari pekerjaan. Namun menyangkut masalah Anya.

"Tidak ada. Hanya pekerjaan begitu menumpuk sekarang. Jadi Papa tengah memikirkannya. Kau tidak perlu khawatir. Papa sudah memiliki rencana sekarang."

"Apa kau akan pergi ke toko lagi?" tanya balik Gio.

"Hari ini aku mendadak malas, Papa. Kemarin aku tutup sedikit melebihi jam. Jadi mungkin hari ini akan di rumah saja. Biarkan karyawan yang menjaga toko."

Bagus. Dengan begitu Gio tidak perlu khawatir jika meninggalkan Anya di rumah sendirian. Persentase antara Anya bertemu dengan Damian begitu sedikit. Kemungkinan besar keduanya tidak akan pernah bertemu. Terkecuali jika Anya tengah berjaga di kedainya sekarang.

Mungkin Gio melupakan sebuah fakta. Jika di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Presentase sekecil apapun, jika Tuhan mengatakan untuk keduanya bertemu. Baik Gio setuju maupun tidak setuju, maka akan tetap bertemu.

Bukan Gio yang mengatur segalanya. Gio hanyalah pemain dari takdir yang ditentukan oleh Tuhan sebagai pengendali manusia dengan garisan hidupnya.

•°♣️°•

•°♣️°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang