04. membantu hantu?

718 63 7
                                    

Berangkat sekolah diantarkan oleh supir seperti biasa, dan seperti biasa juga Diksa dan Naresh berangkat sendiri sendiri.

Mereka memang tidak pernah akrab tapi itu hanyalah kemauan Naresh, meski mereka satu rumah Naresh tidak pernah menganggap Diksa ada.

Saat Diksa sedang berjalan, dia bertemu dengan sesosok hantu dengan tubuh koyak di dan menangis berjalan seperti zombie.

Diksa mencoba mengacuhkannya, dia tau bahwa hantu itu menyadari Diksa melihatnya dia akan dalam masalah besar.

"Kak Diksa"

Diksa yang ingin memakai sebuah headbund itu terhenti mendengar panggilan dari Jicel, dia membalikkan badannya menatap Jicel yang tengah berlari kearah dia sembari melambaikan tangan.

Diksa diam saja, dia mendapatkan tatapan tajam dari seseorang di belakang Jicel. Siapa lagi kalo bukan Bara, sepertinya dia sangat tidak suka jika Jicel bersama dengan Diksa.

"Pagii" sapa Jicel di hadapan Diksa.

"Pagi juga, Jicel" jawab Diksa mengulas senyum tipis.

Sepasang mata yang sedari menatapnya tajam itu sudah tidak terasa lagi, sepertinya Bara sudah pergi dari sana.

Tapi kini dia mendapatkan tatapan kebencian dari seseorang, dia menatap kearah sampingnya yang ada keberadaan Naresh disana.

"Ngapain lagi dia"

"Mungkin kesel" jawab Diksa.

"Kesel mulu hidup, gk puas apa semalem habis marah marah gk jelas"

Diksa hanya tersenyum mendengar ocehan Marvel yang terdengar sangat kesal, dia menatap Jicel lagi yang tengah kebingungan.

"Jicel, ada apa?" Tanya Diksa.

"Jicel, gk bisa gerak"

Diksa bingung, dia tidak merasakan apapun.

"Gunain penglihatan lain lo Sa"

Diksa menurut, dia menutup satu katanya hingga akhirnya dia tersentak kaget, bagaimana bisa hantu atau arwah gentayangan tadi sedang mencekal kaki Jicel.

"Bisa melihatku?"

Dia merangkak ingin menaiki tubuh Jicel, dengan gerakan kilat Diksa mencoba menarik Jicel kedekapannya.

"Tolong kembali ke akhirat dengan tenang, jangan menganggu manusia" ucap Diksa mendekap erat Jicel.

"Tidak akan sebelum ada yang menemukanku"

"Aku tidak ingin berurusan dengan seseorang yang telah tiada, kembalilah ke duniamu" jawab Diksa.

"Aku akan mencelakainya jika kamu tidak membantuku"

"Kau mengancamku?" Diksa tidak habis pikir dengan hantu yang satu ini, bagaimana bisa dia mengancam Diksa ingin mencelakai Jicel.

"Aku hanya membutuhkan bantuan"

"Diksa, apa gk bisa kita bantu aja? Barangkali emang dia cuman butuh itu" Marvel.

"Gue paling males yang namanya berurusan sama arwah gentayangan gini, lo bisa dibikin gila Vel" jawab Diksa.

"Kak Diksa, ada yang butuh bantuan?" Jicel mendongakkan kepalanya menatap Diksa.

"Emm" jawab Diksa ragu ragu dengan mengangguk.

"Hantu?" tanyanya kembali.

"Iya hantu"

"Bantuin aja, nanti Jicel juga bantuin kak Diksa sebisa Jicel"

We Are Different [ Nosung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang